Menanti Kerja Tim Teknis Polri Kasus Novel, Pasukan Elit atau Pisau Tumpul?

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Kamis, 22 Agustus 2019
Menanti Kerja Tim Teknis Polri Kasus Novel, Pasukan Elit atau Pisau Tumpul?

Teatrikal penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan saat melakukan aksi damai di halaman gedung KPK, Jakarta, Selasa (20/9). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Teror penyiraman air keras penyidik senior KPK Novel Baswedan tak kunjung tuntas. Tim Teknis Polri yang dibentuk sebulan lalu itu belum mampu mengungkap siapa dalang teror yang berlangsung 2017 silam. Padahal, anggotanya melibatkan puluhan penyidik berpengalaman dan dipimpin langsung Kabareskrim Komjen Idham Azis.

Pembentukan Tim Teknis Polri ini memang sempat diragukan banyak kalangan. Beberapa orang dekat Novel menganggap tim bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu diprediksi hanya akan mengulangi kegagalan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang sebelumnya dibentuk. Bukannya mengungkap pelaku penyerangan, TGPF yang didominasi akademisi malah mengeluarkan hasil temuan yang menyudutkan Novel.

Baca Juga: Tim Teknis Pengusutan Kasus Novel Pelajari Laporan Setebal 2.700 Halaman

"Tidak ada hal yang signifikan dari temuan satgas. Anehnya justru terkesan menyudutkan Novel karena dugaan teror ke Novel dipicu dendam akibat penggunaan wewenang berlebih," kata Anggota Tim Advokasi Novel Baswedan, Alghifari, belum lama ini.

Kasus Novel Baswedan
Tim Pencari Fakta (TPF) Novel Baswedan bentukan Polri saat mengumumkan hasil temuan mereka. (Foto: MP/Kanu)

Alghifari menyoroti hasil temuan TGPF yang lebih detail menyoroti kasus-kasus korupsi yang ditangani Novel, tetapi malah tidak fokus ke fakta-fakta terkait kasus teror yang dialaminya.

"(Temuan TGPF Polri) Ini menunjukan bahwa tim satgas Polri telah mencoba membangun opini yang spekulatif, tanpa adanya bukti yang mencukupi," kritik pendamping Novel itu.

Operasi Senyap atau Jalan di Tempat?

Kasus Novel Baswedan
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (tengah). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Merujuk itu, wajar kiranya rekan-rekan Novel tidak berharap banyak terhadap tim baru bentukan Kapolri karena sampai saat ini belum ada temuan penting yang diumumkan ke publik. Meski demikian, Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta mencoba memberikan alternatif sudut pandang terkait kinerja Tim Teknis.

Baca Juga: Rocky Gerung: Pembentukan Tim Teknis Kasus Novel Kedunguan Membongkar Konspirasi

Stanislaus mengingatkan publik tidak perlu mempermasalahkan berapa lama waktu kerja Tim Teknis, asalkan bisa menangkap dalang utama pelaku teror. Terkait belum ada informasi terbaru kinerja tim, dia melihatkan tidak lepas dari metode kerja senyap. Malah, kata dia, kalau perkembangannya terlalu diungkap ke publik akan menimbulkan tekanan bagi penyidik.

"Kan ini yang penting tertangkap seperti pelaku utama. Kejadian ini kan sulit karena subuh, CCTV juga sulit. Banyak faktor yang menyulitkan minimnya fakta fakta," kata pakar Intelijen itu.

Baca Juga: Seluruh Polisi Terbaik di Indonesia Dikerahkan Buru Penyerang Novel

Pengajar Universitas Indonesia (UI) juga mengingatkan belum lagi potensi nuansa politik dan keruwetan lainnya di belakang kasus teror Novel ini yang membuatnya semakin sulit untuk diungkap.

"Mungkin karena novel kerja di KPK dan ada kasus kasus yang belum tertangani. Kasus ini rumit karena ada motif politik," kata Stanislaus, saat dihubungi MerahPutih.com, Kamis (22/8).

