Melihat Potret Kehidupan Selama Pandemi COVID-19 di Museum Jepang
 Leonard  - Senin, 24 Agustus 2020
Leonard  - Senin, 24 Agustus 2020 
                Untuk memberi tahu generasi mendatang tentang pandemi. (Foto: Unsplash/Tai's Captures)
ARTEFAK sederhana dari kehidupan sehari-hari selama pandemi ini sekarang bisa ditemukan di Museum Sejarah Urahoro, Hokkaido, Jepang.
Kurator Museum itu, Makoto Mochida, mengatakan museum ini memiliki kumpulan barang yang terlihat seperti tumpukan sampah. Tujuannya untuk mengajarkan generasi masa depan bagaimana rasanya hidup di zaman COVID-19. "Saya sangat terpesona dengan bagaimana berbagai hal berhubungan dengan banyak orang," kata Mochida.
Baca juga:
Pertama, Bandara Internasional Dubai Gunakan Jasa Anjing Pelacak Virus Corona
 
Lalu terdapat dokumen yang menunjukkan bagaimana anak-anak diajarkan untuk beralih ke sekolah online. Ada juga instruksi lengkap dengan diagram, tentang cara membuat masker wajah dari sapu tangan. Sejauh ini, terdapat ratusan benda yang telah dikumpulkan setelah dikeluarkannya pengumuman ke warga terkait pandemi.
Setelah pandemi flu Spanyol tahun 1918-1919 yang menewaskan lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia, surat dan buku harian memberikan wawasan tentang bagaimana kehidupan sehari-hari saat itu.
Tetapi sekarang ini komunikasi analog itu telah lenyap. "Dan versi digital mereka, seperti email dan postingan media sosial, semuanya hilang di lautan dunia maya," papar Mochida.
Baca juga:
Islandia Perkenalkan 'Pengujian Ganda' Kepada Semua Pelancong
 
Dia merencanakan pameran besar dari penemuannya pada Februari mendatang untuk menindaklanjuti pameran kecil yang sekarang diadakan di museum perpustakaan Urahoro. Pameran ini menunjukkan bagaimana masker wajah telah berevolusi hanya dalam waktu singkat.
Pada awalnya, masker wajah sulit ditemukan di toko-toko Jepang. Varietas buatan tangan, dibuat dari kemeja dan stoking lama. Kemudian muncul inovasi seperti masker penutup yang memungkinkan untuk makan dan minum.
Kasus COVID-19 telah berkembang di Jepang, namun belum mencapai tingkat terparah seperti yang dialami AS, Brasil, dan sebagian Eropa.
Urahoro belum mencatat satu kasus pun. Awalnya, masyarakat menepis wabah tersebut. Kemudian ketakutan mulai menjalar, terutama di Tokyo.
Kemudian datanglah penyesuaian. Untuk kota kecil, makanan take away telah menjadi peraturan setelah restoran melarang dine-in. (lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
JO1 Rilis EP 'Handz In My Pocket', Jadi Simbol Kepercayaan dan Potensi Diri
 
                      Profil Sanae Takaichi, dari Drummer Band Metal hingga Jadi Perempuan Pertama Jabat Perdana Menteri Jepang
 
                      Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
 
                      Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
 
                      7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
 
                      Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber
 
                      [HOAKS atau FAKTA]: Pemerintah Indonesia dan Jepang Sepakat Lakukan Pertukaran 500 Ribu Penduduk dalam 5 Tahun
![[HOAKS atau FAKTA]: Pemerintah Indonesia dan Jepang Sepakat Lakukan Pertukaran 500 Ribu Penduduk dalam 5 Tahun](https://img.merahputih.com/media/dc/76/d3/dc76d3098ce41a30e4b9e3400fa8c2f6_182x135.png) 
                      Tiba Jepang, Presiden Prabowo Bawa Misi Khusus di Expo 2025 Osaka
 
                      [HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Setuju Kirim 10 Juta WNI ke Jepang
![[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Setuju Kirim 10 Juta WNI ke Jepang](https://img.merahputih.com/media/7d/c5/18/7dc5181e25b40b60cff7f6e5a18b8a6c_182x135.png) 
                      RADWIMPS Rayakan 2 Dekade Karier Lewat Album ‘Anew’ dan Tur Akbar di Jepang
 
                      




