Melihat Potret Kehidupan Selama Pandemi COVID-19 di Museum Jepang
Untuk memberi tahu generasi mendatang tentang pandemi. (Foto: Unsplash/Tai's Captures)
ARTEFAK sederhana dari kehidupan sehari-hari selama pandemi ini sekarang bisa ditemukan di Museum Sejarah Urahoro, Hokkaido, Jepang.
Kurator Museum itu, Makoto Mochida, mengatakan museum ini memiliki kumpulan barang yang terlihat seperti tumpukan sampah. Tujuannya untuk mengajarkan generasi masa depan bagaimana rasanya hidup di zaman COVID-19. "Saya sangat terpesona dengan bagaimana berbagai hal berhubungan dengan banyak orang," kata Mochida.
Baca juga:
Pertama, Bandara Internasional Dubai Gunakan Jasa Anjing Pelacak Virus Corona
Lalu terdapat dokumen yang menunjukkan bagaimana anak-anak diajarkan untuk beralih ke sekolah online. Ada juga instruksi lengkap dengan diagram, tentang cara membuat masker wajah dari sapu tangan. Sejauh ini, terdapat ratusan benda yang telah dikumpulkan setelah dikeluarkannya pengumuman ke warga terkait pandemi.
Setelah pandemi flu Spanyol tahun 1918-1919 yang menewaskan lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia, surat dan buku harian memberikan wawasan tentang bagaimana kehidupan sehari-hari saat itu.
Tetapi sekarang ini komunikasi analog itu telah lenyap. "Dan versi digital mereka, seperti email dan postingan media sosial, semuanya hilang di lautan dunia maya," papar Mochida.
Baca juga:
Islandia Perkenalkan 'Pengujian Ganda' Kepada Semua Pelancong
Dia merencanakan pameran besar dari penemuannya pada Februari mendatang untuk menindaklanjuti pameran kecil yang sekarang diadakan di museum perpustakaan Urahoro. Pameran ini menunjukkan bagaimana masker wajah telah berevolusi hanya dalam waktu singkat.
Pada awalnya, masker wajah sulit ditemukan di toko-toko Jepang. Varietas buatan tangan, dibuat dari kemeja dan stoking lama. Kemudian muncul inovasi seperti masker penutup yang memungkinkan untuk makan dan minum.
Kasus COVID-19 telah berkembang di Jepang, namun belum mencapai tingkat terparah seperti yang dialami AS, Brasil, dan sebagian Eropa.
Urahoro belum mencatat satu kasus pun. Awalnya, masyarakat menepis wabah tersebut. Kemudian ketakutan mulai menjalar, terutama di Tokyo.
Kemudian datanglah penyesuaian. Untuk kota kecil, makanan take away telah menjadi peraturan setelah restoran melarang dine-in. (lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
ONE OR EIGHT Rilis 'GATHER Limited Edition', Merchandise Spesial Sambut Mini Album Baru
Museum MACAN Gelar 2025 MACAN Gala, Hadirkan Lelang dan Penggalangan Dana Seni
Pemerintah Jepang Ingatkan Kemungkinan Gempa Besar dalam 1 Pekan Mendatang
14 Gempa Susulan Hantam Prefektur Aomori Jepang, Peringatan Tsunami Sudah Dicabut
Gempa Magnitude 7,6 Guncang Wilayah Timur Laut Jepang, 7 Orang Terluka dan 90 Ribu Penduduk Dievakuasi
China Kerahkan 100 Kapal AL Imbas Pernyataan Kontroversial PM Jepang
Album Baru Awich 'Okinawan Wuman' Usung Misi Persatuan Hip-Hop Global
Jepang Bakal Naikkan Biaya Visa, Bisa Capai Rp 4,2 Juta Bagi Penduduk Asing
CHAMELEON LIME WHOOPIEPIE Rilis 'Whoop It Up' Deluxe: 22 Lagu, 'PUNKS', dan Nostalgia Tamagotchi
Selain di Indonesia, Cloudflare Tengah Bermasalah Dengan Jepang