Peneliti Sebut Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara Kurang Tepat


Suasana Jakarta. (Foto: Net)
MerahPutih.com - Rencana pemindahan ibu kota negara di tengah kondisi perekonomian saat ini dinilai kurang tepat. Hal itu disampaikan oleh Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rizal Taufikurahman.
Ia menganggap, anggaran sebesar Rp 466 triliun yang diperkirakan untuk pembangunan ibu kota baru sangatlah besar dan akan sangat membebankan negara. Rizal menyarankan agar pemindahan ibu kota dilakukan saat ekonomi Indonesia stabil.
Baca Juga:
Proposal Pemindahan Ibu Kota Masih Wacana, PKS Minta Jokowi Hati-Hati
"Menurut saya yang paling penting saat ini adalah pembangunan infrastruktur yang sudah berjalan. Selesaikan infrastruktur itu kemudian optimalkan utilitasnya untuk mendorong produktivitas industri," katanya di Jakarta, Sabtu (24/8).

Dengan demikian, dana rencana pemindahan ibu kota itu mestinya dialokasikan kembali untuk industri-industri, sektor-sektor atau kegiatan-kegiatan yang mampu mendorong perbaikan ekonomi, utamanya adalah pertumbuhan ekonomi dan pemerataan.
"Kalau dana itu digunakan untuk pemindahan ibu kota, maka hasilnya tidak mendapatkan apa-apa, hanya habiskan anggaran saja. Jadi tidak mendapatkan nilai tambah ataupun pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, justru malah akan menambah masalah," pungkas Rizal. (Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ilmuwan Temukan Sampel Asteroid Ryugu, Apa Artinya?

China Ingin Buat Senjata 'Death Star', Terinspirasi dari Star Wars

Mau Skripsian, Cari Tahu nih Perbedaan Penelitian Kuantitatif vs Kualitatif

Tidak Semua Pengamatan Disebut Observasi, Begini Ciri dan Contohnya

Legislator Harap Segera Ada Kepala OIKN Definitif untuk Selaraskan Visi-Misi Prabowo

NASA Temukan Titik Hijau Misterius di Mars, Ada Sisa Kehidupan Alien Purba?

Penelitian Ungkap Bermain Video Game seperti Olahraga di Gym

Apakah Alien Bersembunyi di Mars? Ilmuwan Ungkap Hal ini

Rajin Menulis Jurnal Bisa Bermanfaat untuk Melatih Daya Ingat

Gantikan ISS, Vast Siapkan Desain Stasiun Luar Angkasa Baru
