Redakan Konflik Suriah, Dewan Keamanan PBB Keluarkan Resolusi Gencatan Senjata
Jumat, 23 Februari 2018 -
MerahPutih.Com - Konflik Suriah sudah mencapai tahap mencemaskan. Faksi-faksi yang bertikai terus berperang sehingga pertumpahan darah tak bisa terelakan. Banyaknya korban sipil yang berjatuhan dalam konflik Suriah membuat Dewan Keamanan PBB turun tangan.
Berdasarkan keterangan Utusan Kuwait untuk PBB yang juga menjabat sebagai Chairman DK PBB, pada sidang Dewan Keamanan pada hari ini Jumat (23/2) para anggota DK PBB akan memberikan suara terkait resolusi gencatan senjata di Suriah. Resolusi tersebut menuntut gencatan senjata selama 30 hari. Tujuannya agar pengiriman bantuan dan penanganan kesehatan di Suriah dapat dilaksanakan tim misi kemanusiaan.
Belum jelas bagaimana sekutu Suriah, Rusia, pemegang hak veto di Dewan Keamanan, akan menanggapi rancangan resolusi susunan Swedia dan Kuwait tersebut. Resolusi membutuhkan sembilan suara mendukung dan tidak ada penolakan dari Rusia, China, Amerika Serikat, Inggris atau Prancis.
Sebelumnya, menurut Xinhua sebagaimana dilansir Antara, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan segera dihentikannya pertikaian di daerah kantung yang dikuasai gerilyawan di Suriah, Ghouta Timur.
"Seruan saya kepada semua yang terlibat ialah penghentian segera semua aksi perang di Ghouta Timur, diizinkannya bantuan kemanusiaan mencapai semua yang memerlukan, diizinkannya pengungsian sebanyak 700 orang yang memerlukan pengobatan mendesak yang tak bisa diberikan di sana, dan juga diciptakannya kemungkinan buat warga sipil lain untuk secara efektif diobati di lokasi," kata Guterres.
"Ini adalah tragedi kemanusiaan, yang merebak di depan mata kita, dan saya kira kita tak bisa membiarkan keadaa berlangsung dengan cara yang mengerikan ini," katanya.
Ia mengatakan ia mengerti bahwa anggota Dewan Keamanan melakukan pembahasan mengenai Suriah, tapi menegaskan bahwa Ghouta Timur tak bisa menunggu.
Duta Besar Swedia untuk PBB Olof Skoog mengatakan kepada wartawan pada Rabu pagi bahwa delegasinya dan delegasi Kuwait sedang merancang resolusi mengenai Suriah.
"Kami meminta segera dihentikannya pertikaian selama 30 hari di seluruh Suriah," kata Skoog. Rancangan resolusi tersebut juga meminta akses kemanusiaan dan pengungsian medis ditambah pencabutan pengepungan buat empat lokasi tertentu, termasuk Ghouta Timur.
Rancangan resolusi itu juga meminta perlindungan rumah sakit dan instalasi medis lain, dan menyeru semua pihak agar mematuhi hukum kemanusiaan internasional, katanya.
Duta Besar Jonathan Allen dari Inggris menyampaikan harapan bahwa pemungutan suara dapat dilakukan rancangan resolusi tersebut dan rancangan itu bisa disahkan sesegera mungkin.
"Yang penting ialah resolusi ini menghadapi pemungutan suara sesegera mungkin, disahkan sesegera mungkin dan oleh karena itu dihentikannya permusuhan, keinginan jelas Dewan Keamanan berlaku sesegera mungkin," kata Jonathan Allen kepada wartawan.
"Pada saat ini, sementara pemboman kian bertambah parah, waktu makin tipis, dan kita harus bertindak," katanya.
Tentara Suriah meningkatkan upaya merebut kembali Ghouta Timur, kubu utama terakhir gerilyawan di negeri itu. Serangan udara mengakibatkan keadaan kemanusiaan menyedihkan di daerah kantung tersebut, di dekat ibu kota Suriah, Damaskus.(*)