Selain COVID-19, Masyarakat Juga Dihantui Ancaman Penyakit DBD

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 03 April 2020
Selain COVID-19, Masyarakat Juga Dihantui Ancaman Penyakit DBD

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (ANTARA/HO-Gugus Tugas COVID-19)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Juru Bicara Penanggulangan Corona Achmad Yurianto mengingatkan masyarakat terkait bahaya penyakit demam berdarah di tengah pandemi virus corona.

Menurut Yuri, demam berdarah biasanya muncul di bulan April dan Mei, atau di musim-musim peralihan seperti saat ini.

Baca Juga:

LBM Eijkman Dapat Sumbangan Dana Penanganan COVID-19 Rp10 Miliar

"Pada musim pancaroba di bulan April, Mei. Secara statistik data kita masih sering menunjukkan peningkatan kasus demam berdarah," ungkap Yurianto di gedung BNPB, Jakarta, Kamis (3/4)

Yuri menyarankan masyarakat yang sedang work from home dan beraktitas di rumah agar jangan bepergian, dan bisa memanfaatkan waktunya untuk bersih-bersih rumah.

"Jangan sampai ini memperburuk pandemi COVID-19," ujar Yuri yang mengenakan kemeja putih ini.

"Lakukan pembersihan sarang nyamuk di rumah. Waktu kita cukup banyak di rumah," tuturnya.

Ia juga mengaku berduka atas meninggalnya petugas medis dalam memerangi virus COVID-19 di tanah air.

Di Jakarta sendiri tercatat ada 95 petugas medis yang terpapar virus COVID-19

"Kami, atas nama pemerintah berduka atas meninggalnya mereka. Di antara mereka ini ada guru-guru kita, ada senior-senior kita yang tanpa lelah menurunkan ilmu mereka kepada kita semua," kata dia.

Yuri mengatakan, hal ini menjadi sebuah keprihatinan yang mendalam bagi pemerintah.

Menurutnya, pemerintah akan bertekad memutus rantai penyebaran virus corona.

"Ini sebuah keprihatinan yang mendalam bagi kita dan sekaligus harusnya jadi dorongan kuat bagi kita sekalian untuk bertekad memutuskan rantai penyebaran ini, dan kita bisa dalam waktu yang tidak lama menghentikan penyebaran ini," kata Yuri.

Ilustrasi pasien positif terpapar COVID-19 (Foto Antaranews)
Ilustrasi pasien positif terpapar COVID-19 (Foto Antaranews)

Yuri mengklaim, pemerintah sudah menyuplai lebih dari 300 ribu alat pelindung diri ke sejumlah wilayah.

"Karena dengan alat pelindung diri yang benar dan berstandar tenaga kesehatan bisa melakukan kegiatan dengan baik;" jelas Yuri

Rinciannya DKI Jakarta sebanyak 85 ribu unit, Jawa Barat 54 ribu, Jateng 50 ribu, Jatim 50 ribu, DIY 10 ribu, Banten 10 ribu dan di luar Jawa ada 10 ribu lebih.

Yuri juga mengatakan pemerintah akan memperbanyak lagi fasilitas pemeriksaan COVID-19 seperti laboratorium. Penambahan laboratorium ini diharapkan bisa mempercepat penanganan corona dan menghentikan penyebarannya di Indonesia.

"Oleh karena itu, maka kita akan memperbanyak lagi fasilitas penguji untuk pemeriksaan COVID-19. Seperti diketahui sekarang sudah ada 48 laboratorium yang beroperasi tentunya dengan kapasitas masing-masing," katanya.

Baca Juga:

Pandemi COVID-19, Agus Rahardjo: Jangan Membahas Kenaikan Gaji Pimpinan KPK

Pemerintah juga saat ini sedang mengkonversi alat kesehatan lama sehingga bisa mendeteksi virus corona. Alat yang dikonversi ini adalah alat pemeriksaan penyakit TBC.

"Dan kita akan tambah lagi dengan mengaktifkan alat diagnostik semula dipakai pemeriksaan TBC ternyata secara teknologi bisa digunakan pemeriksaan COVID-19, ini cukup banyak dan tersebar di seluruh tanah air. Namun, masih diperlukan beberapa konversi mesin dan kemudian beberapa setting, kita akan kerja keras mengejar semuanya," pungkasnya.

Berikut adalah sebaran virus corona di tanah air.

