Jika Sudah Vaksinasi, Masih Bisakah Terinfeksi COVID-19? Ini Kata Epidemiolog

Kamis, 14 Januari 2021 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak Rabu (13/1). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang disuntik vaksin corona Sinovac di Istaba Negara.

Vaksin Sinovac sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Senin (11/1). BPOM menyatakan Sinovac menunjukkan efikasi vaksin sebesar 65,3 persen.

Baca Juga

Istana Cuma Nasehati Raffi Ahmad yang Hadiri Acara Pesta Usai Vaksinasi COVID-19

Namun, dengan adanya vaksin corona ini masyarakat juga masih meragukan dan bertanya, mungkinkah setelah vaksin masih bisa terpapar COVID-19?

Menjawab hal itu, Epidemiolog dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Defriman Djafri menuturkan, orang yang sudah divaksin masih bisa tertular virus corona.

"Kemungkinan dia terinfeksi juga ada, kalau tidak mematuhi protokol kesehatan meskipun telah divaksin," ujarnya pada Kamis (14/1)

Epidemiolog dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Defriman Djafri
Epidemiolog dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Defriman Djafri. Foto: ANTARA

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand tersebut menjelaskan orang yang sudah divaksin namun terinfeksi COVID-19 dikarenakan antibodi belum terbentuk dalam tubuh pascadisuntik vaksin.

Perlu dipahami, lanjut dia, sebagaimana dikutip Antara, setidaknya butuh waktu 14 hari pascadisuntik vaksin agar antibodi atau kekebalan dalam tubuh terbentuk dengan maksimal.

Oleh sebab itu, jangan sampai ada anggapan bila telah divaksin maka akan langsung kebal terhadap virus. Padahal, kinerja vaksin dalam tubuh juga memerlukan waktu.

Menurut Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Provinsi Sumatera Barat tersebut kesalahpahaman itu bisa saja terjadi di masyarakat maka perlu diantisipasi sedini mungkin.

Selain itu, vaksin Sinovac sebanyak tiga juta dosis yang ada belum diketahui apakah bisa menyesuaikan dengan mutasi COVID-19 jenis baru.

"Sebab vaksin dibuat dengan varian yang lama. Lalu pertanyaannya apakah mutasi virus ini sudah diantisipasi vaksin Sinovac," katanya.

Lebih jauh, hal itu setidaknya butuh kejelasan dan vaksinolog merupakan orang yang bisa menjawab persoalan tersebut, katanya.

Panglima
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat vaksinasi COVID-19 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/1). Foto: Sekretariat Presiden

Pada intinya, meskipun vaksinasi telah dimulai pada Rabu (13/1) penerapan protokol kesehatan tetap wajib harus dilakukan oleh masyarakat.

Tidak cukup hanya memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak, Defriman menambahkan dua hal lain yakni membatasi mobilitas sosial serta menambah rutinitas mandi harus dilakukan agar lebih optimal. (*)

Baca Juga

Setelah Raffi, Giliran Ariel Noah Disuntik Vaksin COVID-19

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan