Serbuan Vaksinasi COVID-19 Agar Guru Ngaji dan Santri Sehat


vaksinasi Santri. (Foto: Humas Pemprov)
MerahPutih.com - Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mendapat serbuan vaksinasi massal, Senin (26/7). Diharapakan vaksinasi COVID-19 ini membuat ustaz, guru ngaji, dan santri sehat selama pandemi.
Pengurus Yayasan Ponpes Miftahul Huda Arief Maoshul Affandy mengatakan, dengan vaksinasi terhadap para santri bisa mencegah terjadinya penularan Covid-19 di lingkungan pesantren.
Pada kesempatan tersebut, ditargetkan ada 500 santri yang divaksin. Jumlah tersebut tentu masih sedikit bila jumlah santri di Ponpes Miftahul Huda mencapai 5.000 santri. "Nanti sisanya akan menyusul," kata Arief.
Baca Juga:
SMK Butuh Tatap Muka, Disdik Jatim Rumuskan PTM Terbatas Pasca-PPKM
Menurutnya, para santri antusias untuk menjalani vaksinasi. Sebelumnya para pengurus pesantren juga sempat memberikan pemahaman bahwa vaksinasi adalah bagian dari upaya menyempurnakan syariat dan memaksimalkan ikhtiar dalam meminimalisasi penularan COVID-19.
"Vaksinasi juga merupakan salah satu cara menjaga diri dan guru para santri tetap sehat. Alhamdulillah antusias, terutama yang kecil-kecil. Ada memang satu dua yang takut disuntik, tapi kita beri pengertian," katanya.
Serbuan vaksinasi massal itu ditinjau Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum bersama Kapolda Jabar Irjen Polisi Ahmad Dofiri. Uu mengatakan warga Jabar pada umumnya cukup antusias terhadap kegiatan vaksinasi massal setiap kali diadakan di sejumlah kota/kabupaten.
Ia mengapresiasi kesadaran warga Jabar atas pentingnya vaksinasi dalam upaya meminimalkan dampak dari paparan COVID -19. Menurut Uu, dengan dibantu TNI/Polri diharapkan dapat mengakselerasi target 80 persen warga Jabar divaksinasi. Ini penting agar kekebalan kelompok atau herd immunity segera tercapai.
"Dan sekarang vaksin di Jabar ngabret karena dibantu Kepolisian/ TNI serta pihak lainnya. Termasuk kata Pak Kapolri, nakes yang ada di wilayah Jakarta kalau sudah selesai akan digeser untuk membantu di wilayah Jawa Barat," katanya.

Dari pemerintah Pusat, lanjut Pak Uu, telah diterima sekira 10 juta dosis vaksin. Itupun sudah didistribusikan sebanyak 90 persen ke kota/Kabupaten.
Selain dengan upaya vaksinasi, PPKM saat ini menurut Pak Uu, sudah cukup terasa dampaknya pada penurunan penularan COVID-19. Untuk bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit di Jabar sendiri, saat ini sudah di angka 75 persen.
"BOR turun sampai 75 persen, ada penurunan signifikan dari adanya PPKM. Sekalipun ada yang tidak sepakat dengan PPKM. Kami menyadari memang ada dampak ekonomi bagi pekerja dan juga PKL, supir angkot dan lainnya. Tapi ada juga bantuan sosial. Termasuk saya juga sudah tiga hari menyampaikan bantuan sosial. Pak Gubernur sama, pemerintah pusat juga sama, pemerinrah sudah bijaksana," kata Uu. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Akan PTM Terbatas, Siswa SMK Diminta Segera Vaksinasi
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Legislator Temukan Kejanggalan di Proses SPMB, Minta Sistem Dibongkar Habis
Transparansi PPDB Mendesak! DPR Soroti Kecurigaan Masyarakat dan Minta Akses Penuh Data Pendaftar

Carut Marut SPMB 2025, Ketua DPR Minta Audit Sistem Digital dan Atasi Manipulasi Data Domisili Demi Pendidikan Adil

Ingat! Tes Calistung Bukan Syarat Masuk Sekolah Dasar
SPMB 2025: Ini Jalur Masuk dan Dokumen Wajib yang Harus Disiapkan

Kenali 4 Jalur dan Kuota Penerimaan Siswa Baru di 2025
Ombudsman: Picu Ketimpangan Kualitas Pendidikan jika Sistem Zonasi PPDB Dihapus

DPR Anggap Kisruh PPDB Ibarat Jatuh di Lubang yang Sama

Lebih dari 212 CPDB Diterima di Berbagai Jenjang Pendidikan pada PPDB 2024

Daya Tampung Belum Memadai hingga Stigma Sekolah ‘Favorit’ Jadi Persoalan PPDB