Aceh: 5 Kasus Positif

Bali: 27 Kasus Positif

Banten: 170 Kasus Positif

Bangka Belitung: 2 Kasus Positif

Bengkulu: 2 Kasus Positif

DI Yogyakarta: 27 Kasus Positif

DKI Jakarta: 971 Kasus Positif

Jambi: 2 Kasus Positif

Jawa Barat: 225 Kasus Positif

Jawa Tengah: 114 Kasus Positif

Jawa Timur: 155 Kasus Positif

Kalimantan Barat: 10 Kasus Positif

Kalimantan Timur: 22 Kasus Positif

Kalimantan Tengah: 12 Kasus Positif

Kalimantan Selatan: 8 Kasus Positif

Kalimantan Utara: 8 Kasus Positif

Kepulauan Riau: 8 Kasus Positif

Nusa Tenggara Barat: 7 Kasus Positif

Sumatera Selatan: 12 Kasus Positif

Sumatera Barat: 8 Kasus Positif

Sulawesi Utara: 3 Kasus Positif

Sumatera Utara: 22 Kasus Positif

Sulawesi Tenggara: 6 Kasus Positif

Sulawesi Selatan: 82 Kasus Positif

Sulawesi Tengah: 4 Kasus Positif

Lampung: 12 Kasus Positif

Riau: 10 Kasus Positif

Maluku Utara: 1 Kasus Positif

Maluku: 1 Kasus Positif

Papua Barat: 2 Kasus Positif

Papua: 16 Kasus Positif

Sulawesi Barat: 1 Kasus Positif

Dalam Proses Verifikasi di Lapangan: 31 Kasus

Total: 1.986 Kasus Positif. (Knu)

Baca Juga:

BIN Sebut COVID-19 Bakal Mengancam Hingga Juli, MPR Ingatkan Pemerintah tak Main-main

#Virus Corona #Demam Berdarah
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Antisipasi Pemprov Cegah Lonjakan Kasus DBD di Jakarta
Biasanya kasus DBD di Jakarta mencapai puncaknya di bulan April-Mei
Wisnu Cipto - Senin, 28 Juli 2025
Antisipasi Pemprov Cegah Lonjakan Kasus DBD di Jakarta
Indonesia
PSI DKI Kesal dengan Pemprov, Fogging DBD Dilaksanakan Kalau Sudah Ada Korban
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI berharap Pemprov DKI Jakarta bertindak preventif dalam menghadapi isu DBD di Jakarta
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 16 April 2025
PSI DKI Kesal dengan Pemprov, Fogging DBD Dilaksanakan Kalau Sudah Ada Korban
Indonesia
Puncak Kasus DBD Terjadi April, Dinkes DKI Siapkan Strategi ini
Puncak kasus DBD terjadi April ini. Dinkes DKI pun menyiapkan strategi untuk menanggulangi penyakit tersebut.
Soffi Amira - Kamis, 13 Maret 2025
Puncak Kasus DBD Terjadi April, Dinkes DKI Siapkan Strategi ini
Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Indonesia
Dewan PSI Minta Pemprov DKI Distribusikan Alat Fogging untuk Tangani DBD
Kasus DBD di Jakarta meningkat.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 14 Februari 2025
Dewan PSI Minta Pemprov DKI Distribusikan Alat Fogging untuk Tangani DBD
Indonesia
Dinkes DKI Imbau Warga Jakarta Waspadai Lonjakan Kasus DBD saat Musim Hujan
Jumlah kasus DBD di Jakarta meningkat hingga 77 persen pada Januari 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 13 Februari 2025
Dinkes DKI Imbau Warga Jakarta Waspadai Lonjakan Kasus DBD saat Musim Hujan
Indonesia
Nyamuk Aedes Aegypti Ternyata Bisa Bertelur di Sendok, Warga Jakarta Diingatkan Jangan Biarkan Air Tergenang
Kalaupun, wadah penampungan air tak memungkinkan dikuras seminggu sekali, maka tutuplah
Angga Yudha Pratama - Kamis, 13 Februari 2025
Nyamuk Aedes Aegypti Ternyata Bisa Bertelur di Sendok, Warga Jakarta Diingatkan Jangan Biarkan Air Tergenang
Berita Foto
Aksi Fogging Basmi Nyamuk Demam Berdarah di Pemukiman Padat Penduduk Kebayoran Lama
Petugas dari Puskesmas, melakukan pengasapan (Fogging) sebagai upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Aedes Aegypti atau Demam berdarah di pemukiman padat Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 30 Januari 2025
Aksi Fogging Basmi Nyamuk Demam Berdarah di Pemukiman Padat Penduduk Kebayoran Lama
Indonesia
Cikal Bakal Nyamuk Wolbachia Jadi Pengendali DBD
Program pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia ini telah diuji coba dengan positif dalam mengurangi jumlah kasus DBD.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 25 September 2024
Cikal Bakal Nyamuk Wolbachia Jadi Pengendali DBD
Indonesia
Dinkes DKI Lepas Nyamuk Wolbachia di Kembangan Jakbar Pekan Depan
Jakarta Barat menjadi salah satu area yang diprioritaskan untuk penerapan teknologi ini
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 September 2024
Dinkes DKI Lepas Nyamuk Wolbachia di Kembangan Jakbar Pekan Depan
Bagikan