Jangan Remehkan Good Girl Syndrome


Sebuah kondisi yang justru merenggut kebahagiaan. (Foto: Unsplash Priscilla Du Preez)
BAGI sebagian orang, sumber kebahagiaan adalah ketika mereka menjadi sosok yang baik dan menyenangkan untuk orang lain. Namun, jika semuanya mulai terasa seperti tuntutan, ini mungkin adalah tanda bahwa kamu mengalami good girl syndrome, sebuah kondisi yang justru merenggut kebahagiaan.
Lalu, apa itu good girl syndrome?
Sejak kecil, orangtua biasanya menasehati anaknya untuk menjadi sosok yang patuh, disiplin, dan tidak egois. Harapan agar anak menjadi sosok baik terkadang juga datang dari lingkungan sekitar.
Baca juga:
Di mana pun mereka berada, anak-anak akan selalu diminta menjadi orang yang sopan, peduli dengan orang lain, dan punya kehormatan. Pada dasarnya, semua itu dilakukan karena orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya.

Sikap positif yang ditanamkan sejak kecil memang membuat kualitas diri anak semakin baik. Akan tetapi, masalah muncul bila harga diri seseorang sepenuhnya bergantung pada kebahagiaan orang lain. Ini adalah cikal-bakal dari good girl syndrome.
Seseorang akan terus memendam emosi dan keinginan sendiri demi membuat orang lain bahagia. Walaupun kamu bahagia saat membuat orang lain senang, kamu tidak bisa melakukan ini selamanya. Lama kelamaan, kamu akan merasa lelah dan jenuh.
Baca juga:
Mereka yang mengalami good girl syndrome biasanya takut mengecewakan orang lain. Mereka lebih baik diam dan cenderung menurut dibandingkan menyakiti perasaan orang lain. Melansir laman Hellosehat, berikut ciri-ciri yang menadakan kau mengalami good girl syndrome.
1. Selalu takut menganggu atau membuat kesal orang lain.
2. Perfeksionis dan selalu dituntut untuk berprestasi.
3. Sulit mengatakan tidak.
4. Terlalu terikat pada jadwal dan rutinitas.
5. Menghindari konflik karena merasa tidak nyaman.
6. Cemas saat menghadapi perubahan yang tidak dapat diperkirakan

Good girl syndrome adalah kondisi yang rumit, apalagi bila kamu sudah mengalaminya selama bertahun-tahun. Namun, tidak ada kata terlambat untuk membebaskan diri dari jeratannya. Untuk mengatasinya, kamu harus berani mengatakan dengan gamblang apa yang kamu mau.
Jangan pernah ragu dan takut jika orang lain berprasangka buruk denganmu. Kamu harus memiliki keteguhan hati dan mempertahankan prinsip yang kamu punya. Terakhir, mulailah belajar berdamai dengan diri sendiri. (and)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
