Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025

Soffi AmiraSoffi Amira - Jumat, 15 Agustus 2025
Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025

Ilustrasi kejahatan digital. (Foto: Unsplash/Clint Patterson)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - CrowdStrike hari ini merilis 2025 Threat Hunting Report, yang menyoroti fase baru dalam lanskap serangan siber modern.

Pelaku ancaman kini mulai menggunakan AI generatif untuk memperluas skala operasi dan mempercepat serangan. Lalu, semakin menargetkan agen AI otonom yang tengah mentransformasi operasional perusahaan.

Laporan ini mengungkapkan, bagaimana pelaku ancaman menargetkan alat yang digunakan untuk membangun agen AI, mulai dari mendapatkan akses, mencuri kredensial, hingga menyebarkan malware.

Baca juga:

Bocornya 4,6 Juta Data Warga Jabar Dinilai Jadi Pukulan Telak Keamanan Siber Indonesia

Head of Counter Adversary CrowdStrike, Adam Meyers mengatakan, Era AI telah mentransformasi cara bisnis beroperasi, kemudian para pelaku ancaman menggunakan cara menyerang.

"Kami melihat pelaku ancaman menggunakan AI generatif untuk memperluas skala rekayasa sosial, mempercepat operasi mereka, dan mengurangi hambatan untuk melakukan intrusi langsung ke sistem,” ujarnya.

Temuan ini menjadi bukti nyata, bahwa sistem otonom dan identitas mesin telah menjadi bagian inti dari permukaan serangan perusahaan.

Temuan CrowdStrike soal Ancaman Siber Lewat AI Generatif

CrowdStrike temukan ancaman siber lewat AI generatif
CrowdStrike temukan ancaman siber lewat AI generatif. Foto: Dok. CrowdStrike

Berdasarkan intelijen lapangan dari tim elite pemburu ancaman dan analis intelijen CrowdStrike, ada lebih dari 265 pelaku ancaman yang telah diidentifikasi. Berikut adalah uraiannya:

1. Pelaku Ancaman Menggunakan AI dalam Skala Besar

Pelaku ancaman yang berafiliasi dengan Korea Utara, FAMOUS CHOLLIMA, menggunakan AI generatif untuk mengotomatiskan setiap fase dalam program serangan internalnya.

Mereka membuat resume palsu dan melakukan wawancara deepfake. Lalu, menyelesaikan tugas-tugas teknis dengan identitas palsu, kemudian taktik serangan internal berbasis AI mengubah ancaman internal tradisional menjadi operasi yang terukur dan persisten.

Pelaku ancaman yang berafiliasi dengan Rusia, EMBER BEAR, menggunakan AI generatif untuk memperkuat narasi pro-Rusia.

Sedangkan pelaku ancaman yang berafiliasi dengan Iran, CHARMING KITTEN, menggunakan umpan phishing yang dibuat dengan LLM (Large Language Model) untuk menargetkan entitas AS dan Uni Eropa.

Baca juga:

Belajar dari Pengalaman, Pengamat Ingatkan Payment ID Rentan Dibobol Hacker

2. Malware Buatan AI Generatif Jadi Kenyataan

Pelaku eCrime kelas bawah dan hacktivist mulai menyalahgunakan AI untuk membuat skrip, menyelesaikan masalah teknis, membangun malware, hingga mengotomatisasi tugas-tugas yang sebelumnya membutuhkan keahlian tingkat lanjut.

Funklocker dan SparkCat menjadi bukti awal, bahwa malware buatan AI generatif bukan lagi sekadar teori, tetapi sudah benar-benar beroperasi di lapangan.

3. SCATTERED SPIDER Tingkatkan Serangan Lintas-Domain Berbasis Identitas

Grup ini kembali muncul pada 2025 dengan taktik yang lebih cepat dan agresif. Mereka menggunakan voice phising (vishing) dan penyamaran sebagai petugas help desk untuk mereset kredensial.

Kemudian, melewati MFA (Multi-Factor Authentication) dan melakukan pergerakan lateral di lingkungan SaaS dan cloud.

Dalam salah satu insiden, grup ini hanya membutuhkan waktu kurang dari 24 jam sejak akses awal hingga menyebarkan ransomware.

Baca juga:

AS Waspadai Serangan Siber Balasan dari Iran, Dari Rumah Sakit Sampai Bendungan

4. Pelaku Ancaman yang Berafiliasi dengan China Dorong Serangan Cloud

Intrusi cloud meningkat 136 persen. Pelaku ancaman yang berafiliasi dengan China bertanggung jawab atas 40 persen peningkatan aktivitas.

Hal itu seiring dengan GENESIS PANDA dan MURKY PANDA yang berhasil menghindari deteksi dengan memanfaatkan kesalahan konfigurasi cloud dan akses tepercaya.

Para pelaku ancaman memperlakukan agen-agen ini layaknya infrastruktur, kemudian menyerangnya dengan cara yang sama seperti mereka menargetkan platform SaaS, konsol cloud, serta akun dengan hak istimewa.

