Seputar 'Drawing Pen', ATK yang Ramai Dibicarakan Menyusul Lem Aibon
Kamis, 31 Oktober 2019 -
NETIZEN baru-baru ini dihebohkan dengan kabar anggaran lem Aibon yang mencapai angka Rp. 82,8 miliar. Ternyata anggaran tersebut bukan lah satu-satunya anggaran yang tak masuk akal dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2020.
Salah satu anggaran tak masuk akal lainnya ialah bolpoin. Yang mencapai angka hingga Rp. 123,8 miliar. Angka yang cukup fantastis bukan? Anggaran bolpoin ini pun ikut ramai diperbincangkan di berbagai media sosial. Biar sahabat Merah Putih tidak ketinggalan perbincangan tersebut, berikut fakta seputar bolpoin sedang ramai dibicarakan.
Baca juga:
Fakta Unik Lem Aica Aibon, Beli Rp 82,8 Miliar Bisa Disusun Berjajar dari Jakarta Sampai Semarang
Spesifikasi anggaran bolpoin APBD Jakarta

Dalam situs APBD Jakarta, tertulis bahwa Rp. 123,8 miliar tersebut digunakan untuk membeli 98.322,85 bolpoin setiap bulannya dalam setahun. Bolpoin yang dibeli adalah bolpoin jenis drawing pen 0.1 70,5. Satu bolpoinnya dibeli seharga Rp. 105 ribu.
Jika dilihat secara seksama, jumlah pembelian bolpoin tersebut terasa janggal karena jumlah pembeliannya tidak bulat (terdapat koma di dalamnya). Selain itu, harga Rp. 105 ribu untuk drawing pen bisa dibilang terlalu mahal.
Tim Merah Putih mencari harga drawing pen di berbagai toko online. Kami mendapatkan bahwa satu bolpoin rata-rata dijual dengan harga Rp. 9.000 - 10.000 saja. Sangat berbeda jauh dengan harga drawing pen di APBD Jakarta.
Baca juga:
Soroti Anggaran Aneh APBD DKI Beli Bolpoin Rp124 M, PSI: Siapa yang Usul?
Kelebihan drawing pen

Ujung drawing pen lebih tipis dan hasil guratannya terasa lebih tajam dibanding bolpoin biasanya. Tebal guratan yang diinginkan pun bisa dipilih, sesuai dengan tipe drawing pen yang dibeli. Kelebihan tersebut lah yang membuat drawing pen dipilih untuk aktivitas menggambar, sesuai dengan namanya.
Bukan berarti drawing pen tidak dapat digunakan untuk menulis. Hasil tulisan dari drawing pen juga lebih baik dari bolpoin pada umumnya. Tapi karena harganya yang lebih mahal dibanding bolpoin biasa, drawing pen jarang digunakan untuk kegiatan tulis menulis. Biasanya drawing pen digunakan untuk menulis dokumen-dokumen penting saja.
Apa yang bisa didapat dengan anggaran tersebut

Dengan anggaran tersebut, kita bisa mendapatkan enam pen termahal di dunia. Yaitu Aurora Diamante Fountain Pen yang dijual seharga USD 1,4 juta atau setara dengan Rp 20,6 miliar. Pena tersebut pun dapat digunakan berulang-ulang kali karena tintanya dapat diisi ulang.
Atau kita bisa mendapatkan 12 bolpoin termahal dunia. Yaitu Mont Blanc Ball Point yang dijual dengan harga USD 730 ribu atau sekitar Rp. 10,2 miliar. Bolpoin tersebut dilengkapi dengan perhiasan yang mengelilingi badan bolpoin. (sep)
Baca juga:
Harga Online Aibon Cuma Rp9.500, RAPBD DKI Patok Rp82 M. Lumayan Bedanya!