Atasi Bullying, DPR Dorong Pelajaran PMP Dihidupkan Kembali

Andika PratamaAndika Pratama - Jumat, 06 Oktober 2023
Atasi Bullying, DPR Dorong Pelajaran PMP Dihidupkan Kembali

Ilustrasi. (MerahPutih/Alfi Rahmadhani)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Komisi X DPR RI mendorong Pemerintah melalui Kemendikbudristek untuk menghidupkan kembali mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) bagi semua lapisan pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Hal itu bertujuan untuk meningkatkan akhlak dan budi pekerti pelajar yang tengah merosot akibat banyaknya kasus bullying dan kekerasan.

Baca Juga

Pemprov DKI Ancam Sanksi Kepala Sekolah jika Terjadi Aksi Bullying

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf menilai, penyebab banyaknya terjadi peristiwa kekerasan dan perundungan anak salah satunya karena kurangnya pendidikan moral di bangku sekolah.

"Menurut saya kondisi ini sudah darurat moral, bukan lagi krisis moral. Karena pendidikan bagaimana menghargai orang lain, bagaimana menolong orang lain itu kan tidak ada pendidikannya," kata Dede, Jumat (6/10).

Kasus kekerasan di lingkungan pendidikan tengah menyita perhatian masyarakat saat seorang siswa di SMP Negeri 2 Cimanggu, Cilacap, Jawa Tengah, dengan tega memukul dan menendang teman sekelasnya. Peristiwa bullying berujung penganiayaan itu viral di media sosial.

Ada juga peristiwa kekerasan yang dialami seorang guru madrasah aliyah di Kecamatan Kebonagung, Demak, Jawa Tengah. Korban dibacok siswanya sendiri saat asesmen tengah semester. Beberapa waktu lalu, seorang siswi SD di Gresik, Jawa Timur, pun diduga dipalak dan dicolok matanya sampai buta oleh kakak kelasnya.

Dengan adanya rentetan peristiwa kekerasan dan bullying di lingkup sekolah, Dede menilai pendidikan akhlak sangat penting untuk membina anak-anak penerus bangsa. Terlebih Indonesia sendiri menjunjung tinggi adab ketimuran yang di dalamnya berisi tentang adab kesopanan, saling menghargai dan menghormati.

"Tapi, di era media sosial seperti ini, siswa tidak bisa disalahkan. Kalau siswa kita salahkan, nanti penjara anak akan penuh. Jadi, mau tidak mau, pendidikan akhlak anak harus kita perhatikan sejak dini. Dari sejak PAUD, dari sejak SD," jelas Dede.

Selain itu, legislator dari Dapil Jawa Barat II ini juga mendorong untuk dibentuknya Satuan Tugas (Satgas) di tiap-tiap sekolah, untuk mengantisipasi adanya perundungan dan kekerasan. Dede menyebut, Satgas ini nantinya berisi para guru, orang tua dan anggota Babinsa atau Bhabinkamtibmas.

"Satgas ini sangat penting untuk menanamkan pendidikan karakter yang dibutuhkan bagi anak-anak dalam menjunjung tinggi budi pekerti luhur. Karena Satgas ini melibatkan seluruh aspek masyarakat dan penegak hukum, untuk mengawasi, mendidik dan membina anak," jelasnya.

Baca Juga

Megawati Curhat Di-Bully Tidak Boleh Sebut Kader PDIP 'Petugas Partai'

Dengan hadirnya Satgas tersebut, Dede berharap dapat meredam kenakalan anak-anak, khususnya yang dilakukan di luar lingkungan sekolah. Seperti yang baru-baru ini terjadi saat geng motor yang berisikan anak-anak di bawah umur melakukan aksi kekerasan terhadap warga yang tengah melaksanakan ronda di Kampung Bandan, Jakarta Utara.

"Anak-anak yang ikut-ikutan masuk atau membuat geng-geng seperti geng motor juga cukup mengkhawatirkan karena sering bertindak melawan hukum. Satgas ini juga bisa mengantisipasi hal itu," papar Dede.

Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat ini pun menilai, kenakalan remaja juga tidak terlepas dari faktor internal mereka. Untuk itu, Dede mengimbau agar orangtua dan pihak keluarga memperhatikan dengan serius aktivitas dari anak-anak.

"Oleh karena itu penting sekali peran orang tua dalam membina anak, jangan sampai si anak malah terjerumus aktivitas negatif yang berakibat melawan hukum. Orang tua harus menjadi teman bagi anak dan mengarahkan ke mana minat dan bakatnya," tuturnya.

Lebih lanjut, Komisi X DPR yang membidangi urusan pendidikan juga menganggap era keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi turut berperan terhadap maraknya aksi bullying maupun kenakalan remaja lainnya. Dede menyebut, banyak anak terpengaruh atas konten-konten negatif di media sosial dan game.

“Itu juga jadi pemicu terkikisnya moral anak karena banyak konten negatif di media sosial, termasuk game-game. Anak-anak itu perekam yang baik, mereka gampang mencontoh apa yang dilihatnya kan,” sebutnya.

