Menhan Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada Akan Kemungkinan 'Proxy War'
Senin, 12 Agustus 2019 -
MerahPutih.com - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengingatkan masyarakat akan ancaman yang akan dihadapi bangsa Indonesia di era perkembangan modernisasi dan globalisasi. Untuk itu ia menghimbau agar rakyat tetap waspada.
"Kita juga harus selalu waspada terhadap ancaman non-fisik yaitu, ancaman terhadap 'mindset' Bangsa Indonesia yang berupaya untuk mengubah Ideologi Negara Pancasila atau yang populer dengan istilah perang modern atau 'Proxy War'," ujar Ryamizard saat acara Forum Rekat Bangsa di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (12/8).
Baca Juga: Mayjen (Purn) Soenarko Disebut Ingin Bunuh Pejabat, Menhan: Kalau Bener, Gue Gampar
Ryamizard mengatakan, metode operasional perang tersebut dilakukan melalui Infiltrasi ke dalam dimensi intelijen, militer, pendidikan, ekonomi, ideologi, politik, Sosial Budaya atau kultur dan agama, bantuan-bantuan, kerja sama berbagai bidang dan media atau informasi.

Muara akhir dari perang modern yang bernuansa materialisme ini adalah guna menguasai sumber-sumber daya alam dan sumber perekonomian nasional.
Ia pun mencontohkan beberapa negara yang telah hancur karena idelogi dan simbol persatuannya telah dirusak oleh pengaruh Ideologi lain seperti misalnya Yugoslavia, Uni Soviet atau Rusia serta beberapa negara di Timur Tengah.
Baca Juga: Kata Menhan Tentang Pertahanan Indonesia
"Ini adalah salah satu contoh negara gagal," tutur mantan KASAD ini.
Karena itu Ryamizard mengaku bersyukur, sebagai bangsa yang merdeka patut bersyukur dan bangsa karena bangsa Indonesia memiliki ideologi Pancasila sebagai sebuah anugerah yang luar biasa dari Tuhan Yang Maha Besar sebagai dasar negara, ideologi negara, dan pandangan hidup bangsa yang digali oleh para pendiri bangsa
Ia pun menjelaskan, setiap Negara memiliki konsep ideologinya masing-masing sebagai simbol pemersatu yang khas dan pas untuk negaranya sendiri, seperti Komunisme untuk China dan Korea Utara, Liberalisme untuk Amerika, Monarchi atau Kerajaan untuk Inggris dan Syariah Islam yang berbasis Wahabisme untuk Arab Saudi dan beberapa Negara di Timur Tengah.
"Tetapi, di Indonesia, ideologi-ideologi di atas tidak boleh," tutup Ryamizad. (Knu)
Baca Juga: Menhan Ryamizard Ryacudu Minta Purnawirawan Jangan Jadi Provokator