Puluhan Ribu Driver Gojek Apresiasi Kebijakan Kenaikan Tarif Kemenhub
Jumat, 30 September 2022 -
MerahPutih.com - Kementerian Perhubungan akhirnya memenuhi tuntutan driver ojek online (ojol). Para driver mengajak Kemenhub untuk mendengarkan aspirasi dari mitra aktif ojek online dan bisa mengkaji ulang kebijakan terkait komisi dan biaya penunjang, pasca-kenaikan BBM beberapa waktu lalu.
Lebih dari 65 ribu mitra Gojek yang tergabung dalam 1.660 komunitas di berbagai penjuru nusantara mengapresiasi kebijakan Kemenhub yang menaikkan tarif di tiga zona.
Apresiasi disampaikan mitra lewat surat kepada Kemenhub melalui Tonny Agus Setiono, Kasubdit Angkutan Perkotaan Direktorat Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan.
Baca Juga:
Pergantian CEO Dinilai Tidak Akan Berdampak Besar Bagi Gojek
Menurut mitra Gojek, dalam beberapa surat, kenaikan tarif roda dua bisa menjawab keresahan mereka akibat kenaikan biaya operasional dan biaya kebutuhan pokok.
"Dengan surat ini kami ingin menyampaikan terima kasih kami terhadap kebijakan penyesuaian tarif ojek online di tengah kenaikan BBM, hal itu cukup membantu komunitas Segoroland," ujar komunitas Segoroland asal Surabaya pada Jumat (30/9), dikutip Antara.
Apresiasi yang sama disampaikan Brigade Auto Online Bandung (BAONG) dan Himpunan Driver Bandung Raya (HDBR) dari Bandung, Jawa Barat, yang menaungi ribuan pengemudi.
Mereka menyatakan terima kasih atas adanya kenaikan tarif roda dua dan juga kenaikan tarif layanan lainnya. Kenaikan dipandang sangat membantu dampak kenaikan BBM.
Tidak hanya menyampaikan apresiasi, puluhan ribu mitra Gojek ini juga menceritakan pengalaman mereka mencari nafkah sebagai pengemudi Gojek.
Baca Juga:
Cerita CEO GoTo Jatuh Bangun Tokopedia dan Gojek Hingga Melantai di Bursa
Seperti yang dituturkan oleh anggota komunitas POOPRI dari Palembang yang telah menjadi mitra driver Gojek sejak tahun 2015, bahwa penghasilannya sebagai mitra Gojek membuat anaknya bisa berkuliah hingga meraih gelar sarjana.
Hal senada juga disampaikan oleh komunitas KKDOP, bahkan menutup surat dengan kekhawatiran dan kegusarannya akan tidak dapat bekerja jika tidak ada Gojek.
Bertahun-tahun menjadi mitra driver Gojek rupanya anggota komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia ini telah mengetahui dan merasakan langsung berbagai manfaat dari komisi atau biaya jasa aplikasi yang diberlakukan Gojek selama ini.
Oleh karena itu, mereka tak ingin besaran komisi yang berlaku saat ini, berubah komposisinya, karena akan berdampak kepada manfaat-manfaat tadi juga.
Seperti yang disampaikan oleh komunitas Koordinasi Gianyar-Klungkung, Bali bahwa mereka tak ingin pengurangan komisi akan menghambat operasional Gojek yang bisa berujung pada penutupan Gojek.
Lebih lanjut, komunitas ini juga mempertanyakan keberadaan kelompok yang menyebut dirinya sebagai "asosiasi" dan kerap diajak diskusi oleh pemerintah. Padahal "asosiasi" tersebut tidak mewakili keberadaan sebagian besar mitra driver aktif Gojek.
Para mitra-mitra yang menyampaikan surat tersebut merupakan mitra yang sudah memanfaatkan aplikasi Gojek untuk mencari pendapatan sejak 2015. Dalam suratnya mereka juga menyampaikan manfaat dari keberadaan Gojek dan program-programnya untuk mitra. (*)
Baca Juga:
Klaim Hasan Bangun Bisnis Model Ojek Online di 2008 Sehingga Gugat Gojek Rp 24 Triliun