Politikus PDIP Nilai Sekarang Saatnya Jokowi 'Tarik Rem' Redam Lonjakan Kasus COVID-19
Jumat, 11 Juni 2021 -
Merahputih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta kembali menarik 'rem' untuk meredam lonjakan penularan COVID-19 secara nasional.
Peningkatan penularan COVID-19 terjadi secara drastis di sejumlah daerah setelah libur lebaran lalu.
Baca Juga
Ratusan Nakes Terpapar Corona, Dinkes Jateng Kirim 120 Nakes dari Luar Kudus
“Kalau Pak Presiden pernah mengungkapkan strategi gas-rem dalam penanganan COVID-19, menurut saya sekaranglah saatnya pemerintah menarik kembali remnya," kata politikus PDIP, Charles Honoris dalam keterangannya, Jumat (11/6).
Wakil Ketua Komisi IX DPR itu menilai soal menarik 'rem' untuk meredam lonjakan kasus COVID-19 tentunya pemerintah lebih memahami.
"Entah bentuknya pembatasan sosial atau apapun, yang jelas dengan kondisi penularan seperti sekarang, kita tidak bisa membiarkan masyarakat berkegiatan tanpa batas seperti ini,” tandas Charles.
Charles menyoroti kondisi lonjakan COVID-19 setelah libur lebaran yang terjadi di Kabupaten Kudus, Bangkalan, dan yang terbaru di Semarang dan Jakarta. Khusus di DKI Jakarta, yang menjadi daerah pemilihan Charles, bahkan angka keterisian rumah sakit sudah 59 persen.
“Khusus di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, keterisian sudah 67 persen, dan tiap hari jumlah pasien yang masuk bertambah. Pagi tadi, saya mendapat laporan 400-an pasien masuk wisma atlet, ambulans sampai mengantre,” kata Charles.

Sementara menurut data tingkat keterisian rumah sakit (bed occupancy rate/BOR) per provinsi yang dikeluarkan Kemenkes per Jumat 11 Juni 2021, tercatat provinsi dengan BOR tertinggi berturut-turut yakni Jawa Tengah sebesar 65 persen.
Kemudian, Kalimantan Barat 59 persen, Jawa Barat 59 persen, DKI Jakarta 59 persen dan DI Yogyakarta 59 persen. “Kondisi ini cukup mengkhawatirkan,” ucap politisi muda PDI Perjuangan tersebut.
Menurut Charles dengan penarikan rem kembali, diharapkan angka penularan COVID-19 kembali landai, sehingga angka keterisian rumah sakit juga menurun.
“Kalau pemerintah tidak segera menarik rem, saya khawatir lonjakan penularan semakin menjadi tidak terkendali dan rumah sakit tidak sanggup lagi menampung pasien. Kalau sudah begini, bukan tidak mungkin kondisi seperti di India terjadi di Indonesia,” kata Charles.
Baca Juga
8 Pasien Corona Kudus Dilarikan ke Rumah Sakit, 1 Meninggal Dunia
Selain menarik rem, pemerintah juga harus melakukan percepatan vaksinasi COVID-19. Sebab, kesuksesan vaksinasi merupakan jalan utama keluar dari pandemi ini.
“Kondisi kita sekarang kejar-kejaran antara vaksinasi dan laju penularan. Saya berharap seluruh elemen masyarakat bisa berpartisipasi dalam vaksinasi, agar Indonesia segera keluar dari pandemi dan masa-masa sulit ini,” ujarnya. (Pon)