Kasus ISPA di Jakarta Terus Meroket, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Terus Meroket, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Ilustrasi - Langkah preventif mencegah penularan wabah virus. (Pexel/Polina Tankilevitch)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Mereahputih.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat total 1.966.308 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Jakarta sejak Januari hingga Oktober 2025. Jumlah kasus ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dan mulai teridentifikasi sejak Juli 2025.

"Total kasus ISPA merupakan penyakit dengan jumlah kunjungan tertinggi di Puskesmas karena penularannya dapat terjadi dengan sangat mudah melalui percikan droplet maupun partikel aerosol di udara," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, Kamis (16/10).

Kenaikan kasus ISPA dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, termasuk tingginya polusi udara dan fenomena musim kemarau basah yang terjadi tahun ini. Kondisi lingkungan ini dinilai berdampak pada penurunan daya tahan tubuh masyarakat dan peningkatan jumlah agen biologis penyebab infeksi pernapasan.

Baca juga:

Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala

Gejala ISPA umumnya meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam. Gejala tambahan lain bisa berupa hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin, dan suara serak. Dalam kasus yang lebih parah, penderita bahkan dapat mengalami sesak napas yang memerlukan penanganan medis segera.

Meskipun demikian, ISPA dapat dicegah dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya pencegahan tersebut mencakup mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menghindari kerumunan, mengenakan masker di ruang padat atau area publik, dan menerapkan etika batuk dan bersin.

Selain itu, masyarakat dianjurkan membatasi aktivitas saat sakit, menghindari paparan asap rokok, serta meningkatkan daya tahan tubuh melalui asupan gizi seimbang, istirahat cukup, olahraga teratur, dan pengelolaan stres.

"Segera mengakses layanan kesehatan apabila mengalami gejala batuk dan pilek," tutur Ani.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, fenomena cuaca panas di sebagian besar wilayah Indonesia, dengan suhu maksimal mencapai 36,7 derajat Celcius, disebabkan oleh posisi gerak semu matahari di selatan ekuator pada Oktober, dan diprakirakan berlanjut hingga November 2025.

Baca juga:

Ribuan Warga Terkena Ispa Akibat Pembakaran Lapak Limbah Ilegal, Virus dan Bakteri Dapat Menular

Pakar kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam kesempatan terpisah, mengusulkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta gencar memberikan penyuluhan kepada warga tentang dampak cuaca panas untuk mengantisipasi masalah kesehatan.

Ia juga meminta Pemprov DKI memastikan semua fasilitas kesehatan memberikan kemudahan akses bagi warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat cuaca panas ekstrem. Masalah kesehatan yang bisa timbul akibat cuaca panas ekstrem antara lain heatstroke, dehidrasi, keracunan makanan (akibat bakteri cepat berkembang), dan kelelahan akibat panas.

#Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) #Gangguan Pernapasan #Polusi Udara #Dinas Kesehatan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Warga Baduy Korban Begal Ditolak RS di Jakarta, Dinkes DKI Telah Terima Rekaman CCTV Perlihatkan Perawatan Pasien
Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati memastikan seluruh fasilitas kesehatan di Ibu Kota memberikan pelayanan tanpa diskriminasi.
Dwi Astarini - Jumat, 14 November 2025
Warga Baduy Korban Begal Ditolak RS di Jakarta, Dinkes DKI Telah Terima Rekaman CCTV Perlihatkan Perawatan Pasien
Indonesia
ISPA di Jakarta Tembus 1,9 Juta Kasus, Kadinkes Ingatkan Bahaya Polusi Udara dan Perlunya Masker di Masa Pancaroba
ISPA, musim pancaroba, Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, infeksi pernapasan akut, jaga imunitas, flu, polusi udara, pencegahan ISPA, kasus ISPA Jakarta
Angga Yudha Pratama - Jumat, 14 November 2025
ISPA di Jakarta Tembus 1,9 Juta Kasus, Kadinkes Ingatkan Bahaya Polusi Udara dan Perlunya Masker di Masa Pancaroba
Indonesia
Ajaib! Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Sabet Kategori Baik WHO, Warga Boleh Buka Jendela Tanpa Takut Batuk
Dengan kondisi udara yang baik ini, warga bahkan disarankan untuk membuka jendela agar dapat menikmati udara bersih yang masuk dari luar
Angga Yudha Pratama - Selasa, 11 November 2025
Ajaib! Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Sabet Kategori Baik WHO, Warga Boleh Buka Jendela Tanpa Takut Batuk
Indonesia
Gubernur DKI Tegaskan Tak Ada Penolakan RS terhadap Warga Baduy Korban Begal
Gubernur DKI Pramono Anung membantah isu rumah sakit di Cempaka Putih menolak warga Baduy korban begal. Ia sebut insiden itu hanya kesalahpahaman bahasa.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 06 November 2025
Gubernur DKI Tegaskan Tak Ada Penolakan RS terhadap Warga Baduy Korban Begal
Indonesia
Ribuan Warga Siap Geruduk RDF Rorotan Buntut Bau Sampah dan Kasus ISPA yang Merajalela
Tiga kali uji coba gagal, warga siap lapor ke Polda soal Amdal
Angga Yudha Pratama - Senin, 03 November 2025
Ribuan Warga Siap Geruduk RDF Rorotan Buntut Bau Sampah dan Kasus ISPA yang Merajalela
Indonesia
Udara Jakarta Lebih Berbahaya 10 Kali Lipat dari Batas WHO pada Jumat (31/10), Ini Tips Bertahan Hidup dari Dinkes
Masyarakat kini dapat memantau kondisi lingkungan secara real-time melalui portal udara.jakarta.go.id dan aplikasi JAKI
Angga Yudha Pratama - Jumat, 31 Oktober 2025
Udara Jakarta Lebih Berbahaya 10 Kali Lipat dari Batas WHO pada Jumat (31/10), Ini Tips Bertahan Hidup dari Dinkes
Indonesia
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Berbeda dengan sanksi hukum yang bersifat mengikat, sanksi sosial lebih menekankan pembinaan moral dan tanggung jawab kolektif.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 30 Oktober 2025
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Indonesia
Picu Hujan Mikroplastik, Wajah Pelaku Bakar Sampah Bakal Dipajang di Medsos DLH Jakarta
Praktik pembakaran sampah itu membuat mikroplastik serta zat berbahaya seperti dioksin terlepas ke udara dan kembali jatuh ke tanah saat terjadinya hujan.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Picu Hujan Mikroplastik, Wajah Pelaku Bakar Sampah Bakal Dipajang di Medsos DLH Jakarta
Indonesia
Jangan Malas Bersih-Bersih! Debu di Rumah Penuh Mikroplastik Jahat yang Siap Mengundang Virus dan Penyakit
Mikroplastik ini terbentuk dari degradasi limbah plastik yang melayang di udara
Angga Yudha Pratama - Jumat, 24 Oktober 2025
Jangan Malas Bersih-Bersih! Debu di Rumah Penuh Mikroplastik Jahat yang Siap Mengundang Virus dan Penyakit
Indonesia
PSI DKI Temukan Anggaran Fantastis Pembelian Lampu Operasi di Dinkes, Nilainya Capai Rp 1,4 Miliar
PSI DKI menemukan anggaran fantastis pembelian lampu operasi di Dinkes. Nilai anggaran tersebut mencapai Rp 1,4 miliar.
Soffi Amira - Jumat, 24 Oktober 2025
PSI DKI Temukan Anggaran Fantastis Pembelian Lampu Operasi di Dinkes, Nilainya Capai Rp 1,4 Miliar
Bagikan