Mitos Tentang Penyakit Alzheimer

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 10 September 2021
Mitos Tentang Penyakit Alzheimer

Ketahui mitos Alzheimer (Foto: pexels/rodnae )

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEIRING bertambahnya usia, wajar jika sesekali mengalami masalah ingatan, seperti lupa nama seseorang atau luma meletakan barang. Akan tetapi Alzheimer lebih dari sekadar kehilangan ingatan sesekali.

Alzheimer adalah penyakit yang menyebabkan sel-sel otak tidak berfungsi dan akhirnya mati. Ketika mengalami Alzheimer seseorang mungkin lupa nama teman lama atau jalan apa yang harus diambil untuk kembali ke rumah meski telah ditinggali selama beberapa dekade.

Ada banyak mitos tentang penyakit ini. Mengutip dari Asosiasi Alzheimer merangkum beberapa mitos tersebut.

Baca juga:

Cara Alami Tingkatkan Daya Ingat

1. Mitos penyakit Alzheimer mematikan

Mitos penyakit Alzheimer mematikan (Foto: pexels.com/cottonbro)
Mitos penyakit Alzheimer mematikan (Foto: pexels.com/cottonbro)

Faktanya Penyakit Alzheimer tidak memiliki korban. Penyakit Ini menghancurkan sel-sel otak dan menyebabkan perubahan memori, perilaku tidak menentu dan hilangnya fungsi tubuh. Perlahan akan melupakan identitas seseorang, kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, berpikir, makan, berbicara, berjalan dan menemukan jalan pulang.

2. Mitos hanya orang tua yang bisa terkena Alzheimer

Tidak hanya orang tua yang dapat mengalami Alzheimer. (Foto: pexels/tritanle)
Tidak hanya orang tua yang dapat mengalami Alzheimer. (Foto: pexels/tritanle)

Alzheimer dapat menyerang orang berusia 30-an, 40-an, dan bahkan 50-an. Diperkirakan ada lebih dari 5 juta orang yang hidup dengan penyakit Alzheimer di Amerika Serikat. Ini termasuk lebih dari 5 juta orang berusia 65 dan lebih tua dan 200.000 orang lebih muda dari usia 65 dengan penyakit Alzheimer yang lebih muda.

Baca juga:

Hal Penting yang Perlu Dibahas saat Orangtua Masuki Masa Lansia

3. Mitos aluminium menyebabkan penyakit Alzheimer

Mitos minum dari kaleng aluminium atau memasak dalam panci dan wajan aluminium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer. (Foto: pexels/Breakingpic)
Mitos minum dari kaleng aluminium atau memasak dalam panci dan wajan aluminium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer. (Foto: pexels/Breakingpic)

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, aluminium muncul sebagai kemungkinan penyebab Alzheimer. Kecurigaan ini menimbulkan kekhawatiran tentang paparan aluminium melalui sumber sehari-hari seperti panci dan wajan, kaleng minuman, antasida dan antiperspiran. Sejak itu, penelitian gagal untuk mengonfirmasi peran aluminium dalam menyebabkan Alzheimer.

4. Aspartam menyebabkan kehilangan memori

spartam menyebabkan kehilangan memori. (Foto: pexels/monstera)
spartam menyebabkan kehilangan memori. (Foto: pexels/monstera)

Aspartam ialah pemanis sintetis non-karbohidrat. Biasa dipasarkan dengan merek seperti Nutrasweet dan Equal, telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk digunakan di semua makanan dan minuman pada tahun 1996. Sejak disetujui, kekhawatiran tentang efek kesehatan aspartam telah hilang. (Jhn)

Baca juga:

Sakit Telinga Gejala COVID-19?

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan