Mitos dan Fakta Seputar Katarak


Katarak mengakibatkan gangguan penglihatan yang signifikan. (Foto: Freepik/Master1305)
KATARAK pangkal kebutaan. Penyakit ini ditengarai akan memperparah gangguan penglihatan bila tak beroleh penanganan segera.
Katarak mengakibatkan berkurangnya sensitivitas pada mata dan pandangan menjadi kabur. Karena itulah, katarak menjadi momok beberapa orang. Penderita katarak akan kesulitan melakukan aktivitas sehari-harinya.
Meski sekarang sudah banyak informasi tentang katarak, masih banyak mitos seputar katarak beredar di masyarakat. Menurut dr. Kevin, SpM dari KMN Eyecare, mitos-mitos tersebut tak berdasar.
Berikut beberapa mitos dan fakta sebenarnya seputar katarak seperti tersua dalam keterangan tertulis dr. Kevin ke Merahputih.com. Yuk, simak.
Baca juga:

Mitos: Katarak dialami oleh usia tua
Fakta: Katarak menyerang semua usia
Katarak umumnya lebih sering terjadi pada orang yang telah berusia lanjut sehingga sering diidentikkan penyakit lansia.
Namun, sebenarnya katarak dapat terjadi pada siapa saja. Mulai dari bayi, usia muda hingga lansia. Katarak pada bayi disebut dengan katarak kongenital. Penyebab terbesarnya kemungkinan gangguan kehamilan. Sang Ibu terkena infeksi virus seperti rubella, cacar air, dan sejenisnya.
Katarak juga dapat menyerang orang usia muda. Faktor penyebab katarak paling besar pada usia muda adalah penyakit diabetes, keturunan, dan juga trauma mata.
Mitos: Katarak penyakit menular
Fakta: Katarak adalah penyakit degeneratif
Katarak sering dianggap sebagai penyakit menular karena penyebarannya cepat. Hampir setiap orang tua dapat terserang katarak sehingga muncul mitos bahwa katarak adalah penyakit menular.
Padahal katarak bukanlah penyakit menular, melainkan degeneratif. Artinya, semakin bertambahnya usia seseorang, semakin besar risikonya terkena katarak. Katarak merupakan suatu keadaan di mana lensa mata keruh dan tidak lagi mampu menjadi transparan yang dapat menyebabkan terganggunya proses penglihatan.
Maka tidak perlu ada kekhawatiran terkena katarak jika kamu bersentuhan atau berinteraksi dengan orang yang menderita katarak.
Baca juga:

Mitos: Penderita katarak harus operasi
Fakta: Operasi katarak tergantung kondisi mata dan kesehatan pasien
Orang mungkin beranggapan bahwa penderita katarak harus dioperasi karena operasi katarak adalah cara yang efektif untuk mengobati katarak. Operasi katarak dilakukan untuk menghilangkan lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan lensa kaca atau plastik baru yang bersih.
Memang benar bahwa operasi katarak dapat membantu meningkatkan penglihatan secara signifikan dan dapat membantu mencegah kehilangan penglihatan yang lebih lanjut. Namun, bukan berarti semua penderita katarak harus dioperasi karena ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan.
Tidak semua penderita katarak bisa melakukan operasi katarak. Ada beberapa faktor yang dapat menghalangi keberhasilan operasi atau meningkatkan risiko komplikasi. Antara lain kondisi mata, penyakit sistemik, dan riwayat bedah mata.
Kondisi mata seperti glaukoma atau peradangan mata dapat meningkatkan risiko komplikasi setelah operasi katarak. Maka, para calon pasien wajib berkonsultasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk operasi katarak.
Mitos: Operasi katarak tidak aman
Fakta: Operasi katarak aman dan efektif
Banyak anggapan bahwa operasi katarak tidak aman. Kurangnya informasi tentang tatalaksana operasi katarak yang tepat membuat penderita takut untuk dioperasi.
Perasaan takut sebelum operasi adalah hal yang wajar, tapi kamu tidak perlu khawatir selama tindakan operasi dilakukan oleh tenaga ahli yang memang sudah berpengalaman di bidangnya.
Seperti tindakan medis lain, operasi katarak memiliki beberapa risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi katarak termasuk infeksi, kerusakan pada jaringan mata, dan masalah dengan lensa yang baru. Namun, kemungkinan komplikasi ini sangat jarang terjadi dan dapat dicegah dengan mengikuti saran dokter spesialis mata dan menjalani pemeriksaan pasca operasi secara teratur.
Dr. Kevin, SpM menyimpulkan bahwa penanganan penyakit katarak melewati beberapa tahap. Dimulai dari pemeriksaan, observasi, dan tindakan harus dilakukan secara lengkap dan tepat. Jika harus dilakukan operasi pun, itu tindakan yang relatif aman sepanjang dilakukan oleh tenaga ahli.
Jadi, jangan terpengaruh oleh mitos ya, faktanya penyakit katarak itu dapat diatasi dengan benar. (dgs)
Baca juga:
Pertimbangkan 5 Hal ini Sebelum Pilih Rumah Sakit untuk Operasi Katarak
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
