Studi Menemukan Penyebab Makan Lebih Banyak saat Karantina

P Suryo RP Suryo R - Senin, 22 Juni 2020
Studi Menemukan Penyebab Makan Lebih Banyak saat Karantina

Makan bersama di dalam keluarga sebenarnya menyenangka. (Foto: Unsplash/Stefan Vladimirov)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MASA karantina akibat pandemi COVID-19 menyisakan berbagai tinjauan ilmiah. Bukan hanya masalah virus corona itu melainkan persoalan lainnya yang menyertai kehidupan manusia. Salah satunya adalah aktivitas makan bersama dalam keluarga.

Dalam kondisi normal, sebelum pandemi, bisa jadi merupakan aktivitas yang menyenangkan. Sayangnya justru menjadi bumerang yang membuat emosional anak mudah terbawa kearah negatif.


Baca Juga:

Bersepeda Kembali Tren, 5 Tips Ini akan Menjagamu Aman dari Virus

makan
Makan bersama bila memiliki tekanan emosional akan membuat orang makan lebih banyak. (Foto: Unsplash/Jaco Pretorius)


Laman The New York Times menuliskan, dalam kondisi pandemi aktivitas membuat orang melakukan hal yang sama setiap harinya. Keseharian hanya berulang dari A ke Z terus berulang, bangun, mandi, makan, nonton film dan tidur lagi. Salah satu yang ikut berulang adalah makan bersama. Yang bisa jadi tadinya kegiatan menyenangkan bercampur dengan kondisi emosional yang membludak akibat karantina.

Barbel Knauper, profesor psikologi kesehatan di Universitas McGill, menunjukan adanya keterkaitan antara tidur dan olahraga serta struktur dan kesehatan mental. Kondisi ini mempengaruhi semua rumah tangga meskipun dengan atnmosfer yang berbeda.

Knauper menyebutkan makan bersama kemudian menjadi lebih emosional yang sangat mempengaruhi anak-anak. Secara umum, dua hal besar yang membuat anak makan secara emosional adalah kebosanan dan stres. Anak-anak sangat mudah terpengaruh karena melihat banyak hal dan mudah mengikuti apa yang mereka lihat secara langsung. Kemudian mereka mencontohnya karena emosinya terpengaruh.

Umumnya orang akan makan lebih banyak karena pengaruh dari stres itu. Namun tak sedikit juga yang tidak mampu mengonsumsi makan lebih banyak atau dalam posi normal. Knauper mengatakan bahwa dengan stres yang lebih lama dan berkelanjutan, mayoritas cenderung makan lebih banyak.


Baca Juga:

Pentingnya Jaga Kebugaran di Tengah Pandemi

makan
Adanya kecenderungan orang menjadi gemuk saat karantin apndemi. (Foto: Unsplash/Pablo Merchán Montes)

Makan emosional dapat berarti makan berlebihan. Dr. Julie Lumeng, profesor di University of Michigan, mengatakan hal ini sebagai respons terhadap emosi negatif, kecemasan, kesedihan, kemarahan atau kebosanan. Mereka yang mempelajari obesitas membedakan makan emosional dari motivasi lain yang menentukan berapa banyak orang makan seperti reaksi mereka terhadap ketersediaan makanan, atau rasa kenyang.

Lumeng, kondisi ini lebih banyak dialami orang dewasa ketimbang anak-anak. Meskipun tidak menutup kemungkinan adanyaa tren kenaikan pada anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada kontribusi genetik untuk makan banyak karerna pengaruh emosional. Lumeng menunjuka bahwa makan emosional di masa anak-anak karena pengaruh lingkungan dan cara orangtua membesarkan anaknya.

Apakah anak-anak makan sebagai respons terhadap stres? Menurut Lumeng, beberapa anak da[pat melakukannya. Tapi ada baiknya melihat lebih dekat pada apa yang mengganggu mereka. Ketika kita berpikir mereka makan lebih banyak karena pandemi, apakah itu karena mereka sedang sedih secara emosional, atau kecemasan, depresi atau mereka bosan ? Itu adalah pertanyaan yang sebenarnya. (joe)


Baca Juga:

3 Kebiasaan Makan dan Minum Ini Bisa Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh

#Cara Makan #Makan Besar #Makan Bersama
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Pakar Minta Angka Kecukupan Gizi dalam Program MBG Prioritaskan Keanekaragaman Pangan
Selama ini, BGN telah menetapkan standar gizi untuk anak-anak sekolah yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
Angga Yudha Pratama - Selasa, 17 Juni 2025
Pakar Minta Angka Kecukupan Gizi dalam Program MBG Prioritaskan Keanekaragaman Pangan
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Program Makan Bergizi Gratis Dibatalkan Prabowo, Diganti Pendidikan Gratis Seumur Hidup
Hasilnya tidak ditemukan informasi atau pemberitaan kredibel yang membenarkan klaim
Angga Yudha Pratama - Selasa, 13 Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Program Makan Bergizi Gratis Dibatalkan Prabowo, Diganti Pendidikan Gratis Seumur Hidup
Indonesia
Dirjen WHO Sebut Program Cek Kesehatan Gratis ‘Inisiatif Hebat’, Minta Negara Lain Contoh Indonesia
Kesehatan adalah hadiah terbaik bagi semua warga negara
Angga Yudha Pratama - Selasa, 11 Februari 2025
Dirjen WHO Sebut Program Cek Kesehatan Gratis ‘Inisiatif Hebat’, Minta Negara Lain Contoh Indonesia
Indonesia
Polri Ikutan Urus Makan Bergizi Gratis, Bakal Rekrut Anggota Berstatus ‘Ahli Gizi’
Segera buat rencana jangka pendek, menengah, dan panjang
Angga Yudha Pratama - Selasa, 29 Oktober 2024
Polri Ikutan Urus Makan Bergizi Gratis, Bakal Rekrut Anggota Berstatus ‘Ahli Gizi’
Bagikan