Kesehatan

Mitos dan Fakta Seputar Katarak

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Minggu, 16 Juli 2023
Mitos dan Fakta Seputar Katarak

Katarak mengakibatkan gangguan penglihatan yang signifikan. (Foto: Freepik/Master1305)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KATARAK pangkal kebutaan. Penyakit ini ditengarai akan memperparah gangguan penglihatan bila tak beroleh penanganan segera.

Katarak mengakibatkan berkurangnya sensitivitas pada mata dan pandangan menjadi kabur. Karena itulah, katarak menjadi momok beberapa orang. Penderita katarak akan kesulitan melakukan aktivitas sehari-harinya.

Meski sekarang sudah banyak informasi tentang katarak, masih banyak mitos seputar katarak beredar di masyarakat. Menurut dr. Kevin, SpM dari KMN Eyecare, mitos-mitos tersebut tak berdasar.

Berikut beberapa mitos dan fakta sebenarnya seputar katarak seperti tersua dalam keterangan tertulis dr. Kevin ke Merahputih.com. Yuk, simak.

Baca juga:

Ketahui Cara Perawatan Pasca Operasi Katarak

katarak
Katarak dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari bayi, usia muda hingga . (Foto: Freepik/Rawpixels)

Mitos: Katarak dialami oleh usia tua
Fakta: Katarak menyerang semua usia

Katarak umumnya lebih sering terjadi pada orang yang telah berusia lanjut sehingga sering diidentikkan penyakit lansia.

Namun, sebenarnya katarak dapat terjadi pada siapa saja. Mulai dari bayi, usia muda hingga lansia. Katarak pada bayi disebut dengan katarak kongenital. Penyebab terbesarnya kemungkinan gangguan kehamilan. Sang Ibu terkena infeksi virus seperti rubella, cacar air, dan sejenisnya.

Katarak juga dapat menyerang orang usia muda. Faktor penyebab katarak paling besar pada usia muda adalah penyakit diabetes, keturunan, dan juga trauma mata.

Mitos: Katarak penyakit menular
Fakta: Katarak adalah penyakit degeneratif

Katarak sering dianggap sebagai penyakit menular karena penyebarannya cepat. Hampir setiap orang tua dapat terserang katarak sehingga muncul mitos bahwa katarak adalah penyakit menular.

Padahal katarak bukanlah penyakit menular, melainkan degeneratif. Artinya, semakin bertambahnya usia seseorang, semakin besar risikonya terkena katarak. Katarak merupakan suatu keadaan di mana lensa mata keruh dan tidak lagi mampu menjadi transparan yang dapat menyebabkan terganggunya proses penglihatan.

Maka tidak perlu ada kekhawatiran terkena katarak jika kamu bersentuhan atau berinteraksi dengan orang yang menderita katarak.

Baca juga:

Kenali Gejala Katarak dan Cara Mengatasinya

katarak
Operasi katarak merupakan tindakan yang relatif aman jika dilakukan oleh dokter spesialis mata terpercaya. (Foto: Freepik/Freepik)

Mitos: Penderita katarak harus operasi
Fakta: Operasi katarak tergantung kondisi mata dan kesehatan pasien

Orang mungkin beranggapan bahwa penderita katarak harus dioperasi karena operasi katarak adalah cara yang efektif untuk mengobati katarak. Operasi katarak dilakukan untuk menghilangkan lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan lensa kaca atau plastik baru yang bersih.

Memang benar bahwa operasi katarak dapat membantu meningkatkan penglihatan secara signifikan dan dapat membantu mencegah kehilangan penglihatan yang lebih lanjut. Namun, bukan berarti semua penderita katarak harus dioperasi karena ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan.

Tidak semua penderita katarak bisa melakukan operasi katarak. Ada beberapa faktor yang dapat menghalangi keberhasilan operasi atau meningkatkan risiko komplikasi. Antara lain kondisi mata, penyakit sistemik, dan riwayat bedah mata.

Kondisi mata seperti glaukoma atau peradangan mata dapat meningkatkan risiko komplikasi setelah operasi katarak. Maka, para calon pasien wajib berkonsultasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk operasi katarak.

Mitos: Operasi katarak tidak aman
Fakta: Operasi katarak aman dan efektif

Banyak anggapan bahwa operasi katarak tidak aman. Kurangnya informasi tentang tatalaksana operasi katarak yang tepat membuat penderita takut untuk dioperasi.

Perasaan takut sebelum operasi adalah hal yang wajar, tapi kamu tidak perlu khawatir selama tindakan operasi dilakukan oleh tenaga ahli yang memang sudah berpengalaman di bidangnya.

Seperti tindakan medis lain, operasi katarak memiliki beberapa risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi katarak termasuk infeksi, kerusakan pada jaringan mata, dan masalah dengan lensa yang baru. Namun, kemungkinan komplikasi ini sangat jarang terjadi dan dapat dicegah dengan mengikuti saran dokter spesialis mata dan menjalani pemeriksaan pasca operasi secara teratur.

Dr. Kevin, SpM menyimpulkan bahwa penanganan penyakit katarak melewati beberapa tahap. Dimulai dari pemeriksaan, observasi, dan tindakan harus dilakukan secara lengkap dan tepat. Jika harus dilakukan operasi pun, itu tindakan yang relatif aman sepanjang dilakukan oleh tenaga ahli.

Jadi, jangan terpengaruh oleh mitos ya, faktanya penyakit katarak itu dapat diatasi dengan benar. (dgs)

Baca juga:

Pertimbangkan 5 Hal ini Sebelum Pilih Rumah Sakit untuk Operasi Katarak

#Kesehatan #Kesehatan Mata
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Bagikan