Kesehatan Mental

Mengapa Kita Sering Menolak Mengalami Suatu Perasaan?

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 29 Oktober 2020
Mengapa Kita Sering Menolak Mengalami Suatu Perasaan?

Beberapa alasan mengapa kita sering menolak untuk merasakan suatu perasaan. (Foto: Unsplash/Nadine Shaabana)

Ukuran:
14
Audio:

SERING kali emosi itu datang menghantui kita. Entah dalam bentuk kesedihan, kemarahan, atau ketakutan. Bagi beberapa orang mungkin lebih mudah untuk mengabaikan atau justru menghadapinya. Namun, kenapa merasa berat menerima perasaan-perasaan itu.

Sebenarnya emosi merupakan ekspresi normal dialami manusia atas hal-hal yang terjadi dalam hidupnya. Perasaan ini lah yang nanti membawa kita bersikap atau berperilaku, baik itu positif atau negatif.

Baca juga:

Merasa Kesehatan Mental Terganggu, Apa yang Harus Dilakukan?

Dilansir dari Psychology Today, ada beberapa hal yang terjadi ketika kita dihadapkan dengan beragam perasaan tidak nyaman itu, antara lain:

1. Menghakimi diri sendiri

Kita sering menghakimi diri sendiri akan emosi-emosi yang dirasakan. (Foto: Unsplash/Joshua Rawson Harris)



Beberapa orang memilih untuk menolak emosi itu karena adanya penilaian yang tertanam dari dalam diri. Seperti ketika seseorang merasakan kesedihan dan teringat tentang perasaan sedih yang melambangkan tentang kelemahan. Akhirnya hal ini membuat kita memilih untuk menghindar dari perasaan itu.

Begitu juga ketika seseorang merasa marah dan sering kali dilabeli dengan orang-orang yang out of control. Hal itu yang membuat mereka sering melakukan penghakiman untuk diri sendiri.

Pengalaman ini bisa terjadi karena masa kecil seseorang. Keyakinan ini menjadikan kita enggan untuk menerima perasaan-perasaan sulit itu.

2. Menerima penghakiman dari luar

Menerima Penghakiman dari luar atas suatu perasaan. (Foto: Unsplash/Eric Ward)


Tidak hanya penilaian dari diri sendiri yang menjadikan kita enggan untuk menerima perasaan sulit itu. Namun, penilaian eksternal juga menjadi salah satu faktornya. Contohnya ketika kita berada di lingkungan keluarga, teman, atau pasangan yang menanggapi perasaan kita dengan buruk.

Jika merasakan hal itu, kita harus berusaha untuk mencegah hal itu terjadi. Lebih baik untuk terbuka atas perasaan kita dan mendapatkan dukungan dari orang-orang terkasih.

Baca juga:

Memulai Menulis Jurnal untuk Kesehatan Mental

3. Kekhawatiran akan perasaan

Sering kali kita memiliki ketakutan untuk merasakan perasaan-perasaan itu. (Foto: Unsplash/Giulia Bertelli)


Seseorang khawatir bila perasaan itu tidak akan pernah berakhir. Emosi yang datang tidak kunjung usai dan pengalaman-pengalaman yang terjadi membuat kita semakin takut untuk mulai merasakan segala perasaan itu.

Ada ketakutan ketika kita mulai menangis, dan mungkin saja akan sulit untuk berakhir. Sayangnya ketakutan ini justru membuat kita terus melawan perasaan-perasaan sulit yang datang dan memilih untuk tidak merasakan perasaan itu. Padahal perasaan itu datang begitu saja dan wajar untuk kita rasakan.

Nyatanya, dengan menahan atau menolak perasaan ini sering kali menjadikan kita mengalami penderitaan yang lebih panjang. Hal ini disebabkan karena kita tidak pernah memberikan kesempatan untuk diri kita sendiri mengalami dan memproses semua emosi. Pada akhirnya kita tidak bisa melewati perasaaan-perasaan sulit ini sampai berhasil melewatinya. (ren)

Baca juga:

Aplikasi Ini Bisa Lacak Kesehatan Mental, Intip Cara Kerjanya

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan