Pengembangan Pariwisata Berbasis Minat, Respon Indonesia terhadap Tantangan Ekonomi Global
Ilustrasi: Suasana alun-alun Kota Tua, Jakarta Barat yang dipadati oleh pengunjung pada H+1 Lebaran 2024, Kamis (11/4/2024). (ANTARA/Farhan Arda Nugraha)
Merahputih.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) meyakini bahwa sektor pariwisata dapat menjadi solusi atas kekhawatiran banyak negara, khususnya di Asia Selatan, terkait dampak kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS).
"Di tengah kekhawatiran global terkait tarif perdagangan, kami percaya bahwa pariwisata menawarkan jalan keluar yang menjanjikan," ungkap Martini M. Paham, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Kamis (17/4)..
Martini menjelaskan bahwa pariwisata memungkinkan pemerintah suatu negara untuk memahami kebutuhan pasar terkini dan menarik investor guna meningkatkan pendapatan negara. Di Indonesia, Kemenpar melihat adanya pergeseran tren pasar ke arah pariwisata berbasis minat, seperti gastronomi, kelautan, dan kebugaran.
Baca juga:
Jangan Panik! Tarif Trump Justru Buka Pintu Emas Pariwisata Lokal Jadi Tulang Punggung Negeri
Indonesia memiliki potensi besar dalam pariwisata gastronomi, dengan kekayaan rempah-rempahnya. Program "Indonesia Spice Up the World" diluncurkan untuk memperkuat potensi ini dan mendorong industri restoran Indonesia di luar negeri. Program ini melibatkan kerja sama lintas kementerian, termasuk Kementerian Perdagangan, Kesehatan, dan Pertanian.
Dalam pariwisata kebugaran, Indonesia menawarkan pengalaman unik yang menggabungkan perawatan medis dan pencegahan penyakit, seperti spa, pengenalan herbal lokal, dan makanan sehat. Potensi pasar untuk jenis pariwisata ini sangat besar.
Baca juga:
Sementara itu, pariwisata kelautan memanfaatkan status Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Berbagai acara komunitas diadakan untuk menarik minat wisatawan.
Kemenpar terus belajar dari praktik terbaik negara lain untuk mengembangkan pariwisata di pulau-pulau Indonesia. Salah satu strateginya adalah menarik investasi untuk membangun fasilitas wisata seperti resor.
"Kami yakin bahwa keempat program ini—tiga target pasar berbasis minat dan acara komunitas—adalah kunci untuk pengembangan pariwisata dalam jangka pendek dan menengah," tegas Martini.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
80% Destinasi Wisata Aceh Porak-poranda Akibat Bencana Banjir-Longsor
Borobudur Tambah Kuota Wisatawan dari 1.200 Jadi 4.000 Sehari Jadi Sorotan Parlemen
Makin Ketat, Melancong Ke Eropa Data Harus Dikirim Sebelum Tiba
Stop Manjakan Pariwisata dengan Uang Negara, DPR Desak Pemerintah Fokus Infrastruktur dan Sport Tourism ala Eropa
Viral Lift Rp 200 Miliar di Tebing Pantai Kelingking Nusa Penida, DPR Minta Proyek Tak Rusak Alam
Anjing Liar Goyang Pariwisata Babel, Pemprov Terbitkan Kebijakan Eliminasi
Pengesahan UU Pariwisata Dinilai Bakal Jadi Angin Segar Target Ekonomi 8 Persen
DPR Resmikan RUU Kepariwisataan, Siap Beradaptasi dengan Revolusi Digital Global
Dukung Desa Kreatif dan UMKM, Kemenparekraf Ajukan Anggaran Rp1,06 Triliun
Penetapan 36 Bandara Miliki Status Internasional Dorong Peningkatan Wisatawan