Tidak Semua Pengamatan Disebut Observasi, Begini Ciri dan Contohnya


Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dari pokok masalah yang diamati. (Foto: Pexels/Jeswin Thomas)
Merahputih.com - Mengamati sesuatu belum tentu bisa dianggap sebagai observasi. Lantas bagaimanakah kriteria yang disebutkan observasi?
Observasi adalah proses mengamati atau mengumpulkan informasi tentang suatu objek, situasi, atau fenomena secara langsung melalui indera, terutama penglihatan.
Observasi dilakukan dengan memperhatikan detail dari objek yang diamati tanpa mengubah atau memengaruhinya.
Ada banyak tujuan melakukan observasi. Dalam disiplin keilmuan, observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dari pokok masalah yang diamati.
Dilansir laman populix, ada beberapa ciri-ciri observasi. Hal tersebut di antaranya:
Objektif
Observasi pada dasarnya wajib bersifat objektif, atau harus diamati secara langsung dengan berdasarkan kondisi objek tunggal yang nyata. Tidak bisa diwakilkan karena bisa berisiko terjadinya informasi tidak tepat hingga informasi yang salah.
Faktual
observasi juga harus dilakukan berdasarkan fakta dan hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, serta kebenarannya sudah dibuktikan tanpa ada dugaan tidak jelas.
Sistematis
Observasi wajib dilaksanakan sesuai rencana atau metode yang telah ditentukan sedari awal dan tidak sembarangan.
Baca juga:
Penelitian Ungkap Gen Z Lebih Pilih Media Sosial untuk Mencari Informasi
Dalam serangkaian observasi, tentunya perlu bagi peneliti menentukan jenis observasi yang pas dengan objek masalah yang akan diamati. Setidaknya ada tiga jenis observasi:
Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif merupakan jenis pengamatan yang dilakukan peneliti. Di mana ia terlibat aktif terlibat langsung dalam berbagai hal yang tengah diobservasi.
Misalnya, peneliti ingin meneliti pengaruh pekerjaan buruh penebang kayu illegal terhadap kesejahteraan ekonomi. Maka peneliti turut merasakan menjadi tukang tebang pohon, mengikuti aktivitas pekerjaannya, merasakan tantangan dan kesulitan dalam pekerjaan yang bersangkutan.
Observasi Sistematis
Observasi sistematis merupakan suatu jenis pengamatan yang dilakukan juga dengan prosedur yang sesuai atau ketentuan yang telah peneliti temtukan sebelumnya tanpa melanggar berbagai ketentuan tersebut.
Agar dapat melakukan observasi sistematis, observer juga harus menentukan terlebih dahulu tentang faktor apa saja yang mendasari dirinya melakukan pengamatan.
Tak hanya itu, menghindari adanya bias dalam hasil, peneliti memastikan bahwa penilai terlatih dengan baik dan berusaha meminimalkan bias.
Contoh penelitian dengan observasi sistematis adalah penelitian pola asuh Baumrind.
Baumrind (1971) melakukan salah satu penelitian awalnya tentang pola asuh, para pengamat ditempatkan di rumah masing-masing keluarga. Data diperoleh selama dua kunjungan rumah, yang masing-masing berlangsung selama 3 jam.
“Ketujuh pengamat tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal usia, pandangan filosofis , dan pelatihan profesional. Semua pengamat memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengamati dan menilai anak-anak dan setidaknya memiliki beberapa pelatihan pascasarjana dalam ilmu perilaku. Para pengamat dipilih karena pandangan heterodoks dan pengalaman hidup mereka untuk mengurangi subjektivisme yang melekat dalam metode observasi”.
Karena latar belakang etnis dan budaya dapat memengaruhi persepsi gaya pengasuhan, Baumrind berusaha memilih pelatih yang berasal dari latar belakang dan pengalaman hidup yang beragam.
Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental merupakan suatu jenis pengamatan yang dilakukan dengan cara mengadakan suatu tindakan untuk mengendalikan situasi, dan kemudian melakukan pengamatan ini terhadap gejala atau fenomena yang diteliti.
Baca juga:
Berikut adalah tujuan dari melakukan observasi:
Pertama, mengidentifikasi masalah atau peluang. Di mana peneliti bisa memahami situasi secara langsung untuk melihat masalah atau peluang yang mungkin ada.
Lalu, tujuan observasi mendapatkan gambaran nyata, mengamati secara langsung agar mendapatkan data yang objektif dan realistis.
Kemudian, mengevaluasi kinerja atau kondisi. Di mana mengevaluasi aspek-aspek tertentu, seperti lingkungan kerja, perilaku, atau hasil kerja.
Terakhir, mengembangkan teori atau hipotesis. Di mana mengumpulkan data yang menjadi dasar untuk membangun teori atau hipotesis awal dalam suatu penelitian.
Baca juga:
Rajin Menulis Jurnal Bisa Bermanfaat untuk Melatih Daya Ingat
Setelah peneliti melakukan berbagai aktivitas observasi, maka peneliti akan mendapatkan manfaat seperti:
Data yang objektif dan akurat
Pasalnya diperoleh dari pengamatan langsung, data yang didapat cenderung lebih objektif dan sesuai fakta.
Memperdalam pemahaman
Observasi membantu peneliti atau pengamat memahami situasi atau fenomena lebih mendalam.
Menambah wawasan dan pengetahuan
Membantu individu memperoleh informasi yang lebih luas dan mendetail mengenai suatu objek atau lingkungan.
Mendeteksi perubahan atau pola
Membantu dalam melihat perubahan, tren, atau pola yang mungkin tidak terlihat hanya dari teori atau data sekunder.
Mendukung pengambilan keputusan
Observasi menghasilkan data faktual yang bisa menjadi dasar dalam membuat keputusan yang lebih tepat dan informatif. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Ramalan Zodiak 9 Oktober 2025: Catatan Penting Soal Keuangan dan Asmara

Ramalan Zodiak 5 Oktober 2025: Karier, Cinta, dan Keberuntungan

Ramalan Zodiak 3 Oktober 2025: Cek Peruntungan Karier dan Keuangan Anda

Ramalan Zodiak Hari Ini 29 September 2025: Karier dan Asmara, Ada Fakta Menarik!

Kronologis Tewasnya Pekerja Lepas BRIN di Lokasi Penelitian Sesar Aktif Demak

Pekerja Lepas Tewas di Lokasi Penelitian Sesar Aktif, Polres Demak Pastikan Bakal Periksa BRIN
Ramalan Zodiak Hari Ini 27 September 2025: Prediksi Karier, Keuangan, dan Asmara

Ramalan Zodiak Hari Ini, 23 September 2025: Karier Menegangkan, Asmara Menguji Hati

Ramalan Zodiak Hari Ini, 22 September 2025: Percintaan dan Keuangan, Wajib Pantau!

Ramalan Zodiak Hari Ini, 17 September 2025: Peruntungan Karier dan Cinta
