Usaha Lain Terpuruk, 10 Perusahaan Ini Jadi Pemberi Dividen Terbesar

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Senin, 24 Agustus 2020
Usaha Lain Terpuruk, 10 Perusahaan Ini Jadi Pemberi Dividen Terbesar

Ilustrasi pegerakan saham. (Foto: Antara).

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Krisis virus corona atau COVID-19, yang melanda dunia, bukan hanya berdampak pada kesehatan masyarakat. Namun, kinerja keuangan perusahaan dunia pun mengalami penurunan drastis.

Bahkan, pada tahun ini diprediksi hampir seluruh perusahaan global memangkas pembayaran dividen antara 17-23 persen tahun, yang diperkirakan mencapai 400 miliar dolar AS,

Dilansir dari Antara, Fund Manager Janus Henderson menegaskan, kondisi ini, menjadi yang terburuk sejak 2009. Hampir semua perusahaan diberbagai kawasan mengalami penurunan pembayaran, kecuali Kanada.

"Di seluruh dunia, 27 persen perusahaan memotong dividen mereka, sementara Eropa yang terkena dampak paling parahm lebih dari setengahnya melakukannya dan dua pertiga dari mereka membatalkannya secara langsung," tulis Janus Henderson dalam laporan yang diterbitkan pada Senin (24/8).

Baca Juga:

Melihat Potret Kehidupan Selama Pandemi COVID-19 di Museum Jepang

Tahun 2020, menurutnya, akan menjadi hasil terburuk untuk dividen global sejak krisis keuangan global, dividen global utama turun 17 persen dalam skenario atau dengan skenario terbaik membayar 1,18 triliun dolar AS dan skenario terburuk jatuh 23 persen atau hanya 1,10 triliun dolar AS.

Berbagai sektor yang mengalami penurunan diantaranya perbankan, yang menyumbang setengah dari pengurangan atau 45 persen penurunan dividen kuartal kedua Eropa menjadi 77 miliar dolar AS.

Lalu, perusahaan minyak yag terpukul parah oleh kemerosotan harga komoditas, perusahaan consumer discretionary akibat penguncian pemerintah juga. Namun, dividen perusahaan teknologi dan telekomunikasi dan perawatan kesehatan relatif tidak terpengaruh, atau naik 1,8 persen dan 0,1 persen pada basis yang mendasarinya.

Pergerakan saham
Ilustrasi pergerakan saham. (Foto: Antara)

Ketahanan teknologi besar telah membantu Microsoft dan Apple masuk ke dalam jajaran sepuluh besar pembayar dividen dunia untuk pertama kalinya tahun ini. Daftar itu masih dipuncaki oleh Nestle, diikuti oleh Rio Tinto, dan China Mobile Limited. Berikutnya, Allianz SE, Sanofi, Microsoft Corporation, AT&T Inc, Exxon Mobil Corp, Toyota Motor Corporation, dan Apple Inc.

"Mungkin kita akan melihat peningkatan dari beberapa bagian di sektor teknologi. Ada banyak neraca yang sangat kuat di area itu," Ujar Kepala Pendapatan Ekuitas Global Janus Henderson, Ben Lofthouse.

Baca Juga:

Indonesia Urutan Ke-23 Dunia Sebaran Kasus COVID-19

#Pemulihan Ekonomi #Krisis Ekonomi
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi
Pengamat Ekonomi sebut fenomena ini bukan sekadar tren sosial, melainkan gejala struktural ekonomi yang mengkhawatirkan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 24 Juli 2025
Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi
Indonesia
Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia
Ekonomi Indonesia akan terdampak secara signifikan jika eskalasi di kawasan Timur Tengah terus berlanjut.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 26 Juni 2025
Guru Besar UI: Perang Iran - Israel Bisa Picu Krisis Ekonomi di Indonesia
Indonesia
Sidang Ekonomi PUIC-19, DPR Dukung Pemberdayaan Pemuda, Perlindungan Lingkungan, dan Konservasi Air
DPR mendorong penguatan kerangka hukum dan kebijakan untuk menjamin konservasi air
Angga Yudha Pratama - Rabu, 14 Mei 2025
Sidang Ekonomi PUIC-19, DPR Dukung Pemberdayaan Pemuda, Perlindungan Lingkungan, dan Konservasi Air
Indonesia
Luhut Sebut Wajar Terjadi Penurunan Ekonomi, Minta Tidak Saling Menyalahkan
Salah satu faktor utama perlambatan kali ini adalah kontraksi konsumsi pemerintah. Maka dari itu, kata Luhut, percepatan belanja negara menjadi kunci.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 07 Mei 2025
Luhut Sebut Wajar Terjadi Penurunan Ekonomi, Minta Tidak Saling Menyalahkan
Indonesia
Komisi XI DPR: Pertumbuhan Melambat, Pemerintah Harus Segera Koreksi Arah
Mesin utama pertumbuhan, yakni konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah, mengalami perlambatan bersamaan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 06 Mei 2025
Komisi XI DPR: Pertumbuhan Melambat, Pemerintah Harus Segera Koreksi Arah
Indonesia
Sekjen Gerindra Sebut Megawati Ajarkan Prabowo soal Pemulihan Ekonomi
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, Megawati Soekarnoputri mengajarkan Prabowo soal pemulihan ekonomi.
Soffi Amira - Rabu, 09 April 2025
Sekjen Gerindra Sebut Megawati Ajarkan Prabowo soal Pemulihan Ekonomi
Indonesia
Tsunami Tarif AS Mengancam Ekspor, DPR RI Desak Pemerintah Selamatkan Ekonomi Nasional!
Adies juga menekankan pentingnya diplomasi dan negosiasi dengan AS
Angga Yudha Pratama - Selasa, 08 April 2025
Tsunami Tarif AS Mengancam Ekspor, DPR RI Desak Pemerintah Selamatkan Ekonomi Nasional!
Indonesia
Pemerintah Didesak Percepat Stimulus untuk Meredam Dampak Gejolak Ekonomi
Investor butuh kepastian kebijakan, sementara masyarakat butuh kepastian ekonomi
Angga Yudha Pratama - Kamis, 20 Maret 2025
Pemerintah Didesak Percepat Stimulus untuk Meredam Dampak Gejolak Ekonomi
Indonesia
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diminta Manfaatkan Momentum Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
BPS juga tunjukkan Rasio Gini kita lima tahun terakhir stagnan di angka 0,379-0,381
Angga Yudha Pratama - Kamis, 24 Oktober 2024
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diminta Manfaatkan Momentum Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Prabowo Diharap Bawa Peringkat Ekonomi Indonesia 'Meroket'
Di antara negara-negara dengan ekonomi besar, di tahun itu Indonesia akan bergabung dengan Cina, India, dan Amerika Serikat
Angga Yudha Pratama - Minggu, 20 Oktober 2024
Prabowo Diharap Bawa Peringkat Ekonomi Indonesia 'Meroket'
Bagikan