Selama 11 Tahun Jarum Operasi Tertinggal di dalam Tubuh Seorang Perempuan

P Suryo RP Suryo R - Senin, 08 Mei 2023
Selama 11 Tahun Jarum Operasi Tertinggal di dalam Tubuh Seorang Perempuan

Selama 11 tahun, Forero menderita sakit akibat jarum serta benang yang tertinggal di tubuhnya. (Pexels/Anna Shvets)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SIAPA saja yang datang berobat hingga bahkan harus menjalani tindakan medis, tentu saja berharap ini dapat menjadi langkah agar dirinya bisa kembali pulih sehat seperti sedia kala.

Namun, bagi seorang perempuan di Kolombia, kondisi sebaliknya telah menimpanya. Pasalnya, alih-alih mendapatkan hasil yang positif setelah menjalani operasi pengikatan tuba falopi. Perempuan bernama Maria Aderlinda Forero menderita selama 11 tahun akibat tertinggalnya jarum dan benang operasi di tubuhnya.

Kabar ini menyeruak usai media lokal di Kolombia bernama Semana mengadakan wawancara dengan Forero untuk menceritakan pengalaman menyakitkan ini.

Baca Juga:

Penyalahgunaan Mariyuana Berisiko Skizofrenia

jarum
Inilah hasil MRI yang menunjukan benda asing di dalam tubuh Forero. (Maria Aderlinda Forero)

Ia menjelaskan bahwa setelah melahirkan anak keempatnya di tahun 2012, Forero merasa ini sudah waktunya menjalani operasi pengikatan tuba falopi demi mengantisipasi potensi adanya momongan lagi. Oleh karena itulah, perempuan yang tinggal di area pedesaan itu pun datang ke seorang doktor untuk mengajukan tindakan medis itu.

Sebagaimana dilansir dari The New York Post (25/3), Forero memang merasakan ada rasa nyeri usai operasi tersebut tapi ia berpikir ini hanya efek samping semata apalagi ia menjalani pasca-persalinan.

Namun hari demi hari, rasa nyerinya terus bertambah hingga ia tak kuat dan berobat kembali ke klinik tempat ia operasi tersebut. Perempuan itu mengaku, setiap berobat, ia hanya diresepkan acetminophen alias obat analgesik untuk membantu meredakan nyeri yang ia rasakan.

Sayangnya, obat itu tak mempan dengan Forero yang merasakan sakitnya semakin menjadi dari waktu ke waktu bahkan berdampak ke kehidupannya. Pasalnya, ia harus terus bergonta-ganti pekerjaan akibat kondisi kesehatannya itu.

Sedangkan di sisi lain, tempat tinggalnya jauh dari klinik dokter di kota sehingga ia harus selalu menggunakan motor untuk pergi ke kota dan ini memberatkan sisi finansial keluarganya.

Baca Juga:

Menjaga Kesehatan Mental Lewat Seni

jarum
Dokter yang dulu tangani tindakan pengikatan tuba falopinya tak mengakui teledor dan meninggalkan jarum serta benang operasi (Pexels/Vidal Balielo Jr)

Dokter yang menanganinya sejak pengikatan tuba falopi itu akhirnya memutuskan memberikan resep obat meloxicam guna lebih kuat lagi menahan rasa nyeri yang dirasakan Forero. Tapi ini juga tak mempan.

Setelah sakit yang lama akhirnya pada November 2022, Forero akhirnya dirujuk ke dokter spesialis di rumah sakit untuk menjalani MRI dan USG demi memastikan sebenarnya apa yang menghantui dirinya selama ini.

Betapa terkejutnya ketika dokter di rumah sakit menemukan jarum dengan benang masih tersangkut di dalam tubuhnya dan inilah yang selalu membuatnya tersiksa kesakitan.

Ketika Forero kembali ke dokter yang melakukan tindakan medis dulu, dokter itu berkilah dan tak mengakui ia bisa seteledor itu dan mengklaim perempuan dari Kolombia itu kemungkinan pernah tak sengaja menelan jarum serta benangnya.

Hal ini membuat Forero berang dan terus berupaya agar dirinya dapat menjalani operasi pengangkatan benda tersebut dari badannya yang sampai sekarang disebut masih menunggu penilaian dari dokter bedah. (aru)

Baca Juga:

5 Tanda Kamu Terlalu Bergantung dengan Pasangan

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Bagikan