Pengembangan Pariwisata Berbasis Minat, Respon Indonesia terhadap Tantangan Ekonomi Global
Kamis, 17 April 2025 -
Merahputih.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) meyakini bahwa sektor pariwisata dapat menjadi solusi atas kekhawatiran banyak negara, khususnya di Asia Selatan, terkait dampak kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS).
"Di tengah kekhawatiran global terkait tarif perdagangan, kami percaya bahwa pariwisata menawarkan jalan keluar yang menjanjikan," ungkap Martini M. Paham, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Kamis (17/4)..
Martini menjelaskan bahwa pariwisata memungkinkan pemerintah suatu negara untuk memahami kebutuhan pasar terkini dan menarik investor guna meningkatkan pendapatan negara. Di Indonesia, Kemenpar melihat adanya pergeseran tren pasar ke arah pariwisata berbasis minat, seperti gastronomi, kelautan, dan kebugaran.
Baca juga:
Jangan Panik! Tarif Trump Justru Buka Pintu Emas Pariwisata Lokal Jadi Tulang Punggung Negeri
Indonesia memiliki potensi besar dalam pariwisata gastronomi, dengan kekayaan rempah-rempahnya. Program "Indonesia Spice Up the World" diluncurkan untuk memperkuat potensi ini dan mendorong industri restoran Indonesia di luar negeri. Program ini melibatkan kerja sama lintas kementerian, termasuk Kementerian Perdagangan, Kesehatan, dan Pertanian.
Dalam pariwisata kebugaran, Indonesia menawarkan pengalaman unik yang menggabungkan perawatan medis dan pencegahan penyakit, seperti spa, pengenalan herbal lokal, dan makanan sehat. Potensi pasar untuk jenis pariwisata ini sangat besar.
Baca juga:
Sementara itu, pariwisata kelautan memanfaatkan status Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Berbagai acara komunitas diadakan untuk menarik minat wisatawan.
Kemenpar terus belajar dari praktik terbaik negara lain untuk mengembangkan pariwisata di pulau-pulau Indonesia. Salah satu strateginya adalah menarik investasi untuk membangun fasilitas wisata seperti resor.
"Kami yakin bahwa keempat program ini—tiga target pasar berbasis minat dan acara komunitas—adalah kunci untuk pengembangan pariwisata dalam jangka pendek dan menengah," tegas Martini.