Satgas COVID-19 Beberkan Potensi Peningkatan Level PPKM di Sejumlah Daerah
Jumat, 04 Februari 2022 -
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo memerintahkan Luhut Binsar Panjaitan, Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali dan Airlangga Hartarto, Koordinator PPKM luar Jawa-Bali untuk segera mengevaluasi level PPKM .
Evalusi dilakukan karena kasus harian COVID-19 menembus 27 ribu sehari.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kemungkinan sejumlah daerah berpotensi mengalami kenaikan level PPKM mengingat kasus yang terus melonjak.
Baca Juga:
Ketua MPR Duga Ada Praktik Curang Karantina COVID-19
Pemerintah memutuskan menyesuaikan indikator PPKM dengan mempertimbangkan indikator kepenuhan rawat inap di fasilitas kesehatan.
"Maka dari itu dalam pengumuman PPKM selanjutnya, kemungkinan akan ada perubahan level di daerah tertentu berdasarkan indikator tersebut," kata Wiku dikutip dari keterangan resminya, Jumat (4/2).
Meski demikian, kata Wiku, selama masa transisi akan tetap digunakan asesmen yang telah diumumkan dalam Inmendagri No 6 dan 7 tahun 2022.
Melalui hasil asesmen yang ada saat ini, diingatkan kembali kepada pemerintah daerah. Khususnya di kabupaten/kota yang ada di level 2 dan 3 untuk menegakkan protokol kesehatan, pengaturan aktivitas yang bisa beroperasi, terus mengejar target vaksinasi dan testing di daerahnya, serta terus memantau ketersediaan layanan kesehatan.
Ini dilakukan agar daerah tersebut dapat menekan laju kasus dan menghindari kenaikan level di periode PPKM selanjutnya, yaitu pada 2 minggu lagi.
"Mohon bisa mengoordinasikan kendala penanganan, baik kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah aglomerasi di daerah tersebut," katanya.
Baca Juga:
Baru Sembuh dari COVID-19, Kapan Boleh Suntik Vaksin Booster?
Wiku menegaskan, ada dua hal penting yang menjadi fokus saat ini.
Yakni mencegah agar tidak tertular dan menangani pasien positif sebaik mungkin agar segera sembuh.
Kabar baiknya, jika melihat tren kematian saat ini, jauh lebih sedikit dibandingkan saat terjadinya gelombang pertama.
Hal ini dikarenakan, pada pasien positif Omicron, 90 persen mengalami gejala ringan dan asimtomatik atau tanpa gejala.
"Maka dapat diartikan sebagian besar kasus positif yang ada memiliki peluang besar untuk sembuh," jelas Wiku.
Terkait kondisi saat ini, Wiku kembali mengingatkan pemerintah daerah terutama penyumbang terbesar kasus positif untuk dapat mengevaluasi penanganan di wilayahnya.
Lalu, melakukan penyesuaian pengaturan kegiatan masyarakat apabila diperlukan.
"Tentunya kita berharap di minggu depan dapat mulai terlihat perkembangan yang lebih baik," tutup Wiku. (Knu)
Baca Juga:
Ratusan Orang di Lingkungan DPR Positif COVID-19, Beberapa AKD Tetap Gelar Rapat