Sains

Universitas Cambridge Janji Divestasi Bahan Bakar Fosil Pada 2030

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Minggu, 04 Oktober 2020
Universitas Cambridge Janji Divestasi Bahan Bakar Fosil Pada 2030

Pemerintah Inggris mewajibkan negaranya untuk membawa semua emisi gas rumah kaca menjadi nol bersih pada 2050 (Foto: Pexels/Skitterphoto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

CATAT ini universitas-universitas lain. Universitas Cambridge berjanji untuk divestasi bahan bakar fosil pada 2030 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi nol pada 2038. Rencana mengurangi emisi ini satu dekade lebih awal dari tanggal yang ditetapkan oleh Pemerintah Inggris.

Mengutip laman Gov UK, Pemerintah Inggris mewajibkan negaranya untuk membawa semua emisi gas rumah kaca menjadi nol bersih pada 2050. Ini akan membuat mereka menjadi ekonomi besar pertama di dunia yang mengesahkan undang-undang untuk mengakhiri kontribusinya terhadap pemanasan global.

Baca juga:

Keren, Fakultas Universitas Berkonsep Ramah Lingkungan

"Universitas menanggapi secara komprehensif kebutuhan lingkungan dan moral yang mendesak untuk tindakan dengan pengumuman bersejarah yang menunjukkan tekad kami untuk mencari solusi untuk krisis iklim," ucap Profesor Stephen J Toope, Wakil Rektor Universitas Cambridge.

Universitas Cambridge berjanji divestasi bahan bakar fosil pada 2030. (Foto: twitter/@Cambridge_Uni)

Mengutip laman resmi Universitas Cambridge, Universitas ini memiliki dana senilai GBP3,5 miliar untuk meningkatkan investasi dalam energi terbarukan saat divestasi bahan bakar fosil.

"Cambridge adalah salah satu universitas sains terkemuka di dunia dan rencana kami adalah menyelaraskan portofolio investasi kami dengan sains," kata Tilly Franklin, kepala investasi universitas, kepada Reuters.

Melansir laman The Guardian, Kampanye 'Nol Karbon Cambridge' menyambut baik pengumuman universitas sebagai "kemenangan bersejarah bagi gerakan divestasi."

Mengapa? Pada 2017, laporan The Guardian menyebut universitas ini telah melakukan investasi jutaan pound pada dana lepas pantai. Dana tersebut juga digunakan untuk proyek mengembangkan teknologi pengeboran laut dalam dan di perusahaan minyak dan gas Royal Dutch Shell.

Baca juga:

Ramah Lingkungan, 3 Brand Ini Mengusung Konsep Sustainable Fashion

Beberapa perguruan tinggi Cambridge juga ditemukan telah berinvestasi dalam bahan bakar fosil, meskipun ratusan akademisi dan mahasiswa diminta untuk berhenti berinvestasi di industri yang menimbulkan polusi selama bertahun-tahun.

Protes bertahun-tahun dari mahasiswa-mahasiswa akhirnya membuahkan hasil. (Foto: Twitter/@ZeroCarbonSoc)

Mengutip Bloomberg, saat urgensi krisis iklim mulai meningkat, gerakan divestasi mendapatkan banyak perhatian sekitar tahun 2010 di antara universitas-universitas Amerika Serikat.

Selain Universitas Cambridge, pada April 2020, Universitas Oxford berkomitmen untuk melepaskan dana dari bahan bakar fosil dalam bentuk investasi yang dipegang langsung. Universitas Oxford ingin mengakhiri investasi lebih lanjut dalam dana yang terutama memegang saham perusahaan ekstraktif.

Sayangnya, masih banyak universitas besar seperti Harvard dan Yale yang terus menolak divestasi. Mengatakan bahwa itu akan mempolitisasi dana mereka. Aktivis berpendapat justru investasi yang sekarang mereka lakukan bersifat politis. (lev)

Baca juga:

Ekonomi Sirkular Sebagai Solusi Pembangunan Berkelanjutan

#Universitas Cambridge #Sains #Rumah Kaca
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Bagikan