Jos Gandos, Ampas Kopi Lelet Lasem Jadi Bahan Membatik Rokok

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Jumat, 27 Januari 2017
Jos Gandos, Ampas Kopi Lelet Lasem Jadi Bahan Membatik Rokok

Pengunjung Warung Kopi Tiga Generasi sedan membatik permukaan rokok dengan kopi. (MP/Widi Hatmoko)

Ukuran:
14
Audio:

Untuk penggemar kopi, yang satu ini beda dan lain dari pada yang lain. Kopi lelet, yaitu kopi hitam khas Lasem. Kopi lelet ini hampir tersebar di setiap warung kopi di Lasem, baik yang kelas kaki lima hingga cafe tongkrongan anak muda dan menengah ke atas.

Yang unik dari kopi lelet ini, ampasnya dijadikan untuk membatik permukaan rokok. Sehingga, saat dinyalakan asap rokok akan menimbulkan aroma yang berbeda, lebih mantap dari rokok biasa.

Salah satu warung kopi lelet yang terkenal dan sudah ada sejak tahun 1920-an adalah Warung Kopi Tiga Generasi yang saat ini dikelola oleh Nasir. Warung Kopi Tiga generasi ini yang berlokasi di Jalan Raya Kajar, Desa Ngemplak, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang ini, setiap hari selalu penuh oleh pengunjung.

Begini cara Nasir memasak air untuk membuat kopi lelet di Warung Kopi Tiga Generasi. (MP/Widi Hatmoko)

Cara menyedu kopi lelet di Warung Kopi Tiga Generasi yang dikelola nasir pun masih menggunakan cara tradisional, yaitu memasak airnya menggunakan tungku arang. "Ini namanya jarang (air super panas-red). Jadi airnya harus mateng tulen, panas nas, langsung dari luweng (tungku-red)," ujar Nasir kepada merahputih.com, Kamis (26/1).

Harga kopi lelet Nasir ini dibandrol dengan harga Rp 2ribu per-gelas. Pengunjung Warung Kopi Tiga Generasi ini tidak hanya dari masyarakat sekitar, tapi dari berbagai daerah seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan sekitarnya. "Kalau orang main ke Lasem, dari mana-mana ya banyak yang ke sini," katanya.

Teman ngopi di Warung Kopi Tiga Generasi yang dikelola Nasir ini, adalah aneka cemilan tradisional seperti getuk, pisang goreng, ubi goreng dan heci (bala-bala/bakwan-red).

#Kopi Lelet #Kopi Joss #Kuliner Lasem
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Bagikan