Pengakhiran Operasi PLTU Butuh Dana USD 130 Miliar

Jumat, 23 Juni 2023 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Indonesia diklaim membutuhkan investasi pada sektor energi senilai USD 1,3 triliun agar mampu mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, kebutuhan tersebut akumulatif investasi dari sekarang sampai tahun 2060.

Baca Juga:

Pemprov DKI dan PLN Kerja Sama Olah Sampah Jadi Bahan Bakar PLTU

Fabby merincikan, untuk pendanaan investasi secara tahunan periode 2023-2030, diperkirakan membutuhkan USD 30-40 miliar.

Setelah melewati tahun 2030, pendanaan investasi tahunan meningkat USD 40-60 miliar supaya mampu mencapai target transisi energi yang ditentukan.

Agar mampu mewujudkan transisi energi secara keseluruhan, Fabby menilai, pemerintah perlu meningkatkan lagi pendanaan investasi untuk pemanfaatan energi terbarukan dan pemberhentian operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Kajian IESR menunjukkan kebutuhan investasi untuk sektor kelistrikan senilai USD 130 miliar sampai tahun 2030.

“Kami sudah hitung kebutuhan investasi untuk di sektor kelistrikan saja untuk mencapai target emission peak, kemudian pengakhiran operasi PLTU lebih awal, itu dibutuhkan kira-kira USD 130 miliar sampai 2030,” ujarnya.

Dari segi pemanfaatan energi terbarukan, pemerintah setidaknya perlu mengganti dan memenuhi pertumbuhan permintaan energi sebesar 40 persen.

Kemudian dari segi PLTU, Indonesia membutuhkan sekitar USD 4-5 miliar untuk merealisasikan pemberhentian PLTU.

“IESR itu melihat bahwa pendanaan untuk pensiun dini PLTU itu penting, karena pensiun dini PLTU itu jadi kunci untuk kita bisa menaikkan bauran energi," katanya.

Baca Juga:

Laporan Soal PLTU Sulsel 1 Disebut Hoaks, Ini Kata ICW

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan