Selain COVID-19, Masyarakat Juga Dihantui Ancaman Penyakit DBD
Jumat, 03 April 2020 -
MerahPutih.com - Juru Bicara Penanggulangan Corona Achmad Yurianto mengingatkan masyarakat terkait bahaya penyakit demam berdarah di tengah pandemi virus corona.
Menurut Yuri, demam berdarah biasanya muncul di bulan April dan Mei, atau di musim-musim peralihan seperti saat ini.
Baca Juga:
LBM Eijkman Dapat Sumbangan Dana Penanganan COVID-19 Rp10 Miliar
"Pada musim pancaroba di bulan April, Mei. Secara statistik data kita masih sering menunjukkan peningkatan kasus demam berdarah," ungkap Yurianto di gedung BNPB, Jakarta, Kamis (3/4)
Yuri menyarankan masyarakat yang sedang work from home dan beraktitas di rumah agar jangan bepergian, dan bisa memanfaatkan waktunya untuk bersih-bersih rumah.
"Jangan sampai ini memperburuk pandemi COVID-19," ujar Yuri yang mengenakan kemeja putih ini.
"Lakukan pembersihan sarang nyamuk di rumah. Waktu kita cukup banyak di rumah," tuturnya.
Ia juga mengaku berduka atas meninggalnya petugas medis dalam memerangi virus COVID-19 di tanah air.
Di Jakarta sendiri tercatat ada 95 petugas medis yang terpapar virus COVID-19
"Kami, atas nama pemerintah berduka atas meninggalnya mereka. Di antara mereka ini ada guru-guru kita, ada senior-senior kita yang tanpa lelah menurunkan ilmu mereka kepada kita semua," kata dia.
Yuri mengatakan, hal ini menjadi sebuah keprihatinan yang mendalam bagi pemerintah.
Menurutnya, pemerintah akan bertekad memutus rantai penyebaran virus corona.
"Ini sebuah keprihatinan yang mendalam bagi kita dan sekaligus harusnya jadi dorongan kuat bagi kita sekalian untuk bertekad memutuskan rantai penyebaran ini, dan kita bisa dalam waktu yang tidak lama menghentikan penyebaran ini," kata Yuri.

Yuri mengklaim, pemerintah sudah menyuplai lebih dari 300 ribu alat pelindung diri ke sejumlah wilayah.
"Karena dengan alat pelindung diri yang benar dan berstandar tenaga kesehatan bisa melakukan kegiatan dengan baik;" jelas Yuri
Rinciannya DKI Jakarta sebanyak 85 ribu unit, Jawa Barat 54 ribu, Jateng 50 ribu, Jatim 50 ribu, DIY 10 ribu, Banten 10 ribu dan di luar Jawa ada 10 ribu lebih.
Yuri juga mengatakan pemerintah akan memperbanyak lagi fasilitas pemeriksaan COVID-19 seperti laboratorium. Penambahan laboratorium ini diharapkan bisa mempercepat penanganan corona dan menghentikan penyebarannya di Indonesia.
"Oleh karena itu, maka kita akan memperbanyak lagi fasilitas penguji untuk pemeriksaan COVID-19. Seperti diketahui sekarang sudah ada 48 laboratorium yang beroperasi tentunya dengan kapasitas masing-masing," katanya.
Baca Juga:
Pandemi COVID-19, Agus Rahardjo: Jangan Membahas Kenaikan Gaji Pimpinan KPK
Pemerintah juga saat ini sedang mengkonversi alat kesehatan lama sehingga bisa mendeteksi virus corona. Alat yang dikonversi ini adalah alat pemeriksaan penyakit TBC.
"Dan kita akan tambah lagi dengan mengaktifkan alat diagnostik semula dipakai pemeriksaan TBC ternyata secara teknologi bisa digunakan pemeriksaan COVID-19, ini cukup banyak dan tersebar di seluruh tanah air. Namun, masih diperlukan beberapa konversi mesin dan kemudian beberapa setting, kita akan kerja keras mengejar semuanya," pungkasnya.
Berikut adalah sebaran virus corona di tanah air.
Aceh: 5 Kasus Positif
Bali: 27 Kasus Positif
Banten: 170 Kasus Positif
Bangka Belitung: 2 Kasus Positif
Bengkulu: 2 Kasus Positif
DI Yogyakarta: 27 Kasus Positif
DKI Jakarta: 971 Kasus Positif
Jambi: 2 Kasus Positif
Jawa Barat: 225 Kasus Positif
Jawa Tengah: 114 Kasus Positif
Jawa Timur: 155 Kasus Positif
Kalimantan Barat: 10 Kasus Positif
Kalimantan Timur: 22 Kasus Positif
Kalimantan Tengah: 12 Kasus Positif
Kalimantan Selatan: 8 Kasus Positif
Kalimantan Utara: 8 Kasus Positif
Kepulauan Riau: 8 Kasus Positif
Nusa Tenggara Barat: 7 Kasus Positif
Sumatera Selatan: 12 Kasus Positif
Sumatera Barat: 8 Kasus Positif
Sulawesi Utara: 3 Kasus Positif
Sumatera Utara: 22 Kasus Positif
Sulawesi Tenggara: 6 Kasus Positif
Sulawesi Selatan: 82 Kasus Positif
Sulawesi Tengah: 4 Kasus Positif
Lampung: 12 Kasus Positif
Riau: 10 Kasus Positif
Maluku Utara: 1 Kasus Positif
Maluku: 1 Kasus Positif
Papua Barat: 2 Kasus Positif
Papua: 16 Kasus Positif
Sulawesi Barat: 1 Kasus Positif
Dalam Proses Verifikasi di Lapangan: 31 Kasus
Total: 1.986 Kasus Positif. (Knu)
Baca Juga:
BIN Sebut COVID-19 Bakal Mengancam Hingga Juli, MPR Ingatkan Pemerintah tak Main-main