Pragmatisme Politik Merajalela di 2024, PDIP Akan Tetap Setia di Jalan Ideologinya
Sabtu, 27 April 2024 -
MerahPutih.com - Pragmatisme politik dalam berbagai bentuk yang terjadi nyata di Pemilu 2024 lalu tak akan membuat PDI Perjuangan mengubah haluan. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui kondisi demokrasi Indonesia sedang terguncang akibat pragmatisme politik berlebihan di Pemilu 2024.
Sebagai contoh, wajar bila saat ini ada perasaan khawatir bahwa rakyat kecil takkan punya harapan bisa menjadi pemimpin hanya karena tak ada koneksi ke aparat berkuasa dan oligarki pemegang modal.
Baca juga:
“Mengkhawatirkan kalau ke depan syarat jadi pemimpin adalah harus punya uang, punya koneksi dengan aparat berkuasa dan investor politik” kata Hasto di hadapan peserta rapat koordinasi PDIP Majalengka, Sabtu (27/4).
Hasto menekankan bahwa PDIP akan tetap setia dengan jalan ideologinya.
“Godaan pragmatisme takkan melunturkan berbagai program pendidikan politik kerakyatan yang selama ini telah dilakukan,” ucap Hasto.
Karena pada akhirnya, PDIP percaya bahwa kunci utama tetaplah kebersatuan dengan rakyat.
“Kami bersama rakyat, menjadi solusi bagi rakyat, dibanding hanya hadir di saat akhir jelang pemilihan dengan menebar uang,” ungkap Hasto.
Baca juga:
PDIP Keliru Gugat Hasil Pemilu ke PTUN, Pakar Hukum : Putusan MK itu Penyelesaian Terakhir
Sebagai contoh, PDIP telah sejak lama mengkampanyekan program menanam 10 tanaman pendamping beras. Program dilakukan sejak sebelum ada krisis pangan seperti yang sedang terjadi pada saat ini, yang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina dan terakhir konflik Israel dan Iran.
“Dedikasi dari PDIP adalah mengangkat harkat dan martabat wong cilik, martabat para petani,” urai Hasto.
Menurut Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpesan bahwa dunia saat ini sedang menghadapi krisis. Yang pertama terkait perang di Eropa dan krisis di Timur Tengah. Semua itu, mau tak mau akan berpengaruh pada konstelasi politik dan ekonomi.
Saat ini, misalnya, terjadi tekanan pada mata uang rupiah, disertai penurunan pendapatan negara akibat turunnya permintaan akan bahan baku yang kerap diekspor Indonesia.
Baca juga:
Di sisi fiskal, beban subsidi BBM akan menjadi sangat berat. Kata Hasto, beban itu belum ditambah beban akibat progam makan siang gratis.
“Berpolitik membumi, inilah yang akan membuat PDIP bisa berdiri kokoh menghadapi gempuran,” pungkas Hasto. (Knu)