Penyalahgunaan Mariyuana Berisiko Skizofrenia


Mariyuana memilki risiko tertentu. (Foto: Unsplash/Kym)
STUDI terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Medicine menyatakan bahwa, pria muda yang melakukan penyalahgunaan mariyuana memiliki risiko lebih tinggi terkenal skizofernia.
Dikutip dari Antara, Sabtu (6/5), jurnal tersebut menganalisis data Riwayat kesehatan terperinci selama lima dekade yang mewakili lebih dari 6 juta orang di Denmark, yang menganalisa kasus skizofrenia yang bisa dikaitkan dengan gangguan penggunaan mariyuana.
Baca juga:
'Hujan' Ganja Turun di Tel Aviv Israel

Para peneliti menemukan bukti kuat adanya keterkaitan antara penyalahgunaan mariyuana dengan skizofrenia pada pria ataupun wanita. Meskipun hubungan tersebut jauh lebih kuat di kalangan muda.
“Ketertarikan antara penyalahgunaan zat tertentu dan penyakit mental menjadi masalah kesehatan masyarakat utama, yang membutuhkan tindakan segera dan dukungan bagi orang-orang yang membutuhkannya,” jelas salah satu peneliti sekaligus direktur Institut Peryalahgunaan Narkoba Nasional Amerika Serikat Nora Volkow.
Menggunakan model-model statistik, para peneliti memperkirakan bahwa sebanyak 30 persen kasus skizofrenia di kalangan pria berusia 21 hingga 30 tahun bisa dicegah dengan menghindari penyalahgunaan mariyuana.
Skizofrenia sendiri adalah penyakit mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Pengidap skizofrenia dapat tampak seperti kehilangan kontak dengan kenyataan, dan gejala skizofrenia bisa mempersulit partisipasi dalam aktivitas biasa sehari-hari menurut studi terbaru itu.
Tetapi, perawatan yang efektif tersedia untuk penyalahgunaan mariyuana ataupun skizofrenia.
“Karena akses untuk mendapatkan produk mariyuana semakin mudah, sangat penting bagi kami untuk memperluas pencegahan, pemantauan, dan perawatan bagi orang-orang yang mungkin mengalami penyakit mental terakit penggunaan mariyuana,” lanjut Volkow.
Baca juga:
Ganja Medis dan Ganja Biasa, Ketahui Perbedaannya

Sementara itu dikutip dari Alodokter. Tanaman mariyuana sendiri mengandung 100 bahan kimia berbeda yang disebt dengan cannabinoid. Setiap bahan kimia tersebut memberikan efek yang berbeda-beda.
Selain cannabinoid, tanaman ini juga mengandung delta-9-tetrahydrocannabinol (THC). Bahan kimia tersebut memang bisa dokter gunakan dalam pengobatan. Akan tetapi, senyawa dalam THC bisa membuat seseorang mabuk.
Sebenarnya, tubuh memproduksi senyawa cannabinoid secara alami untuk membantu gerak tubuh, nafsu makan, fokus, rasa sakit, hingga sensasi panca indra. Sayangnya, pada ganja, senyawa tersebut bisa memberikan efek yang sangat kuat sehingga rentan menimbulkan masalah kesehatan yang serius apabila salah menggunakannya. (far)
Baca juga:
Pertama di Asia, Thailand Resmi Legalkan Ganja untuk Warganya
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