Mengamankan AI yang menopang jalannya bisnis kini menjadi sebuah urgensi dalam medan pertempuran siber
yang terus berevolusi. (*)

#Serangan Siber #Hacker #Artificial Intelligence #Teknologi
Bagikan
Ditulis Oleh

Soffi Amira

Berita Terkait

Fun
OPPO Gelar Find X9 Series Camera Experience, Ajak Peserta Uji 120x Super Zoom hingga Video 4K 120fps
OPPO gelar tur fotografi Jakarta untuk membuktikan kemampuan kamera Find X9 Series, dari 120x Super Zoom, 200MP, hingga video 4K 120fps.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 26 November 2025
OPPO Gelar Find X9 Series Camera Experience, Ajak Peserta Uji 120x Super Zoom hingga Video 4K 120fps
Fun
Tim Cook Diprediksi Tetap Jadi CEO Apple hingga 2026, Sempat Diisukan Mengundurkan Diri
Tim Cook diprediksi tetap menjadi CEO Apple hingga 2026. Sebelumnya, ia dikabarkan bakal mengundurkan diri.
Soffi Amira - Senin, 24 November 2025
Tim Cook Diprediksi Tetap Jadi CEO Apple hingga 2026, Sempat Diisukan Mengundurkan Diri
Fun
OPPO Find N6 Segera Debut Global, X9 Ultra dan X9s Ikut Menyusul
OPPO Find N6 segera debut global. Kemudian, OPPO Find X9 Ultra dan Find X9s segera menyusul tahun depan.
Soffi Amira - Senin, 24 November 2025
OPPO Find N6 Segera Debut Global, X9 Ultra dan X9s Ikut Menyusul
Fun
Wisatawan Indonesia Andalkan Fitur AI untuk Rekomendasi dan Layanan Hotel
Survei SiteMinder 2026 mencatat 59% wisatawan RI menginginkan layanan hotel berbasis AI untuk pengalaman menginap lebih efisien.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 24 November 2025
Wisatawan Indonesia Andalkan Fitur AI untuk Rekomendasi dan Layanan Hotel
Fun
OPPO Reno 15 Pro 5G dan Reno 15F 5G Sudah Raih Sertifikasi Global, Siap-siap Meluncur!
OPPO Reno 15 Pro 5G dan Reno 15F 5G sudah meraih sertifikasi global. HP ini sudah siap meluncur global.
Soffi Amira - Minggu, 23 November 2025
OPPO Reno 15 Pro 5G dan Reno 15F 5G Sudah Raih Sertifikasi Global, Siap-siap Meluncur!
Fun
Sempat Vakum, Seri Samsung Galaxy A7 Bakal Segera Kembali ke Pasaran
Seri Samsung Galaxy A7 akan segera kembali ke pasaran. Model terakhir yang dirilis dari seri ini adalah Galaxy A73 pada 2022 lalu.
Soffi Amira - Minggu, 23 November 2025
Sempat Vakum, Seri Samsung Galaxy A7 Bakal Segera Kembali ke Pasaran
Fun
Samsung Galaxy A57 Muncul di Geekbench, Pakai Chipset Exynos 1680
Samsung Galaxy A57 kini sudah muncul di Geekbench. HP tersebut akan menggunakan chipset Exynos 1680.
Soffi Amira - Minggu, 23 November 2025
Samsung Galaxy A57 Muncul di Geekbench, Pakai Chipset Exynos 1680
Fun
OPPO Siapkan HP Murah dengan Baterai 7.000mAh, Sudah Raih Sertifikasi MIIT!
OPPO sedang menyiapkan HP murah dengan kapasitas baterai 7.000mAh. HP itu bahkan sudah muncul di sertifikasi MIIT Tiongkok.
Soffi Amira - Minggu, 23 November 2025
OPPO Siapkan HP Murah dengan Baterai 7.000mAh, Sudah Raih Sertifikasi MIIT!
Fun
Spesifikasi OPPO Reno 15c Sudah Terungkap, Bawa Snapdragon 7 Gen 4 hingga Kamera Telefoto 50MP
Spesifikasi OPPO Reno 15c kini sudah terungkap. HP ini membawa Snapdragon 7 Gen 4 hingga kamera telefoto 50MP.
Soffi Amira - Minggu, 23 November 2025
Spesifikasi OPPO Reno 15c Sudah Terungkap, Bawa Snapdragon 7 Gen 4 hingga Kamera Telefoto 50MP
Indonesia
AI Bisa Ganggu Sistem Pemilu dan Sebarkan Hoaks, DPR RI Dorong Pengaturan Transparansi Algoritma yang Kuat
Kasus ini harus menjadi peringatan keras bagi pemerintah untuk memperketat pengawasan dan literasi digital sejak dini
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 22 November 2025
AI Bisa Ganggu Sistem Pemilu dan Sebarkan Hoaks, DPR RI Dorong Pengaturan Transparansi Algoritma yang Kuat
Bagikan