Setujui Impor, Petani Garam Ajukan Satu Syarat
Ketua APGRI Muhammad Jafar. (MP/Budi Lentera)
MerahPutih.com - Asosiasi Petani Garam Republik Indonesia (APGRI) mengakui kondisi panen garam di Madura memang merosot. Meski sudah mulai panen, namun hasilnya masih sangat jauh dari maksimal.
"Untuk wilayah Madura saja, masih 15 ribu ton yang dipanen. Ini masih jauh dari maksimal," kata Ketua APGRI Muhammad Jafar di Surabaya, Minggu (30/7).
Petani tidak mempermasalahkan pemerintah berupaya melakukan impor garam. Asalkan, pemerintah mau mengkomunikasikan dengan petani. Sebab, kata M Jafar, dikhawatirkan garam impor itu dijual pada saat bersamaan dengan panen garam petani lokal.
"Makanya kami berharap agar pemerintah bisa berkomunikasi dengan petani. Kita cari solusi bersama agar garam impor itu tidak merugikan petani. Kami tidak egois jika ada impor garam. Tapi tolong dikomunikasikan," lanjut Jafar.
Jafar menjelaskan, sejauh ini petani tidak pernah dikomunikasikan dalam hal impor garam.
Padahal, dari kondisi sekarang, petani sudah mulai panen. Besar kemungkinan pada September 2017 mendatang akan terjadi panen garam besar-besaran. (*)
Berita ini merupakan laporan dari Budi Lentera, kontributor merahputih.com untuk wilayah Cirebon dan sekitarnya. Baca juga berita lainnya dalam artikel: Pemerintah Harus Serius Tangani Kelangkaan Garam
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Janji Impor Garam Berhenti di 2027, Sudah Bisa Produksi Dalam Negeri
Ketua Komisi VI DPR Soroti Janji Menteri KKP Stop Impor Garam Akhir 2027
Indonesia Setop Impor Garam 2027, Itu Janji Menteri KKP ke Prabowo
Pemerintah Kembali Impor Garam, Begini Kondisi Stok
Larangan Impor Garam Konsumsi akan Berlaku Tahun 2025
Aturan Larangan Impor Garam Konsumsi Berlaku 2025
Terigu & Garam Diusulkan Masuk Kategori Bahan Pokok Dijamin Negara
Mengenal Garam Organik Kusamba Khas Bali
Garam Berlebih Picu Penyakit Ginjal Kronis
Mendag Akui Harga Garam Merangkak Naik