Baca Juga: Tiga Orang Pelaku Diduga Ingin Menyiksa Novel Masuk Radar Tim Khusus Polri

Apalagi, Stanislaus melihat teror yang dialami Novel dilakukan orang-orang yang sangat terlatih dan penuh perencanaan. "Memang orang itu terlatih maka akan semakin sulit terungkap. Kemungkinan orangnya profesional dan motif nonkriminal," tandas dia.

Tertutupnya kepolisian memang terlihat dari sikap Karopenmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo enggan membeberkan perkembangan terkini tim teknis kasus Novel. "Ya kita tunggu saja. Masyarakat sabar saja. Nanti kalau terungkap dan ada perkembangan, pasti akan kami beri tahu," jawab dia, saat dikonfirmasi media.

Pasukan Elit atau Pisau Tumpul?

Penyidik KPK Novel Baswedan
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. (Foto: merahputih.com/Ponco Sulaksono)

Untuk diketahui, Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan waktu Tim Teknis untuk mengungkap kasus teror Novel selama enam bulan atau tiga bulan lebih lama dari waktu yang diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Fokus utama melakukan analisa Tempat Kejadian Perkara (TKP), sesuai dengan teori pembuktian sebuah peristiwa pidana. Olah TKP yang baik dengan didukung peralatan dan proses ilmiah akan meningkatkan kemungkinan pengungkapan sebuah kasus menjadi antara 60 hingga 70 persen.

Baca Juga: Melihat Langkah-Langkah yang Akan Dilakukan Tim Teknis Pengungkapan Kasus Novel

Tim juga akan kembali mendalami puluhan kamera tersembunyi atau CCTV yang berada di sekitar TKP. Mereka juga mendalami serta menganalisa sketsa wajah terduga pelaku yang telah ada untuk mempertajam arah penyidikan.

Dalam proses pendalaman dan analisa ini, Tim Teknis menggandeng Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Dukcapil Kemendagri) untuk mencocokan identitas terduga pelaku yang telah didapatkan Tim Teknis nantinya.

Skuat Tim Teknis terdiri dari tim interogator, tim surveillance, tim penggalangan, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), hingga Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri. Ketua tim sekaligus Kabareskrim Idham Azis membagi tim untuk mendalami enam kasus high profile yang ditangani Novel dan diduga terkait dengan aksi penyerangan berdasarkan temuan TGPF sebelumnya.

Kasus KPK Novel Baswedan
Tim Densus 88 Anti Teror - ANTARA/Mohammad Ayudha

Meski terdiri dari pasukan elit kepolisian, praktisi hukum sekaligus pengacara Novel, Saor Siagian menilai Tim Teknis itu hanya akan kembali menjadi pisau tumpul dan gagal memecahkan misteri kasus teror yang menimpa sahabatnya itu. Menurut dia, lebih baik sejak awal kasus ini ditangani Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Independen yang dibentuk langsung Presiden.

Baca Juga: Tito Bentuk Tim Teknis Kasus Novel Beda dengan Perintah Awal, Ini Reaksi Jokowi

Saking ragunya, Saor malah meminta tim melempar handuk putih dari awal, ketimbang sampai habis tenggat waktu 6 bulan belum juga berhasil menangkap pelaku dan dalang di balik teror air keras yang dialami Novel. "Jika memang ada kendala dalam tim teknis ini, bilang saja. Supaya ada TGPF independen dibentuk oleh Presiden," tutup sahabat Novel itu. (Knu)

