Jokowi Ancam Tutup Industri Tak Pasang Scrubber untuk Cegah Polusi Udara
Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada Rapimnas Jaman di Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (29/8/2023). (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)
MerahPutih.com - Kondisi polusi udara di Jakarta membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil langkah tegas.
Ia menyatakan akan memberikan sanksi hingga penutupan industri yang tidak memasang scrubber untuk mengatasi polusi udara.
Scrubber merupakan alat pemisahan suatu partikel solid (debu) yang ada di gas atau udara dengan menggunakan cairan seperti air sebagai alat bantu.
Baca Juga:
Jokowi Tunjuk Luhut Pimpin Penanganan Polusi Udara Jakarta
Jokowi menilai, masalah polusi udara di Jakarta berdampak terhadap faktor kesehatan yang harus dibayar mahal sekali.
"Sanksi pasti dan bisa ditutup. Kemarin pas rapat sudah disampaikan, kalau tidak mau memperbaiki, tidak pasang scrubber, tegas untuk ini, karena harga kesehatan yang harus kita bayar sangat mahal sekali," tutur Jokowi di Semarang, Rabu (30/8).
Jokowi menyampaikan sejumlah tindakan yang telah dilakukan pemerintah, di antaranya teknologi modifikasi cuaca (TMC), imbauan bekerja dari rumah (work form home), pengawasan terhadap industri pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), hingga uji emisi terhadap kendaraan bermotor.
"Kemudian, kita juga telah melakukan modifikasi cuaca, TMC, itu juga usaha. Work from home juga dilakukan, pengawasan kepada industri, PLTU, semuanya sekarang ini dilakukan. Kepada sepeda motor, mobil, kita cek semuanya emisinya," tegas Jokowi.
Baca Juga:
Pemprov DKI Ajak Pihak Swasta Berpartisipasi Atasi Polusi Udara
Jokowi menegaskan dalam mengatasi masalah polusi udara membutuhkan waktu dan harus bekerja bersama-sama.
"Memang perlu kerja total, kerja bersama-sama, tetapi memerlukan waktu, tidak bisa langsung," katanya.
Selain pengawasan terhadap industri, Jokowi mengimbau masyarakat untuk beralih dari transportasi pribadi ke transportasi publik.
"Dibutuhkan usaha bersama-sama semuanya, yang dilakukan juga semuanya harus melakukan. Perpindahan dari transportasi pribadi ke transportasi publik, ke transportasi massal," katanya. (Knu)
Baca Juga:
Anggota DPRD DKI Heran Wacana Subsidi Pertamax Turbo untuk Atasi Polusi Udara
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Udara Jakarta Lebih Berbahaya 10 Kali Lipat dari Batas WHO pada Jumat (31/10), Ini Tips Bertahan Hidup dari Dinkes
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Picu Hujan Mikroplastik, Wajah Pelaku Bakar Sampah Bakal Dipajang di Medsos DLH Jakarta
Jangan Malas Bersih-Bersih! Debu di Rumah Penuh Mikroplastik Jahat yang Siap Mengundang Virus dan Penyakit
Udara Jakarta Tidak Sehat Pada Selasa (21/10) Pagi, Terburuk ke-6 Dunia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Kasus ISPA di Jakarta Terus Meroket, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Hari Ini Kualitas Udara Serpong Terburuk di Indonesia, Jakarta Nomor 3
Hari Ini Udara Jakarta Peringkat Terburuk Dunia Versi IQAir, Data Pemprov Cuma Catat 2 Titik
Jakarta di Posisi 3 sebagai Kota dengan Udara Terburuk di Dunia Hari Ini