3 Ekonom Terima Hadiah Nobel atas Riset Mengenai Creative Destruction
3 Ekonom Terima Hadiah Nobel Bidang Ekonomi.(foto: Instagram @nobelprize)
MERAHPUTIH.COM — TIGA ekonom yang meneliti bidang creative destruction dianugerahi Hadiah Nobel, Senin (13/10). Joel Mokyr, Philippe Aghion, dan Peter Howitt meraih Hadiah Nobel Memorial bidang ekonomi atas penelitian mereka mengenai dampak inovasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan bagaimana teknologi baru menggantikan yang lama, sebuah konsep ekonomi kunci yang dikenal sebagai ‘kehancuran kreatif’.
Ketiga pemenang ini mewakili pendekatan yang berbeda, tapi saling melengkapi. Mokyr merupakan sejarawan ekonomi yang meneliti tren jangka panjang melalui sumber-sumber sejarah, sedangkan Howitt dan Aghion menggunakan pendekatan matematis untuk menjelaskan bagaimana creative destruction bekerja.
Mokyr, 79, ialah ekonom kelahiran Belanda yang berasal dari Northwestern University. Aghion, 69, dari College de France dan London School of Economics, dan Howitt, 79, kelahiran Kanada, dari Brown University.
Ketiga ekonom tersebut mendapat penghargaan karena berhasil menjelaskan dan mengukur lebih baik konsep creative destruction, yang menggambarkan proses ketika inovasi baru yang menguntungkan menggantikan dan menghancurkan teknologi atau bisnis lama. Konsep ini awalnya dipopulerkan ekonom Joseph Schumpeter dalam bukunya, Capitalism, Socialism and Democracy (1942).
Baca juga:
Komite Nobel menjelaskan Mokyr menunjukkan, agar inovasi dapat terus berkelanjutan, kita tidak hanya perlu tahu bahwa sesuatu dapat bekerja, tetapi juga harus memiliki penjelasan ilmiah mengapa hal itu bisa berhasil. Sementara itu, Aghion dan Howitt meneliti mekanisme di balik pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, termasuk dalam artikel pada 1992 saat mereka membangun model matematis untuk creative destruction.
Aghion juga berperan penting dalam merancang program ekonomi Presiden Prancis Emmanuel Macron saat kampanye Pemilu 2017. Baru-baru ini, ia turut memimpin Komisi Kecerdasan Buatan (AI) yang pada 2024 menyerahkan laporan berisi 25 rekomendasi untuk menjadikan Prancis sebagai kekuatan utama di bidang AI.
“Penelitian para penerima penghargaan menunjukkan pertumbuhan ekonomi tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang pasti. Kita harus menjaga mekanisme yang menopang creative destruction, agar tidak jatuh ke dalam stagnasi,” kata Ketua Komite Hadiah Nobel Ekonomi John Hassler, dikutip BBC.
Setengah dari hadiah sebesar 11 juta krona Swedia (sekitar Rp 1,8 miliar) diberikan kepada Mokyr, sedangkan sisanya dibagi antara Aghion dan Howitt. Para pemenang juga menerima medali emas 18 karat dan piagam kehormatan. Hadiah Nobel bidang ekonomi secara resmi bernama Bank of Sweden Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel. Penghargaan ini dibuat bank sentral Swedia pada 1968 sebagai penghormatan bagi Alfred Nobel, pengusaha dan ilmuwan abad ke-19 yang menciptakan dinamit dan mendirikan lima Hadiah Nobel asli.
Sejak saat itu, penghargaan ini telah diberikan 57 kali kepada total 99 penerima, hanya tiga di antaranya perempuan. Meskipun secara teknis bukan bagian dari lima Hadiah Nobel asli, Hadiah Nobel Ekonomi tetap diumumkan dan diberikan bersamaan dengan penghargaan lainnya setiap 10 Desember, bertepatan dengan hari wafat Alfred Nobel pada 1896.
Pengumuman pemenang Hadiah Nobel lainnya minggu lalu meliputi bidang kedokteran, fisika, kimia, sastra, dan perdamaian.(dwi)
Baca juga:
Pemimpin Oposisi Venezuela Maria Corina Machado Raih Hadiah Nobel Perdamaian
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Subianto Yakin Ekonomi Indonesia Tetap Tenang dan Mampu Bertahan dari Gempuran Perang Dagang
Dorong Ekonomi Nasional Jelang Nataru, Pemerintah Siapkan 3 Program Salah Satunya Diskon Belanja
Pengusaha Diminta Jadi Kakak Asuh Koperasi Merah Putih, Pertumbuhan Tidak Dinikmati Segelintir Orang
Jokowi Pidato Forum Bloomberg New Economy Forum 2025, Paparkan Revolusi Ekonomi Cerdas
BPS Rekrut 190 Ribu Orang Buat Sensus Ekonomi 10 Tahunan
PKB Dukung Langkah Prabowo Perkuat Ekosistem Koperasi, Bentuk Nyata Wujudkan Pasal 33
Banggar DPR Ingatkan Pemerintah Tak Tergesa Laksanakan Redenominasi Rupiah
Kebijakan Ini Diyakini Airlangga Pada Kuartal VI 2025 Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Menko Yusril Akui Ada Penegakan Hukum Perparah Ketidakadilan Ekonomi