Di Belém Leader Summit, Indonesia Janji Bauran Energi Capai 23 Persen di Tahun 2030
Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim Hashim Djojohadikusumo (kanan) menyampaikan pernyataan pemerintah Indonesia dalam Belém Leader Summit di Belém, Brasil, Kamis (6/11) waktu setempat. Belém Leader Summit merupakan pertemuan pendahuluan jelang Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-bangsa ke-30 (COP30), yang mempertemukan para pemimpin dunia untuk membahas isu-isu perubahan iklim. (ANTARA/HO-KemenLH)
MerahPutih.com - Belém Leader Summit berlangsung di Brasil, Indonesia dipimpin Hashim Djojohadikusumo didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq dan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Belém Leader Summit merupakan pertemuan pendahuluan jelang Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-bangsa ke-30 (COP30).
Belém Leader Summit yang berlangsung pada 6 dan 7 November 2025 ini mempertemukan para pemimpin dunia untuk membahas isu-isu perubahan iklim.
Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim Hashim Djojohadikusumo menegaskan, Pemerintah Indonesia berkomitmen memperkuat iklim nasional.
Baca juga:
"Indonesia datang ke Belém dengan pesan yang jelas. Kami tetap berkomitmen untuk memperkuat komitmen iklim nasional kami, dan siap bekerja sama dengan semua negara untuk mewujudkan aksi iklim yang nyata, inklusif, dan ambisius," kata Hashim Djojohadikusumo di Belém, Brasil, Kamis (6/11) waktu setempat.
Pihaknya memimpin delegasi RI dalam Belém Leader Summit, jelang Konferensi ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-bangsa (COP30).
"Saya sebagai Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Iklim dan Energi, mewakili Presiden Prabowo Subianto yang berhalangan hadir di konferensi para pihak yang terhormat ini," katanya.
Presiden Prabowo Subianto di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mematuhi Perjanjian Paris guna mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat.
"Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu 8 persen, secara berkelanjutan. Strategi pertumbuhan hijau kami tercermin dan terukir dalam Kontribusi Nasional Kedua (SNDC). Kami menetapkan target setara CO2 sebesar 1,2 GT pada skenario rendah dan 1,5 GT pada skenario tinggi pada tahun 2035," katanya.
Dalam Belém Leader Summit, adik Presiden RI itu juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk mencapai target energi terbarukan yang lebih tinggi, mencapai 23 persen dari bauran energi pada tahun 2030.
"Dan pengembangan teknologi lain seperti tenaga nuklir sebagai bagian dari transisi energi bersih kami," kata Hashim Djojohadikusumo.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Di Belém Leader Summit, Indonesia Janji Bauran Energi Capai 23 Persen di Tahun 2030
ADB Kucurkan Pinjaman Rp 2,99 Triliun Buat Proyek Panas Bumi Indonesia
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050