Di Depan Ratusan Calon Perwira TNI-Polri, Kapolri Paparkan Strategi Agar Indonesia tak Terpecah Belah


Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi pembekalan terhadap 781 calon praja TNI-Polri di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Foto: MP/Kanu
MerahPutih.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi pembekalan terhadap 781 calon praja TNI-Polri di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Rincian komposisi jumlah calon perwira TNI-Polri yang akan dilantik adalah Akmil (AD) putra 244, putri 15 dan jumlah 259. Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) berjumlah 117, terdiri dari 104 putra dan 14 putri. Akademi Angkatan Udara (AAU) berjumlah 99, terdiri dari putra 90, putri 9. Sedangkan Akademi Kepolisian (Akpol) putra 256, putri 50 dengan jumlah 306.
Pembekalan calon perwira TNI dan Polri dilakukan sekaligus untuk persiapan pelaksanaan Prasetya Perwira TNI dan Pelantikan Perwira Polri di Istana Merdeka Selasa (16/7) mendatang.
BACA JUGA: Kapolri Tito Minta Naik Gaji Langsung di Depan Jokowi
Prasetya Perwira TNI dan Pelantikan Perwira Polri 2019 merupakan upacara penyumpahan dan pelantikan perwira TNI dan Polri, lulusan dari Akmil, AAL, AAU dan Akademi Kepolisian. Dalam kesempatan itu Presiden Joko Widodo selaku panglima tertinggi akan bertindak selaku inspektur upacara.

Tito memberikan banyak materi yang disampaikan kepada para capaja, salah satunya mengenai potensi konflik di Indonesia. Dia mengungkapkan, Indonesia sebagai negara kesatuan bisa saja mengalami konflik seperti beberapa negara yang mengalami perpecahan.
"Saya berpendapat bahwa potensi pecah itu bisa terjadi, bukan kita pesimis tapi antisipasi," kata Tito di Jakarta dalam keterangannya, Jumat (12/7).
Menurut Tito, ada dua faktor penyebab terjadinya pecah konflik, internal dan eksternal. Dari faktor internal, konflik bisa terjadi karena masyarakat kelas menengah belum mampu mendominasi segala sektor. Padahal, negara kuat adalah negara yang masyarakat kelas menengah memiliki peran dominan seperti ketahanan ekonomi.
BACA JUGA: Ketua DPR Ingatkan Kapolri Jangan Sampai Polri Terlihat Lemah di Mata Publik
"Kita harus jujur, kita belum mampu membuat bangsa kita dalam demografinya didominasi oleh kelas menengah, contoh Singapura, masyarakat kelas menengah mereka dominan," ujar Tito.
Tidak hanya menengah di sisi ekonomi, Tito juga mengingatkan, agar masyarakat juga dewasa dalam berpolitik dan demokrasi. Jika faktor internal tercukupi, secara otomatis potensi perpecahan konflik akan mengecil.
"Dewasa dalam berdemokrasi, potensi konflik jadi lebih rendah karena kecukupan," jelas dia.
Menurut Tito, seluruh negara besar dan kuat hampir dipastikan masyarakatnya didominasi kelas menengah. Untuk masyarakat kelas bawah keberadaannya hanya sebagian kecil. di antaranya Amerika, Singapura, Selandia Baru, Denmark, Norwegia, dan lain-lain
"Potensi konflik menjadi lebih rendah karena kecukupan. Bangsa yang memiliki kelas menengah yang lebih besar, akan meminimalkan konflik," ucap Tito.
Sebaliknya, kata Tito, bangsa yang memiliki banyak kelas bawah rentan kecemburuan sosial, rentan diprovokasi hingga rentan diadu domba.
"Kita lihat, Indonesia sampai saat ini masih didominasi kelas bawah, masih berbentuk piramid. Itu yang menjadi potensi perpecahan dari sudut pandang internal. Selama 74 tahun dominasi low class, pengangguran masih tinggi," kata Tito Karnavian.
BACA JUGA: Kapolri: Sekarang Tidak Ada Lagi Cebong Kampret, Adanya Bangsa Indonesia
Menurut Tito, walaupun pemerataan kesejahteraan naik, namun relatif masih kurang. Semua ini akan memicu munculnya isu-isu lain yang bersifat primordial.
"Isu ideologi, agama, perbedaan suku, ras, akan muncul ketika terjadi permasalahan di bidang kesejahteraan ekonomi," ujar Tito. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Mendagri Tito Minta Pemda Hidupkan Lagi Siskamling untuk Jaga Keamanan Wilayah

Mendagri Larang Kepala Daerah yang Wilayahnya Terjadi Demo Pergi Ke Luar Negeri

Menteri Tito Sebut BUMD Rugi Karena Banyak Titipan, Pramono Sebut Tunjuk Tim Sukses Jadi Komisaris Tidak Masalah

Perusahaan Besar Terlibat Kasus Beras Oplosan, DPR: Jangan Ditutup-tutupi, Penegakan Hukum Tanpa Pandang Bulu

300 BUMD Merugi Rp 5,5 Triliun, Tito: Banyak Diisi Orang Tak Profesional dan Tim Sukses

Pemerintah Kaji Putusan MK yang Pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah, Termasuk Dampak Negatifnya

[HOAKS atau FAKTA]: Mendagri Tito Sebut 100 Pulau akan Dijual Cuma-Cuma
![[HOAKS atau FAKTA]: Mendagri Tito Sebut 100 Pulau akan Dijual Cuma-Cuma](https://img.merahputih.com/media/ea/90/a7/ea90a76cc4ce6162e17453c96a46b02d_182x135.jpeg)
Retret Kepala Daerah Gelombang Dua Bukan Di Akmil, Prabowo Belum Pasti Hadir

Boleh Gelar Rapat di Hotel dan Restoran, DPRD DKI Jakarta Tunggu Keputusan Pemerintah Pusat

Izinkan Rapat Pemda di Hotel dan Restoran, Tito: 3-4 Kali Boleh, Jangan Dibikin 10 Kali
