Restrukturisasi Kredit Melandai, Bank Tetap Harus Tambah Cadangan Modal

Kamis, 09 Desember 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Angka restrukturisasi kredit perbankan kian melandai, sering perkembangan mudahnya orang mobilitas dan pulihnya berbagai sektor ekonomi. Tercatat, restrukturisasi kredit perbankan menjadi Rp 714 triliun yang diberikan kepada 4,4 juta debitur, dari yang sebesar Rp 738,67 triliun pada September 2021.

Sementara, restrukturisasi kredit yang diberikan oleh perusahaan pembiayaan tercatat Rp216,22 triliun kepada 5,9 juta debitur.

Baca Juga:

Ribuan Pengusaha Terdampak Letusan Semeru, OJK Minta Bank Restrukturisasi Kredit

Seiring dengan saat program restrukturisasi kredit akan berakhir, sesuai dalam Peraturan OJK Nomor 48 tahun 2021 saat ini telah diperpanjang hingga Maret 2023, permodalan perbankan diminta jangan sampai tidak cukup atau terjadi cliff edge effect.

"Ini menjadi perhatian dan kami menunggu mudah-mudahan dengan ekonomi yang lebih baik kredit yang direstrukturisasi ini semakin membaik dan jumlahnya akan semakin kecil," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.

Dengan kebijakan restrukturisasi kredit, ia menuturkan rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) bruto per Oktober 2021 masih tetap terjaga, di bawah ambang batas lima persen yakni 3,2 persen.

Selain itu, lanjut dia, rasio pemenuhan kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) pada Oktober 2021 juga tercatat cukup tinggi yaitu 25,34 persen.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan tumbuh 3,98 persen sejak Januari hingga awal Desember 2021 (year to date/ytd), meningkat dari pertumbuhan Januari-Oktober 2021, yakni 3,21 persen (ytd).

"Dengan demikian, kami yakin pada akhir Desember ini mungkin di atas empat persen, bahkan kemungkinan 4,5 persen," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Kamis (9/12).

Uang
Layanan Bank. (Foto: Antara)

Menurut dia, kredit semakin meningkat belakangan ini meskipun pandemi masih melanda dikarenakan sudah mulai menggeliatnya ekonomi domestik.

Jika dilihat dari segmen kreditnya per Oktober 2021, penyaluran kredit UMKM dan ritel terus mencatatkan pertumbuhan positif yakni 3,04 persen jika dibandingkan dengan Oktober 2020 (year on year/yoy) atau 3,35 persen selama Januari-Oktober 2021 (ytd).

Kredit korporasi juga sudah mulai tumbuh sebesar 1,87 persen (yoy) dan 2,4 persen (ytd) hingga Oktober 2021. Pertumbuhan kredit pada Oktober 2021 lebih banyak didukung oleh bank persero dengan peningkatan 6,84 persen (yoy) dan 5,31 persen (ytd), serta Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 5,99 persen (yoy) dan 4,04 persen (ytd).

Sementara, kredit 200 grup debitur besar terpantau stabil dengan pertumbuhan Rp64,58 triliun pada Oktober 2021 (yoy) atau naik 5,7 persen (ytd). (Asp)

Baca Juga:

Bank DKI Pimpin Sindikasi Kredit Rp 4 Triliun ke UMKM, Anies Utarakan Harapan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan