Hari Jum’at, Orang Maiyah Berkumpul

Kamis, 10 November 2016 - Zulfikar Sy

Mengaku egaliter, menyeluruh, istiqomah dan simultan, orang Maiyah sudah tumbuh selama dua dekade, membersamai masyarakat Indonesia, kemudian merangkul semua elemen lintas agama, lintas suku, lintas generasi, lintas strata ekonomi. Orang Maiyah menjahit itu semua dalam satu wadah. 

Hari Jum’at orang Maiyah yang tumbuh di 31 simpul dan lingkar Maiyah dari beberapa kota di Indonesia akan mengikrarkan diri untuk bersedekah kepada Indonesia.

Pengumpul orang Maiyah, Emha Ainun Najib, memberikan gagasan untuk mengambil metode Jurus Jalan Panjang, Perjuangan panjang dengan nafas panjang, berfikir panjang, berhitung lengkap, energi simultan, stamina tangguh, tidak sumbu pendek.

Itulah diantara perjuangan nilai-nilai Maiyah yang disebut sebagai Rakaat Panjang, perjuangan nilai-nilai yang membutuhkan kontinyuitas dengan medan perang yang beragam.

Hari Jum’at orang Maiyah akan mengagendakan presentasi kebangsaan dimana amburadulnya batas-batas tugas dan fungsi sosial kontrol telah terjadi.

Orang Maiyah ingin mengajak semua komponen bangsa benar-benar menyadari bahwa hanya kekuasaan Allah lah yang sanggup menyelamatkan Indonesia dari kehancuran yang sudah ada di depan mata. Indonesia tidak boleh sombong menyatakan diri bahwa ia mampu mengatasi semua ini.

Karena itu orang Maiyah akan mengingatkan bahwa Rakaat Panjang akan menjadi kuda-kuda bangsa. Bangunan dan syarat yang harus disiapkan, yaitu ketulusan untuk tidak memiliki peran apapun di negeri ini, selain peran-peran yang diberikan oleh Allah SWT kepada tiap-tiap orang.

Emha berusaha mengajak untuk melihat bahwa belum tentu apa yang kita anggap benar adalah sebenarnya. Begitu pun sebaliknya. Bisa saja apa yang dianggap keliru, ternyata adalah benar. 

Siapkan diri untuk bergabung bersama orang Maiyah dalam Rakaat Panjang. (dsyamil)

BACA JUGA 

  1. Heboh Puisi Emha Ainun Najib Rela Dianggap Kafir
  2. Sejarahwan Solo Sayangkan Eksekusi Rumah Budayawan oleh Pemprov Jateng
  3. Pesan Budayawan untuk Para Politikus Gaduh

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan