Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum


Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum.(foto: Instagram @nobelprize)
MERAHPUTIH.COM — TIGA ilmuwan ditetapkan sebagai penerima Hadiah Nobel Fisika tahun ini. John Clarke, Michel H Devoret, dan John M Martinis dianugerahi Hadiah Nobel atas penelitian mereka di bidang mekanika kuantum yang membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
“Tidak ada teknologi canggih yang digunakan saat ini yang tidak bergantung pada mekanika kuantum, termasuk ponsel, kamera, dan kabel serat optik,” kata Komite Nobel dalam pengumuman mereka.
Pengumuman penghargaan dilakukan Royal Swedish Academy of Sciences dalam konferensi pers di Stockholm, Swedia. “Secara halus bisa dikatakan, ini kejutan terbesar dalam hidup saya,” ujar Profesor John Clarke, yang lahir di Cambridge, Inggris, dan kini bekerja di University of California, Berkeley, dikutip BBC.
Michel H Devoret, yang lahir di Paris, Prancis, merupakan profesor di Yale University, sedangkan John M Martinis mengajar di University of California, Santa Barbara. Ketiganya akan berbagi hadiah sebesar 11 juta krona Swedia (sekitar Rp 17 miliar).
Baca juga:
Netanyahu Sebut Nominasikan Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian, begini Peluang Terpilihnya
Eksperimen nan Mengubah Dunia
Komite Nobel mengakui penelitian terobosan yang dilakukan ketiga ilmuwan itu dalam serangkaian eksperimen pada 1980-an terkait dengan sirkuit listrik, khususnya dalam penemuan tunneling kuantum makroskopik dan kuantisasi energi dalam sirkuit listrik.
Meski terdengar rumit, penemuan tersebut memiliki dampak besar dan luas. Banyak perangkat elektronik modern yang bergantung pada penemuan tersebut. Hasil penelitian itu kini menjadi dasar dalam pengembangan komputer kuantum. “Ini merupakan sesuatu yang mengarah pada pengembangan komputer kuantum. Banyak orang yang kini bekerja di bidang tersebut, dan penemuan kami menjadi dasarnya dalam banyak hal,” ujar Clarke.
Ia mengaku terkejut bahwa pekerjaannya empat dekade lalu kini dianggap layak untuk penghargaan paling bergengsi di dunia sains. “Saya benar-benar terpana. Saat itu, kami sama sekali tidak menyangka bahwa penelitian ini bisa menjadi dasar bagi Hadiah Nobel,” katanya.
Mekanika kuantum mempelajari perilaku partikel sangat kecil di dunia subatomik, seperti elektron. Clarke dan timnya meneliti bagaimana partikel-partikel ini tampak melanggar hukum fisika klasik, misalnya dengan menembus penghalang energi yang secara teori tidak mungkin dilewati. Fenomena ini disebut tunneling kuantum.
Dengan efek tunneling ini, elektron mampu menyelusup melalui penghalang energi. Penelitian mereka menunjukkan fenomena ini dapat direplikasi bukan hanya di dunia kuantum, melainkan juga dalam sirkuit listrik di dunia nyata.
Pengetahuan ini kemudian dimanfaatkan untuk menciptakan cip kuantum modern. “Ini menjadi kabar luar biasa dan sangat pantas,” ujar Profesor Lesley Cohen, Associate Provost di Departemen Fisika Imperial College London.
“Penelitian mereka telah meletakkan dasar bagi pengembangan qubit superkonduktor, salah satu teknologi utama dalam perangkat keras komputasi kuantum,” imbuhnya.(dwi)
Baca juga:
Dua Ilmuwan Pencipta Jaringan Saraf Tiruan Raih Hadiah Nobel Fisika
Bagikan
Berita Terkait
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum

Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Netanyahu Sebut Nominasikan Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian, begini Peluang Terpilihnya

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
