Olahraga Setelah Vaksin, Apakah Aman?

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 10 September 2021
Olahraga Setelah Vaksin, Apakah Aman?

Berolahraga secara umum bantu meningkatkan antibodi. (Foto: Pexels/Karolina Grabowska)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KETERSEDIAAN vaksin COVID-19 membantu kita mendapatkan kembali rasa normal dalam kehidupan sehari-hari. Namun, selayaknya pengobatan baru, orang-orang secara alami memiliki pertanyaan-pertanyaan di kepala mereka.

COVID-19 telah mengubah hidup kita secara drastis selama 2 tahun terakhir, dari cara kita berinteraksi dengan orang lain hingga cara kita beraktivitas. Sehingga mendukung pertanyaan-pertanyaan seperti apakah boleh berolahraga di rumah atau di tempat umum setelah vaksin? Seberapa cepat dan seberapa banyak olahraga yang dapat dilakukan? Apakah aman berolahraga setelah vaksin?

Baca juga:

Cara Alami Tingkatkan Daya Ingat

Dilansir Healthline, jawaban singkatnya adalah aman. Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa olahraga berbahaya setelah mendapatkan vaksin COVID-19. Namun satu-satunya pertimbangan keamanan tergantung pada reaksi tubuhmu setelah vaksin.

Centers for Disease Control (CDC) mencantumkan efek samping vaksin umum seperti nyeri, kemerahan, bengkak di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, panas, dingin, demam, dan mual.

CDC mengumumkan untuk latihan lengan agar mengurangi ketidaknyamanan di tempat sehabis suntik. (Foto: Nature)
CDC mengumumkan untuk latihan lengan agar mengurangi ketidaknyamanan di tempat sehabis suntik. (Foto: Nature)

CDC sebenarnya merekomendasikan melatih lenganmu untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan di tempat suntikan. Latihan setelah suntikan pertama mungkin tidak menjadi masalah jika efek samping yang dirasakan tidak berat.

Sebuah studi New England Journal of Medicine tahun 2021 mencatat bahwa efek samping mungkin lebih intens setelah suntikan kedua daripada yang pertama. Namun, tidak disebutkan bahaya apa pun akibat berolahraga.

Baca juga:

Hal Penting yang Perlu Dibahas saat Orangtua Masuki Masa Lansia

Sekitar 50 persen orang yang menerima vaksin mengalami efek samping, biasanya terjadi setelah dosis kedua. Kelelahan adalah yang paling umum. Berolahraga dapat memperburuk efek samping ini. Namun, tidak ada risiko yang lebih besar terkait dengan berolahraga setelah vaksin dibandingkan dengan berolahraga sebelum menerima vaksin.

Tidak ada jenis olahraga khusus yang dapat direkomendasikan setelah menerima vaksin. Namun secara umum telah terbukti menjadi penambah kekebalan yang efektif dan bahkan dapat meningkatkan efektivitas vaksin.

Efek samping vaksin dosis kedua dialami 50 persen orang. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)
Efek samping vaksin dosis kedua dialami 50 persen orang. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Dalam tinjauan tahun 2021 tentang olahraga dan kekebalan, para peneliti mencatat bahwa aktivitas fisik sedang hingga berat menghasilkan penurunan 31 persen risiko penyakit yang didapat dari masyarakat dan penurunan risiko kematian akibat penyakit menular sebesar 37 persen.

Selain itu, olahraga telah terbukti meningkatkan potensi vaksin dengan meningkatkan konsentrasi antibodi. Hasil ini tidak spesifik untuk COVID-19, tetapi ini adalah manfaat lain dari olahraga biasa.

Tinjauan tersebut melihat latihan aerobik (lari, bersepeda, dll.) dan latihan ketahanan secara individual dan dalam kombinasi. Semua olahraga tersebut terbukti bermanfaat untuk tubuh. Jadi olahraga setelah vaksin dinyatakan aman, namun kalian harus mengetahui tubuh kalian sendiri. Jika merasa efek sampingmu berat, lebih baik beristirahat. (mic)

Baca juga:

Sakit Telinga Gejala COVID-19?

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan