Tips Terlindungi dari Penipuan Phishing dan Sniffing di Telegram


Aktifkan Two Factor Authentication di Telegram. (Foto: Unsplash/Rubaitul Azad)
PERTUMBUHAN media sosial yang semakin cepat membuat kita sebagai pengguna harus berhati-hati. Sebab pertumbuhan itu seiring pula dengan peningkatan kuantitas cybercrime atau kejahatan dunia maya.
Sebagian besar kejahatan siber berbentuk phishing dan sniffing, mengintai orang-orang yang lalai dalam menjaga keamanan aktivitas internet mereka. Terutama dalam menggunakan media sosial.
Untuk mengurangi risiko terkena ancaman kejahatan dunia maya, pastikan kamu menggunakan aplikasi yang aman dan privat seperti Telegram. Untuk meningkatkan keamanan dan secara proaktif menawarkan perlindungan lebih bagi pengguna, Telegram menyediakan fitur Secret Chats, fitur Chat dengan end-to-end encryption untuk memastikan bahwa isi dari obrolanmu tidak dapat diakses siapapun.
Pembaruan terbaru dari Telegram juga memberimu kesempatan untuk menghapus pesan dari semua orang tanpa jejak, memasang auto-delete timers pada semua chat, dan bahkan membuat akun tanpa kartu SIM.
Telegram juga meluncurkan mode Agresif Anti-Spam baru yang dapat diaktivasikan pada grup dengan lebih dari 200 anggota. Mode ini dapat secara otomatis menghapus potensi spam dan konten mencurigakan serta meminimalkan risiko terjaring phishing.
Meski demikian, pengguna tetap harus mengetahui cara mengenali dan menghindari serangan phishing atau sniffing. Mengutip siaran pers Telegram, berikut tips untuk memaksimalkan keamananmu di Telegram.
Baca juga:

1. Aktifkan Two Factor Authentication
Two Factor Authentication adalah langkah yang dapat diambil untuk melindungi akunmu. Kamu dapat melakukannya dengan membuka menu 'Pengaturan'. Kemudian, buka 'Privasi dan Keamanan', lalu klik 'Verifikasi Dua Langkah' di bawah bagian 'Keamanan'. Selanjutnya, pilih 'Atur Kata Sandi' di bagian bawah. Di layar berikutnya, buat dan masukkan kata sandi.
2. Gunakan browser versi terbaru
Saat menggunakan Telegram Web, pastikan kamu sudah menggunakan browser versi terbaru. Pada umumnya, browser dilengkapi dengan fitur anti-phishing bawaan untuk memastikan keamanan setiap pengguna.
3. Verifikasi Keamanan Situs Web yang Dikunjungi dan E-mail serta Obrolan yang Diterima
Kejahatan phishing dan sniffing umumnya dilakukan melalui web, e-mail, atau chat. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa situs web yang kamu buka telah menggunakan Sertifikat Secure Socket Layer (SSL), yang berarti semua komunikasi dan data kamu dienkripsi dari browser ke server situs web yang sedang kamu buka.
Untuk mengetahui apakah situs web tersebut menggunakan SSL, periksa apakah ada simbol gembok di address bar dan apakah URL dimulai dengan https (Hypertext Transfer Protocol Secure). Selain itu, selalu verifikasi e-mail dan chat yang kamu terima dengan mengecek contact person atau mencari alamat e-mail resmi perusahaan.
Hanya klik tautan atau unduh file yang telah dikirim oleh kontak yang terverifikasi atau terpercaya. Jangan mengunduh aplikasi atau perangkat lunak yang tidak terbukti keamanannya.
Baca juga:

4. Jangan Memberikan Informasi ke Situs Tidak Terpercaya
Kamu tidak dianjurkan memberikan informasi apa pun, termasuk data pribadi dan keuanganmu secara sukarela. Kecuali kamu 100 persen mempercayai situs yang sedang kamu buka tersebut.
5. Gunakan Kata Sandi Berbeda untuk Semua Akun
Untuk meningkatkan keamanan data, pastikan kamu menggunakan kata sandi yang berbeda untuk akun yang berbeda. Jika kamu menggunakan kata sandi yang sama, semua akunmu berisiko untuk disusupi jika suatu saat upaya phishing berhasil mencuri kata sandimu.
Menggunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap situs web/aplikasi dan mengubah kata sandi kamu secara berkala dapat membantu memastikan keamananmu. Gunakan password generator untuk membantumu mengingat kata sandi tiap akun tersebut. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing

Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025

Google Cloud Bikin Pusat Operasi Keamanan di Indonesia, Didukug AI dan Berbasis Intelijen

Komisi III Tanggapi Serangan Siber Draf RUU KUHAP di Situs Web Resmi DPR

Bos Telegram Pavel Durov Kukuh Menyangkal Tuduhan Kriminal, Menyebutnya Hal Absurd

Bos Telegram Rencanakan Wariskan Harta ke Lebih daripada 100 Anaknya

Konflik Merambah Ranah Digital, Peretas Pro-Israel Klaim Curi Rp 1,44 Triliun dari Bursa Kripto Terbesar Iran

5 Amunisi Hukum Menkomdigi Berantas Kejahatan Siber dan Judol, Ada 1 Sasar Anak-Anak

Password Bos Pentagon Bocor Dibobol Hacker, Diduga Inisial Tanggal Lahir

Cara Mendapatkan Kembali Akun Telegram Lama Tanpa Nomor Telepon