"Tayangan-tayangan ataupun game-game yang dimainkan sekarang oleh anak-anak itu, tidak ada filternya. Main tembak, main bunuh, main tabrak. Mereka kan polos, mereka adopsi saja itu dari game. Jadi sebaiknya harus ada filter,” tutup Dede. (Pon)

Baca Juga

Pemprov DKI Tegaskan Tak Ada Bullying di SDN 06 Pesanggrahan

#Dede Yusuf #Bullying
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Cegah Perundungan, Legislator: Stop Normalisasi Kekerasan, Termasuk yang Dibungkus Candaan
Nduk Nik menilai perundungan bukan hanya melukai korban secara fisik dan psikis, tetapi juga mencerminkan darurat empati di kalangan anak-anak dan remaja.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 29 Juli 2025
Cegah Perundungan, Legislator: Stop Normalisasi Kekerasan, Termasuk yang Dibungkus Candaan
Indonesia
Parents Tinggal di Jakbar Wajib Tahu, 4 Puskesmas Buka Layanan Psikologis Klinik Anak Korban Bully
Puskesmas Kecamatan Tambora, Tamansari, Kembangan, dan Palmerah.
Wisnu Cipto - Rabu, 30 April 2025
Parents Tinggal di Jakbar Wajib Tahu, 4 Puskesmas Buka Layanan Psikologis Klinik Anak Korban Bully
Indonesia
Viral, Remaja Putri Dipukuli Pelaku dan Teman-Temannya di Tambora Gara-Gara Rebutan Pacar
Korban perundungan dituding merebut pacar salah satu pelaku.
Wisnu Cipto - Selasa, 15 April 2025
Viral, Remaja Putri Dipukuli Pelaku dan Teman-Temannya di Tambora Gara-Gara Rebutan Pacar
Indonesia
Cegah Bullying dan Pelecehan, Dewan NasDem Minta Disdik Pemasangan CCTV Pintar di Sekolah
Sistem serupa telah diterapkan di akademi militer dan terbukti efektif.
Dwi Astarini - Sabtu, 12 April 2025
Cegah Bullying dan Pelecehan, Dewan NasDem Minta Disdik Pemasangan CCTV Pintar di Sekolah
Infografis
Bukan Diberi Pendampingan, 2 Korban Selamat Pesawat Jeju Air Malah Dihujat Netizen Korsel
Berdasarkan sumber dari akun facebook Uss Missouri Rebuild, Korea Selatan saat ini adalah salah satu negara dengan tingkat kasus bullying tertinggi di Dunia. Dalam kasus ini netizen Korsel malah menyalahkan korban selamat dalam insiden besar karena mereka menyelamatkan diri tanpa peduli nasib penumpang lainnya.
Wiwit Purnama Sari - Senin, 06 Januari 2025
Bukan Diberi Pendampingan, 2 Korban Selamat Pesawat Jeju Air Malah Dihujat Netizen Korsel
Lifestyle
6 Faktor Penyebab Anak Jadi Bully, Orangtua dan Guru Wajib Tahu Nih
Pelaku bullying (bully) bisa melakukan perundungan yang bersifat fisik, verbal, atau psikologis yang dapat terjadi secara langsung atau daring.
Dwi Astarini - Selasa, 24 Desember 2024
6 Faktor Penyebab Anak Jadi Bully, Orangtua dan Guru Wajib Tahu Nih
Indonesia
Disdik DKI Beri Pendampingan Psikologi Korban Bullying di SMAN 70 Jakarta
SMAN 70 Jakarta Selatan telah memberi sanksi tegas dengan mengeluarkan lima siswa kelas 12 yang terlibat kasus perundungan atau bullying.
Frengky Aruan - Jumat, 20 Desember 2024
Disdik DKI Beri Pendampingan Psikologi Korban Bullying di SMAN 70 Jakarta
ShowBiz
Aktris Siti Rahayu Effendi, Ibunda Dede Yusuf, Meninggal Dunia
Sosok almarhumah dikenal luas sebagai aktris berbakat yang membintangi berbagai film legendaris Indonesia.
Dwi Astarini - Kamis, 28 November 2024
Aktris Siti Rahayu Effendi, Ibunda Dede Yusuf, Meninggal Dunia
Fun
Parents, Penting Lakukan Hal ini ketika Anak Jadi Korban Perundungan
Ketika anak menjadi korban perundungan, dukungan dan pendampingan orang tua menjadi sangat penting.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 November 2024
Parents, Penting Lakukan Hal ini ketika Anak Jadi Korban Perundungan
Lifestyle
Waspada Cyberbullying, Begini 5 Cara Menghentikannya
Waspada cyberbullying, ada lima cara untuk menghentikannya. Cyberbulling menjadi masalah serius yang berdampak pada kesehatan mental.
Soffi Amira - Kamis, 31 Oktober 2024
Waspada Cyberbullying, Begini 5 Cara Menghentikannya
Bagikan