Olahraga dapat Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dari Rasa Sakit

P Suryo RP Suryo R - Senin, 29 Mei 2023
Olahraga dapat Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dari Rasa Sakit

Menjadi atau tetap aktif secara fisik dari waktu ke waktu dapat bermanfaat bagi toleransi rasa sakit kamu. (freepik/freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JIKA kamu memiliki penyakit yang menimbulkan sakit kronis, salah satu solusi potensial untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan berolahraga.

Studi baru di Norwegia menemukan bahwa orang yang aktif secara fisik memiliki toleransi rasa sakit yang lebih besar dibandingkan dengan tipe yang tidak banyak bergerak. Mereka dengan tingkat aktivitas yang lebih aktif juga memiliki toleransi terhadap rasa nyeri yang lebih tinggi, menurut laporan yang diterbitkan secara daring di PLOS ONE (24/5).

Baca Juga:

Celana Training Sekolah, Tak Cuma Nyaman untuk Olahraga

olahraga
Peserta dengan tingkat aktivitas total, lebih banyak memiliki toleransi rasa nyeri yang lebih tinggi. (Pexels/Andrea Piacquadio)

"Menjadi atau tetap aktif secara fisik dari waktu ke waktu dapat bermanfaat bagi toleransi rasa sakit kamu. Apa pun yang kamu kerjakan, hal terpenting adalah melakukan sesuatu,” kata penulis studi tersebut, seorang mahasiswa PhD Anders Årnes dari University Hospital of North Norway, dan rekannya dalam rilis berita jurnal.

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis data dari lebih dari 10 ribu orang dewasa yang berpartisipasi dalam survei populasi besar yang dilakukan secara berkala di Norwegia.

Menggunakan data dari dua putaran penelitian, tahun 2007 hingga 2008 dan 2015 hingga 2016, para peneliti memeriksa tingkat aktivitas fisik yang dilaporkan sendiri oleh peserta dan tingkat toleransi rasa sakit mereka. Toleransi nyeri diuji dengan merendam tangan dalam air dingin.

Mereka yang dilaporkan aktif secara fisik di kedua putaran studi memiliki toleransi rasa sakit yang lebih tinggi daripada mereka yang melaporkan gaya hidup tidak aktif di kedua putaran.

Selain itu, peserta dengan tingkat aktivitas total yang lebih banyak memiliki toleransi rasa nyeri yang lebih tinggi. Mereka yang lebih aktif di putaran kedua daripada di putaran pertama memiliki tingkat toleransi nyeri yang lebih baik secara keseluruhan, demikian temuan menunjukkan.

Baca Juga:

Bungee Jumping Bukan Sekadar Olahraga Bagi yang Kuat Jantungnya

olahraga
Meningkatkan aktivitas fisik bisa menjadi strategi potensial untuk meredakan atau mencegah rasa sakit. (Unsplash/Boxed Water Is Better)

Para peneliti tidak menemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat aktivitas dan perubahan toleransi nyeri antara dua putaran penelitian.

Namun, kata mereka, temuan tersebut menunjukkan bahwa tetap aktif secara fisik, menjadi aktif atau meningkatkan aktivitas memiliki koneksi dengan toleransi rasa sakit yang lebih tinggi.

Meningkatkan aktivitas fisik bisa menjadi strategi potensial untuk meredakan atau mencegah rasa sakit kronis, saran penulis penelitian.

Penelitian di masa depan dapat membantu memastikan apakah memang ada hubungan sebab-akibat antara aktivitas dan rasa sakit. Demikian catatan para peneliti. (aru)

Baca Juga:

Pahami Mitos dan Fakta Seputar Olahraga Jalan Kaki

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Bagikan