Baca Juga: 6 Kasus Diduga Jadi Pemicu Penyerangan ke Novel Baswedan

#Teror Air Keras #Novel Baswedan
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
Novel Baswedan Ditunjuk Jadi Wakil Kepala Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Optimalisasi Penerimaan Negara yang bertugas mendampingi kementerian agar dapat meningkatkan penerimaan negara dalam berbagai sektor.
Frengky Aruan - Senin, 16 Juni 2025
Novel Baswedan Ditunjuk Jadi Wakil Kepala Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara
Indonesia
Novel Baswedan Soroti Pencalonan Nurul Ghufron sebagai Hakim Agung: Harusnya Gagal Administrasi
Novel Baswedan mengingatkan bahwa seorang Hakim Agung harus memiliki standar etik yang tinggi karena berperan sebagai tangan Tuhan di dunia.
Frengky Aruan - Rabu, 16 April 2025
Novel Baswedan Soroti Pencalonan Nurul Ghufron sebagai Hakim Agung: Harusnya Gagal Administrasi
Indonesia
Bahaya Air Keras yang Disiram ke Anggota Polres Tangsel, Bisa Sebabkan Kebutaan sampai Kematian
Para tersangka merupakan anggota gangster bernama 'Serpong-Ciledug-Bintaro-Depok'
Angga Yudha Pratama - Minggu, 26 Januari 2025
Bahaya Air Keras yang Disiram ke Anggota Polres Tangsel, Bisa Sebabkan Kebutaan sampai Kematian
Indonesia
Polisi Bocorkan Beragam Ancaman yang Diterima Bung Towel dan Keluarga dari Para Netizen, Apa Saja Ya?
Dia melaporkan ke Polda Metro Jaya dikarenakan kejadian yang dialaminya sudah menyentuh pihak keluarga terutama anak-anaknya
Angga Yudha Pratama - Minggu, 19 Januari 2025
Polisi Bocorkan Beragam Ancaman yang Diterima Bung Towel dan Keluarga dari Para Netizen, Apa Saja Ya?
Indonesia
MK Mulai Sidangkan Gugatan Novel Baswedan Terkait Syarat Usia Capim KPK
Pegawai KPK yang telah menjabat lima tahun juga berhak mendaftar sebagai calon pimpinan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 Juli 2024
MK Mulai Sidangkan Gugatan Novel Baswedan Terkait Syarat Usia Capim KPK
Indonesia
Saat Hasto PDIP Duduk Berdampingan dengan Rocky Gerung hingga Novel Baswedan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menghadiri Koentjaraningrat Memorial Lecture XXI/2024.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 03 Juni 2024
Saat Hasto PDIP Duduk Berdampingan dengan Rocky Gerung hingga Novel Baswedan
Indonesia
Novel Baswedan Harap Nawawi Pomolango Bisa Perbaiki KPK
Posisi Nawawi di pucuk pimpinan KPK memunculkan harapan baru.
Zulfikar Sy - Selasa, 28 November 2023
Novel Baswedan Harap Nawawi Pomolango Bisa Perbaiki KPK
Indonesia
Abraham Samad Cs Gunduli Rambut Bentuk Rasa Syukur Firli Tersangka
Menurut Samad, aksi cukur rambut juga menjadi simbol bahwa KPK harus dibersihkan dari sesuatu yang kotor.
Andika Pratama - Kamis, 23 November 2023
Abraham Samad Cs Gunduli Rambut Bentuk Rasa Syukur Firli Tersangka
Indonesia
Novel Baswedan Sebut Firli Bahuri Berpotensi Melarikan Diri
"Besar kemungkinan Firli akan melarikan diri. Penyidik mestinya pertimbangkan untuk dilakukan upaya paksa atau penangkapan agar kasusnya bisa segera tuntas," kata Novel
Andika Pratama - Senin, 23 Oktober 2023
Novel Baswedan Sebut Firli Bahuri Berpotensi Melarikan Diri
Indonesia
Selain SYL, Ada Kepala Daerah Diduga Jadi Korban Pemerasan Oknum KPK
Novel Baswedan memperoleh informasi terkait kepala daerah yang juga menjadi korban dugaan pemerasan oknum di lembaga antirasuah.
Zulfikar Sy - Minggu, 15 Oktober 2023
Selain SYL, Ada Kepala Daerah Diduga Jadi Korban Pemerasan Oknum KPK
Bagikan