Novel Minta Tim Bentukan Kapolri Tak Berspekulasi Soal Aktor Intelektual Kasusnya
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. (Foto: merahputih.com/Ponco Sulaksono)
MerahPutih.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan meminta kepada tim gabungan bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar tidak berspekulasi terkait aktor intelektual dalam kasus penyiraman air keras terhadap dirinya.
Permintaan itu disampaikan Novel menyusul pernyataan tim gabungan bentukan Kapolri dalam jumpa pers kemarin yang menyebut terdapat motif politik dalam kasus tersebut. Dugaan motif politik itu berkaitan dengan kedudukan Novel sebagai bagian dari lembaga antirasuah.
"Saya pikir jangan sampai hanya terjadi upaya untuk berspekulasi, siapa aktor intelektual, dalang, koordinator dan lain-lain," kata Novel di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/7).
Baca Juga: Satgas Kasus Novel Berakhir, Ini Komentar Kapolri Tito Karnavian
Menurut Novel pengungkapan kasus ini harus dimulai dengan menangkap eksekutor atau pelaku di lapangan. Sebab penganiayaan yang dialami Novel ini masuk dalam kategori kejahatan jalanan. Untuk mengungkap itu, Novel mengatakan yang perlu diutamakan adalah menangkap pelaku lapangan.
"Tapi kemudian hanya di mulai dengan spekulasi aktor intelektual Pihak mana Pihak mana Saya kira itu bukan bukan investigasi ya, itu hanya rekaan atau dugaan-dugaan saja dan saya kira itu tidaklah tepat," jelas dia.
Novel pun berharap kasus ini tidak diperkeruh dengan spekulasi siapa aktor intelektual dibalik penyerangan terhadap dirinya. Novel meminta agar tim ini sungguh-sungguh dalam melakukan upaya pembuktian.
"Karena kalau hanya spekulasi dan pelakunya sekali lagi tidak dapat maka itu sia-sia," imbuhnya.
Baca Juga: Ditanya Perkembangan Kasus Novel, Mabes Polri Irit Bicara
Lebih lanjut Novel mengatakan pengumuman hasil kerja tim gabungan pekan depan menjadi pertaruhan bagi orang-orang yang ada di dalam tim itu. Ia juga berharap teror terhadap pegawai KPK lainnya segera diungkap agar kejadian itu tidak terulang.
"Tentunya minggu depan rilis hasilnya itu seperti apa tentunya ini pertaruhan buat beliau-beliau. Saya berharap hasil yang ditemukan benar-benar signifikan," pungkasnya.
Tim Satuan Tugas (Satgas) yang dibentuk oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian gagal mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan hingga berakhirnya masa kerja mereka.
Tim beranggotakan 65 orang dan didominasi dari unsur Kepolisian itu dibentuk Kapolri pada 8 Januari dengan masa kerja enam bulan. Namun, hingga berakhirnya tenggat masa kerja pada 7 Juli 2019, tim tersebut tidak dapat mengungkap satu pun aktor yang bertanggung jawab atas cacatnya mata kiri Novel. (Pon)
Baca Juga: Kasus Novel Masih Gelap, Wadah Pegawai KPK Tagih Janji Kapolri
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Dana Transfer dari Pusat Dipangkas, Kepala Daerah Diminta Kurangi Belanja Dinas dan Perjalanan yang tak Efektif
Novel Baswedan: TWK KPK Manipulatif, Pimpinan Baru Jangan Lanjutkan Kebijakan Firli
Mendagri Tito Ingatkan Pemda Setop Pemborosan dan Perkuat Efisiensi Anggaran
Mendagri Tito soal Pemotongan TKD: Bukan Hal Baru, saat Pandemi COVID-19 Juga Pernah Dilakukan
Mendagri Tito Bagi-Bagi Tugas 3 Wamen Jadi Koordinator Wilayah Berdasarkan Zona Waktu
Mendagri Tito Tiba di Istana, Pastikan Ada Pelantikan Menko Polkam Baru
Mendagri Tito Minta Pemda Hidupkan Lagi Siskamling untuk Jaga Keamanan Wilayah
Mendagri Larang Kepala Daerah yang Wilayahnya Terjadi Demo Pergi Ke Luar Negeri
Menteri Tito Sebut BUMD Rugi Karena Banyak Titipan, Pramono Sebut Tunjuk Tim Sukses Jadi Komisaris Tidak Masalah
Perusahaan Besar Terlibat Kasus Beras Oplosan, DPR: Jangan Ditutup-tutupi, Penegakan Hukum Tanpa Pandang Bulu