Setujui Impor, Petani Garam Ajukan Satu Syarat
Minggu, 30 Juli 2017 -
MerahPutih.com - Asosiasi Petani Garam Republik Indonesia (APGRI) mengakui kondisi panen garam di Madura memang merosot. Meski sudah mulai panen, namun hasilnya masih sangat jauh dari maksimal.
"Untuk wilayah Madura saja, masih 15 ribu ton yang dipanen. Ini masih jauh dari maksimal," kata Ketua APGRI Muhammad Jafar di Surabaya, Minggu (30/7).
Petani tidak mempermasalahkan pemerintah berupaya melakukan impor garam. Asalkan, pemerintah mau mengkomunikasikan dengan petani. Sebab, kata M Jafar, dikhawatirkan garam impor itu dijual pada saat bersamaan dengan panen garam petani lokal.
"Makanya kami berharap agar pemerintah bisa berkomunikasi dengan petani. Kita cari solusi bersama agar garam impor itu tidak merugikan petani. Kami tidak egois jika ada impor garam. Tapi tolong dikomunikasikan," lanjut Jafar.
Jafar menjelaskan, sejauh ini petani tidak pernah dikomunikasikan dalam hal impor garam.
Padahal, dari kondisi sekarang, petani sudah mulai panen. Besar kemungkinan pada September 2017 mendatang akan terjadi panen garam besar-besaran. (*)
Berita ini merupakan laporan dari Budi Lentera, kontributor merahputih.com untuk wilayah Cirebon dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya dalam artikel: Pemerintah Harus Serius Tangani Kelangkaan Garam