Wacana Gunakan Rektor Asing Rendahkan Guru Besar di Perguruan Tinggi
Kampus Universitas Gajahmada Yogyakarta (Antara/Istimewa)
Merahputih.com - Wacana Menristekdikti Muhammad Nasir menggunakan rektor asing pimpin perguruan tinggi mendapat penolakan dari banyak pihak yang dinilai merendahkan bangsa Indonesia, terutama para guru besar di perguruan tinggi ternama.
"Banyak putra bangsa Indonesia yang telah lulus program doktor dari perguruan tinggi di mancanegara dan saat ini menjadi guru besar maupun ahli," ujar Pengamat politik Jerry Massie, Rabu (7/8).
Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies ini menyentil soal perhatian pemerintah terhadap fasilitas di perguruan tinggi yang dinilai kurang diperhatikan.
Baca Juga: Demi Impor Rektor dari Luar Negeri, Menristekdikti Siap Rombak Aturan
Untuk menaikkan peringkat perguruan tinggi, menurut dia, tidak harus mendatangkan rektor asing, tapi meningkatkan fasilitas serta kualitas proses belajar-mengajar di kampus tersebut.
Jerry melihat, masih banyak perguruan tinggi di Indonesia yang fasilitasnya belum optimal, seperti sistem pembelajaran dan laboratorium.
"Indonesia banyak memiliki guru besar dan para ahli yang mampu memimpin perguruan tinggi dengan baik, kenapa mewacanakan mendatangkan rektor asing?," katanya.
Sehingga, ia mengusulkan agar Pemerintah lebih memberdayakan putra bangsa yang berpotensi dari pada mewacanakan mendatangkan tenaga asing untuk menjadi rektor perguruan tinggi di Indonesia.
"Banyak putra bangsa Indonesia yang berpotensi dan berprestasi di dunia internasional. Hendaknya pemerintah lebih fokus memberdayakan putra bangsanya, sekaligus memberikan dukungan penuh untuk kemajuan perguruan tinggi," kata Jerry Massie.
Berdasarkan data QS World University Rankings 2020 terhadap 1.000 perguruan tinggi di dunia, ada lima perguruan tinggi terkenal di Indonesia yang masuk dalam ranking dunia tersebut dan mengalami peningkatan.
Baca Juga: Jokowi Izinkan Rektor Asing Pimpin Perguruan Tinggi
Dari lima perguruan tinggi teratas, sebagaimana dikutip Antara, hanya Universitas Indonesia (UI) yang mengalami penurunan, yakni dari peringat 292 pada 2019 menjadi peringkat 296 pada 2020. Sedangkan, empat perguruan tinggi lainnya meningkat antara lain yakni, Universitas Gajahmada naik dari peringkat 391 menjadi peringkat 320. Institut Teknologi Bandung (ITB naik dari peringkat 359 menjadi peringkat 331. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Investor Bodong WNA Pakai Alamat Pegadaian di Tangerang, Imigrasi Perketat Cek Fisik Lapangan
Kuota Beasiswa Internasional Bakal Naik, Perluas Kerja Sama Kampus Indonesia Dengan Luar Negeri
Prabowo Jadikan WNA Bos BUMN, Pengamat: Bukti Kualitas Pejabat BUMN Sekarang Tidak Kompeten
WNA Boleh Pimpin BUMN, Kejagung Sebut Tetap Bisa Diproses Hukum jika Rugikan Negara
Kejagung Tegaskan WNA Bos BUMN tidak Kebal Hukum di Indonesia, Apalagi Kasus Korupsi
KPK Tegaskan WNA yang Pimpin BUMN Tetap Wajib Lapor LHKPN dan Bisa Diusut jika Korupsi
Tanggapi Kasus Jantung WNA Australia yang Tertinggal di Bali, Komisi IX DPR: Pelanggaran Serius dan Harus Diusut!
Bukan Korea, Ini WNA yang Paling Sering Menikahi Perempuan Indonesia
Situasi Indonesia Panas, Rektor UMJ: Perbedaan Pandangan Jangan Berujung Kekerasan
Penumpang Internasional Wajib Isi All Indonesia Demi Keamanan Mulai 1 September