Rokok Putih dan Kretek, Mana Lebih Aman?


Rokok putih diiklankan 'lebih aman' dibandingkan kretek karena kandungan nikotinnya lebih sedikit (Foto: pexels)
Rokok putih kerap digembar-gemborkan lebih aman ketimbang rokok kretek. Ada beberapa aspek yang memengaruhi rokok putih terlihat aman. Seperti, tidak adanya cengkih, kandungan tar dan nikotin lebih rendah, serta terdapat filter di ujung rokok untuk mengurangi kadar nikotin masuk dalam tubuh. Sebelum menjustifikasi kadar bahaya rokok putih dibandingkan kretek, mari kenali asal mereka terlebih dulu.
Bila membandingkan proporsi tembakaunya, 1 lembar tembakau bisa menghasilkan 10 batang rokok putih atau 5 batang rokok kretek. Masyarakat mengenal rokok putih dengan sebutan 'rokok tanpa cengkih', namun demikian ada kandungan lain yang ditambahkan. Saus-saus seperti acetanisole, asam asetat, aseton, asetofenon, karamel, dan asam askorbat dimasukkan untuk memperkaya cita rasa.
Pada rokok putih, 1 lembar tembakau diolah menjadi sekian cc air tembakau. Air ini kemudian menjadi bahan untuk merendam kertas khusus. Metode ini menghasilkan kuantitas lebih banyak, hanya dari 1 lembar tembakau. Sementara pada rokok kretek, daun tembakau kering murni dicampur cengkih dan saus. Karena tidak menggunakan filter, penggunaan tembakau pun lebih banyak.
Perbedaan produksi dari kedua rokok tersebut yang membuat rokok kretek merek tertentu lebih mahal karena bahan baku dan produksi lebih banyak. Hal ini juga menjadi penyebab nikotin dan tar pada rokok kretek lebih besar. Meski mengandung tar dan nikotin lebih rendah, zat kimia pada rokok putih tidak lebih aman dibanding rokok kretek yang lebih alami.
Jadi, klaim bahwa kandungan nikotin yang lebih sedikit berarti lebih aman kurang berdasar. Rokok putih membuat perokok mengisap lebih dalam dan lama, yang menjaga tingkat kenyamanan nikotin dalam darah. Namun, pada akhirnya perokok justru mengisap toksin lebih banyak. Contohnya toksin aseton. Uap aseton tertelan atau terhirup dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, gangguan pernapasan, bahkan berpengaruh buruk terhadap sistem saraf.
Nah, Sahabat Merahputih masih berpikir rokok putih lebih aman dari kretek? Keduanya sama-sama merugikan. Risiko kanker paru tetap sama, gangguan fungsi pembuluh darah jantung pun sama. Tidak ada yang lebih aman, kecuali berhenti merokok. (Bing)
Baca juga juga berita terkait: Jos Gandos, Ampas Kopi Lelet Lasem Jadi Bahan Membatik Rokok.
Bagikan
Berita Terkait
Raperda Larangan Merokok Hampir Final, Pelanggar Perda KTR Jakarta Bisa Dikenai Sanksi Lebih dari Denda Rp 250 Ribu

Pekerja Gudang Garam Terancam PHK Massal, Pemerintah Diminta Bereskan Masalah Rokok Ilegal dan Cukai Tinggi

Anggota DPR Usul Gerbong Kereta Khusus Merokok, Wapres Gibran: Belum Masuk Skala Prioritas

Penelitian Klaim Rokok Elektrik Jadi Jawaban Ampuh Berhenti Merokok, Tingkat Keberhasilan Hampir Tiga Kali Lipat dari Terapi NRT

Dinilai Menguntungkan dari Sisi Bisnis, Legislator PKB Usulkan KAI Sediakan Gerbong Khusus Merokok

Berani Merokok di Kereta? Siap-Siap Tiket Hangus dan Diusir Stasiun Terdekat!

Stop! Bahaya Asap Rokok di Baju Mengancam Nyawa Bayi, Begini Cara Menyelamatkannya

Jumlah Perokok Naik 5 Juta Orang, Termasuk Perokok Usia 15 Tahun

Dukung Satgas Rokok Ilegal, Jaga Penerimaan Negara dan Lindungi Industri Legal

Bukan Larangan Total! Wagub DKI Bocorkan Strategi Baru Hadapi Pro-Kontra KTR
