Mulai Langka, Makanan Khas Papua Ini Punya Banyak Manfaat untuk Tubuh
Papeda (Foto: Instaram/@ reantinanovagurusinga)
SUMBER kesehatan manusia dimulai dari apa yang dimakan. Makanan yang unik dan menarik juga menjadi salah satu daya tarik manusia untuk mencicipinya. Salah satu jenis makanan yang memenuhi kedua syarat diatas adalah makanan khas papua bernama papeda.
Papeda merupakan makanan khas masyarakat Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi. Berbahan dasar sagu, papeda bertekstur menyerupai lem atau gel berwarna putih bening.
Baca juga:
Tiga Kuliner Papua Berbahan Dasar Sagu, Menggugah Selera dan Bikin Penasaran
Melansir indonesia.go.id, rasanya yang tawar membuat papeda cocok disajikan bersama dengan ikan tongkol yang dibumbui dengan kunyit atau kuah kuning. Papeda juga kerap dinikmati dengan sayur yang diolah dari daun melinjo muda atau disebut dengan sayur ganemo.
Bukan hanya unik, warisan kuliner asal Papua dan Maluku satu ini memiliki berbagai manfaat untuk tubuh. Selain kaya serat, papeda juga rendah kolestrol dan bernutrisi.
Papeda memiliki nutrisi esensial seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, dan zat besi. Bahkan, rutin mengkonsumsi papeda dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi resiko terjadinya kanker usus, hingga membersihkan paru-paru.
Sayangnya, citarasa khas ini mulai perlahan-lahan menjadi langka dan sulit ditemukan. Begitu pula di daerah asalnya. Tetapi, jangan sedih, karena kelezatan papeda tidak hanya terkenal di Papua dan Maluku, karena di beberapa tempat makan Jabodetabek menyuguhkan Papeda.
Baca juga:
Salah satunya yang sedang ramai di perbincangkan adalah restoran papeda milik salah satu artis ternama Teuku Rasya. Dalam Vlog yang dibawakan oleh Channel AnakKuliner, putra sulung Tamara Bleszynski ini membuka sebuah restoran dengan nama "Papeda" di kawasan Alam Sutera,tepatnya di Gedung Prominence lantai 36.
Konsep restoran ini adalah menghadirkan ciri khas masakan Indonesia bagian Timur, khususnya Papeda. Dalam vlognya, AnakKuliner mengapresiasi rasa dan kualitas masakan Papeda dari restoran artis muda ini. "Ini saya suka banget sama tekstur papeda dan rasa dari kuah gulai ikannya, nendang banget," Ujar Host AnakKuliner.
Proses mengolah sagu menjadi bubur papeda membutuhkan perkakas belanga. Lalu, saat air mendidih dituangkan ke dalam saripati sagu sambil diaduk sampai mengental dan terjadi perubahan warna, yaitu dari putih menjadi bening keabu-abuan.
Pengadukan dalam proses ini harus searah sampai tekstur benar-benar merata menjadi bubur lem. Sepasang sumpit atau dua garpu khusus digunakan untuk mengambil dan menyantap papeda.
Cara menyantap papeda dengan menggulung-gulung hingga bubur melingkari sumpit atau garpu. Lalu, diletakkan di piring dan siap disantap bersama kuah kuning. Tak perlu dikunyah, menyantap papeda dapat langsung diseruput dan ditelan. (nic)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Penggerebekan KKB Dugwi Kogoya Berawal dari Temuan Ponsel di Lokasi Keributan
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
DPR Kecam Pembakaran Sekolah oleh KKB di Papua, Minta Pemerintah Harus Ambil Langkah Tegas
Pesawat Smart Air Tergelincir di Lapangan Terbang Tiom, Papua, tak Ada Korban Jiwa