Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum

Dwi AstariniDwi Astarini - 2 jam, 10 menit lalu
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum

Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum.(foto: Instagram @nobelprize)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM — TIGA ilmuwan ditetapkan sebagai penerima Hadiah Nobel Fisika tahun ini. John Clarke, Michel H Devoret, dan John M Martinis dianugerahi Hadiah Nobel atas penelitian mereka di bidang mekanika kuantum yang membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.

“Tidak ada teknologi canggih yang digunakan saat ini yang tidak bergantung pada mekanika kuantum, termasuk ponsel, kamera, dan kabel serat optik,” kata Komite Nobel dalam pengumuman mereka.

Pengumuman penghargaan dilakukan Royal Swedish Academy of Sciences dalam konferensi pers di Stockholm, Swedia. “Secara halus bisa dikatakan, ini kejutan terbesar dalam hidup saya,” ujar Profesor John Clarke, yang lahir di Cambridge, Inggris, dan kini bekerja di University of California, Berkeley, dikutip BBC.

Michel H Devoret, yang lahir di Paris, Prancis, merupakan profesor di Yale University, sedangkan John M Martinis mengajar di University of California, Santa Barbara. Ketiganya akan berbagi hadiah sebesar 11 juta krona Swedia (sekitar Rp 17 miliar).

Baca juga:

Netanyahu Sebut Nominasikan Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian, begini Peluang Terpilihnya



Eksperimen nan Mengubah Dunia



Komite Nobel mengakui penelitian terobosan yang dilakukan ketiga ilmuwan itu dalam serangkaian eksperimen pada 1980-an terkait dengan sirkuit listrik, khususnya dalam penemuan tunneling kuantum makroskopik dan kuantisasi energi dalam sirkuit listrik.

Meski terdengar rumit, penemuan tersebut memiliki dampak besar dan luas. Banyak perangkat elektronik modern yang bergantung pada penemuan tersebut. Hasil penelitian itu kini menjadi dasar dalam pengembangan komputer kuantum. “Ini merupakan sesuatu yang mengarah pada pengembangan komputer kuantum. Banyak orang yang kini bekerja di bidang tersebut, dan penemuan kami menjadi dasarnya dalam banyak hal,” ujar Clarke.

Ia mengaku terkejut bahwa pekerjaannya empat dekade lalu kini dianggap layak untuk penghargaan paling bergengsi di dunia sains. “Saya benar-benar terpana. Saat itu, kami sama sekali tidak menyangka bahwa penelitian ini bisa menjadi dasar bagi Hadiah Nobel,” katanya.

Mekanika kuantum mempelajari perilaku partikel sangat kecil di dunia subatomik, seperti elektron. Clarke dan timnya meneliti bagaimana partikel-partikel ini tampak melanggar hukum fisika klasik, misalnya dengan menembus penghalang energi yang secara teori tidak mungkin dilewati. Fenomena ini disebut tunneling kuantum.

Dengan efek tunneling ini, elektron mampu menyelusup melalui penghalang energi. Penelitian mereka menunjukkan fenomena ini dapat direplikasi bukan hanya di dunia kuantum, melainkan juga dalam sirkuit listrik di dunia nyata.

Pengetahuan ini kemudian dimanfaatkan untuk menciptakan cip kuantum modern. “Ini menjadi kabar luar biasa dan sangat pantas,” ujar Profesor Lesley Cohen, Associate Provost di Departemen Fisika Imperial College London.

“Penelitian mereka telah meletakkan dasar bagi pengembangan qubit superkonduktor, salah satu teknologi utama dalam perangkat keras komputasi kuantum,” imbuhnya.(dwi)

Baca juga:

Dua Ilmuwan Pencipta Jaringan Saraf Tiruan Raih Hadiah Nobel Fisika

#Sains #Hadiah Nobel #Penghargaan Nobel Fisika
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - 2 jam, 10 menit lalu
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dunia
Netanyahu Sebut Nominasikan Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian, begini Peluang Terpilihnya
Netanyahu juga menyerahkan surat yang ia klaim telah dikirim ke Komite Nobel.
Dwi Astarini - Rabu, 09 Juli 2025
Netanyahu Sebut Nominasikan Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian, begini Peluang Terpilihnya
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Bagikan