Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi
Jumat, 12 September 2025 -
MerahPutih.com - Presiden Nepal Ramchandra Paudel mencoba meyakinkan semua pihak. Ia menegaskan bahwa sejumlah upaya dilakukan untuk memenuhi tuntutan pengunjuk rasa.
Pernyataan itu disampaikan menyusul gelombang protes keras yang terjadi di Nepal sejak awal pekan. Aksi protes membuatnya jatuhnya korban, yang meningkat menjadi 34 orang tewas, sementara 1.368 lainnya terluka.
“Saya mengimbau semua pihak agar percaya bahwa upaya sedang dilakukan untuk segera memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa, serta bekerja sama menjaga perdamaian dan ketertiban secara tertib,” kata Presiden Paudel.
Tentara Nepal telah dikerahkan di berbagai wilayah dengan pemberlakuan jam malam untuk memulihkan ketertiban.
Ia juga menekankan pentingnya melindungi demokrasi dan menegakkan hukum serta ketertiban.
Baca juga:
Puluhan WNI Dievakuasi Dari Nepal, Ratusan Orang Masih Bertahan
Sementara itu, juru bicara pusat Kepolisian Nepal, Binod Ghimire, mengatakan bahwa “sebanyak 14.307 narapidana melarikan diri dari berbagai penjara di seluruh negeri” selama protes berlangsung.
Protes yang terjadi di Nepal dipicu oleh kebijakan pemerintah yang melarang penggunaan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan YouTube.
Massa mengikuti demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial yang diterapkan pemerintah Nepal. (Anadolu/as/Antaranews)
Langkah tersebut memicu kemarahan, terutama di kalangan generasi muda (Gen Z) yang merasa hak mereka untuk berekspresi dibatasi.
Selain itu, ketidakpuasan terhadap praktik korupsi dan kondisi ekonomi yang memburuk turut memperburuk situasi.
Aksi protes memburuk. Massa menyerang rumah-rumah pejabat, termasuk mantan Perdana Menteri dan mantan Presiden.
Gedung parlemen dan kantor pemerintah lainnya juga dibakar.
Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengundurkan diri pada Selasa (9/9) di tengah eskalasi kekerasan yang melanda negara tersebut.
Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengundurkan diri pada Selasa (9/9) di tengah eskalasi kekerasan yang melanda negara tersebut.(*)