Air Bersih Sangat Penting, Jaga Agar Tidak Tercemar
Selasa, 23 Maret 2021 -
AIR bersih sangat penting untuk menunjang keberlangsungan hidup manusia. Namun, krisis air bersih masih melanda dunia. Salah satunya di Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, hanya sekitar 74% penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap air bersih. Angka tersebut semakin menurun untuk penduduk di luar daerah metropolitan.
Baca juga:
Tanpa adanya persediaan air bersih, maka higienitas sulit terjaga dengan baik. Terlebih kondisi pandemi yang menuntut kita untuk rajin menjaga sanitasi dengan air bersih.
Selain itu, ada sejumlah kasus pencemaran air yang juga menimbulkan keresahan. Dampaknya tidak hanya merugikan manusia saja, tetapi makhluk hidup lain seperti flora dan fauna. Lalu, apa yang dapat kita lakukan?
Menurut Ruangguru, ini dampak pencemaran air dan bagaimana cara menanggulanginya
1. Banjir

Banjir sering terjadi di Indonesia akibat banyaknya volume air yang tidak dapat tertampung sehingga merendam daratan bahkan pemukiman warga. Selain pemukiman warga yang terendam, banjir juga menimbulkan penyakit dan menelan korban jiwa.
Penyebab banjir bukan hanya berasal dari curah hujan yang meningkat, melainkan dari penyumbatan aliran sungai akibat sampah-sampah yang menumpuk di air sungai.
Untuk mencegahnya, kita perlu melakukan beberapa upaya antara lain seperti melakukan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) sampah rumah tangga, menormalisasi sungai untuk mengembalikan fungsi sungai, membuat dan mengembalikan fungsi drainase, membuat biopori, dan yang terakhir membuat ruang terbuka hijau.
Kita juga dapat berkontribusi dengan cara sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan di saluran air, menanam pohon di sekitar rumah, dan membuat saluran air yang baik.
2. Eutrofikasi

Eutrofikasi adalah banyaknya nutrisi terlarut seperti fosfat dan nitrogen di dalam air yang dapat merangsang pertumbuhan tumbuhan air. Eutrofikasi disebabkan oleh penumpukan nitrogen dan fosfat di perairan yang berasal dari limbah pupuk, deterjen, dan limbah kotoran peternakan. Akibatnya, kadar oksigen di dalam air akan berkurang.
Baca juga:
Cara menanggulangi eutrofikasi beragam. Kamu dapat memulai dengan mengontrol untuk mengurangi limbah fosfat di lingkungan, mengurangi penggunaan pupuk fosfat agar tidak berlebihan, dan melakukan bioremediasi atau penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan.
3. Penurunan kualitas air

Menurunnya kualitas air dapat dilihat dari perubahan derajat keasaman atau pH, perubahan WRB (Warna, Rasa, dan Bau), kandungan mikroorganisme yang tinggi (E.coli), timbulnya endapan dan bahan terlarut.
Hal tersebut disebabkan oleh limbah industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah peternakan. Akibatnya, air tidak dapat dikonsumsi, ekosistem perairan terganggu, menimbulkan penyakit seperti diare dan gatal-gatal, menyebabkan keracunan, dan mengganggu estetika lingkungan.
Cara mengatasi penurunan kualitas air ialah dengan merawat lingkungan perairan. Kamu dapat membuat kolam stabilisasi dan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).
Untuk dapat mempelajari materi tentang air, kamu bisa belajar di ruangbelajar oleh Ruangguru. Pilih mata pelajaran Biologi, lalu klik bab tentang air. Selamat belajar. (ikh)
Baca juga:
Manfaat Minum Air Putih Ternyata Lebih Besar dari Apa yang Pernah Kamu Ketahui