DPR Minta Pemerintah Waspadai Peningkatan Kasus COVID-19 di Tiongkok


Ilustrasi COVID-19. Foto: Pixabay
MerahPutih.com - Pemerintah diminta mempelajari secara baik kasus merebaknya kembali COVID-19 di Tiongkok. Ini penting dilakukan mengingat adanya informasi awal dari Presiden Jokowi bahwa akhir Desember 2022 atau awal Januari 2013 PPKM di Indonesia akan diakhiri.
"Dulu, Indonesia kan juga bebas COVID-19. Tetapi, itu ternyata tidak lama. Begitu sampai di Indonesia, perkembangannya dahsyat. Ada banyak yang terpapar dan korban jiwa," kata anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay di Jakarta, Senin (26/12).
Baca Juga:
"Kita boleh saja melakukan pelonggaran. Tetapi, kita tetap harus cari cara agar masyarakat aman. Pandemi COVID-19 yang kita lalui selama lebih 2 tahun, jangan terulang lagi," sambung dia.
Saleh mengatakan, rencana pemerintah untuk mencabut PPKM bisa dimengerti. Selain, secara umum di dunia internasional kasus COVID-19 telah mereda, hal ini juga penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebagaimana diketahui, banyak negara yang mengalami resesi pasca pandemi. Menurut Ketua Fraksi PAN DPR ini, pemerintah perlu menghindari itu dengan mengaktifkan kembali aktivitas warga di sektor publik.
"Dengan mencabut PPKM, pemerintah kelihatannya mau menaikkan produktivitas dan kreativitas warga. Harapannya, ekonomi tumbuh dan berkembang. Angkatan kerja kita yang sangat tinggi dapat digerakkan untuk kepentingan nasional," ujarnya.
Dalam konteks itu, Saleh meminta pemerintah melakukan beberapa hal. Pertama, memastikan bahwa vaksin booster sudah mencapai target minimal.
"Ini penting mengingat masih banyak warga yang hanya divaksin satu kali atau dua kali," imbuhnya.
Baca Juga:
Dengan booster, lanjut dia, tingkat imunitas masyarakat diharapkan menjadi tinggi. Kalaupun mereka beraktivitas dengan pelonggaran prokes, tidak akan membahayakan bagi kesehatan.
Kedua, pemerintah diminta untuk tetap mensosialisasikan pola hidup sehat. Ormas, OKP, organisasi profesi, sekolah, kampus, dan institusi lainnya perlu dilibatkan.
"Dengan pola hidup sehat, dipastikan masyarakat akan jauh terhindar dari berbagai penyakit," ujarnya.
Kemudian yang ketiga, Saleh berharap pemerintah tetap selalu meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian. Karena itu, menurutnya, obat dan alat-alat kesehatan yang memadai harus tetap disiapkan.
"Semoga kekurangan obat dan alkes tidak terjadi lagi ke depannya," pungkasnya. (Pon)
Baca Juga:
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Berhentikan Rahayu dari Jabatan Anggota DPR, Gerindra Harus Minta ‘Persetujuan’ Puluhan Ribu Warga Jakarta

Banjir Bali Ancam Citra Indonesia, DPR: Pemerintah Harus Hadir Nyata di Lapangan

Legislator Sebut Keadilan Restoratif Belum Sepenuhnya Capai Tujuan Pemidanaan Jika Hanya Sebatas Penghentian Kasus

Sekolah Rakyat Diharap Jadi Solusi Utama Pemerintah untuk Memutus Rantai Kemiskinan dan Mengurangi Angka Putus Sekolah

Pekerja Migran Perlu Regulasi dan Pembekalan Pengetahuan Sebelum Dikirim ke Luar Negeri

Puan Maharani Mendorong Pemerintah untuk Fokus pada Pemulihan Ekonomi Masyarakat Kecil di Bali

Fraksi Partai Gerindra DPR RI Nonaktifkan Rahayu Saraswati Buntut Ucapan Sakiti Banyak Pihak

Drainase Diduga Jadi Penyebab Banjir di Bali, DPR: Jika Dibiarkan Bisa Rugikan Masyarakat

[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Meminta Maaf ke Rakyat Karena Tak Bisa Membubarkan DPR
![[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Meminta Maaf ke Rakyat Karena Tak Bisa Membubarkan DPR](https://img.merahputih.com/media/df/92/f7/df92f72b6654ca72e44ade13c4d171f3_182x135.png)
Tak Dihilangkan, Gaji dan Tunjangan Guru Justru Diperluas dalam Draf RUU Sisdiknas untuk Kualitas Pendidikan
